Pembuatan kurva standar glukosa

3.7.10. Kadar gula pereduksi Miller 1959

Prinsip metode ini adalah dalam suasana alkali gula pereduksi akan mereduksi 3,5-dinitrolisilat DNS membentuk senyawa yang dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm. 3.7.10.1.Persiapan pereaksi DNS Pereaksi DNS dibuat dengan melarutkan 10,6 g asam 3,5 dinitrolisilat dan 19,8 NaOH ke dalam 1416 ml air. Setelah itu ditambahkan 306 g Na-K Tatrat; 7,6 g fenol yang dicairkan pada suhu 50 C dan 8,3 g Na-metabisulfit. Larutan ini diaduk rata, kemudian 3 ml larutan dititrasi dengan HCl 0,1 N dengan indikator fenolftalein. Jumlah titran berkisar 5 - 6 ml, jika kurang dari itu harus ditambahkan 2 g NaOH untuk setiap ml kekurangan HCl 0,1 N.

3.7.10.2. Penentuan kurva standar

Kurva standar gula pereduksi dibuat dengan interval kadar glukosa 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mgml. Kemudian nilai gula pereduksi dicari dengan metode DNS. Hasil yang didapatkan diplotkan dalam grafik secara linier.

3.7.10.3. Persiapan sampel

Sebanyak 1,0 g tepung talas dimasukkan secara perlahan ke dalam 100,0 mL etanol 95 dan dihomogenkan dengan menggunakan pengaduk magnetik. Suspensi tepung talas tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring. Kertas yang berisi residu pati didiamkan semalam di dalam desikator. Setelah kering, tepung yang terdapat dalam kertas saring diambil, lalu dihaluskan dengan mortar. Sebanyak 20,0 mg tepung talas yang telah dihaluskan ditambahkan dengan 10,0 mL akuades, kemudian dipanaskan dalam otoklaf 105 C selama 1 jam. Setelah pemanasan selesai, pasta pati didinginkan pada suhu kamar dan dilakukan pengenceran 10 kali sebelum digunakan.

3.7.10.4. Analisis kadar gula pereduksi

Pengujian gula pereduksi menggunakan kurva standar DNS adalah sebagai berikut: 1 ml sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi DNS. Larutan tersebut ditempatkan dalam air mendidih selama 5 menit. Selanjutnya diencerkan dengan 10 ml akuades. Biarkan sampai dingin pada suhu ruang. Ukur absorbansi pada Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm. Gula pereduksi dalam persen ditentukan dengan menggunakan persamaan kurva standar larutan glukosa. Kadar gula pereduksi bk: x vol total reaksi ml x FP x 100

3.7.11. Kadar pati resisten Goñi et al. 1996

3.7.11.1. Pembuatan kurva standar glukosa

Kurva standar glukosa ditentukan dengan menggunakan metode DNS Miller, 1959. Larutan glukosa standar dengan konsentrasi 0; 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 mgmL disiapkan. Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi DNS. Larutan tersebut ditempatkan dalam air mendidih selama 5 menit. Selanjutnya diencerkan dengan 10 ml akuades. Biarkan sampai dingin pada suhu ruang. Ukur absorbansi dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm. 3.7.11.2. Analisis kadar pati resisten Tepung talas bogor sebanyak 1 g ditempatkan dalam tabung sentrifus. Sampel dicuci menggunakan 80 ml etanol 80 selanjutnya disentrifus pada kecepatan 554 × g selama 10 menit dan diulang dua kali. Residu hasil sentrifugasi selanjutnya ditambah 20 mL buffer sodium asetat 0.1M pH 5.2, dan dididihkan dalam penangas air selama 30 menit. Sebanyak 100,0 mg sampel dimasukkan ke dalam tabung sentrifus, lalu ditambahkan 5,0 mL larutan bufer KCl-HCl pH 1,5 dan 0,1 mL pepsin 4000 U10 mL bufer KCl-HCl. Setelah diaduk dengan menggunakan vorteks, sampel diinkubasi pada suhu 40 C selama 60 menit pada penangas bergoyang. Sampel kemudian didinginkan pada suhu ruang. Sebanyak 4,5 mL larutan bufer fosfat pH 6,λ dan 0,5 mL larutan porcine α- amilase 15,2 mg α- amilase per mL bufer fosfat ditambahkan ke dalam sampel. Sampel kemudian diaduk dengan vorteks dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 16 jam sambil terus digoyang. Setelah sampel disentrifus 15 menit, 3000 g, bagian residu diambil dan dicuci dengan 10,0 mL akuades. Proses sentrifusi diulang lagi dengan cara yang sama seperti di atas dan residunya kembali diambil dan dicuci. Ke dalam residu sampel di atas ditambahkan 3,0 mL akuades dan 1,5 mL larutan KOH 4 M, lalu diaduk dengan menggunakan vorteks dan didiamkan selama 30 menit pada suhu ruang. Secara berturut-turut ke dalam sampel tersebut ditambahkan 2,75 mL 2 M HCl dan 1,5 mL bufer sodium asetat pH 4,75, dan 40 l enzim amiloglukosidase. Sebelum diinkubasi pada suhu 60 C selama 45 menit, sampel diaduk dengan menggunakan vorteks dalam penangas air bergoyang. Sampel disentrifus 15 menit, 3000 g, kemudian bagian supernatan diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar. Bagian residu dicuci dengan 10 mL akuades, lalu disentrifus kembali. Bagian supernatan kemudian dicampurkan dengan supernatan sebelumnya. Sebanyak 25- 1000,0 mL sampel diencerkan dengan akuades tingkat pengenceran tergantung pada kandungan pati resisten dalam sampel. Kadar glukosa mgml yang terkandung di dalam sampel diukur dengan metode DNS. Sebanyak 1 ml sampel supernatant tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi DNS. Setelah itu dipanaskan dalam penangas air dengan suhu air 100 ⁰C selama 10 menit lalu didinginkan pada suhu ruang. Sampel kemudian diencerkan dengan penambahan 10 ml akuades dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Kadar pati resisten bk dihitung dengan mengalikan kadar glukosa dalam sampel dengan faktor 0,9. Kadar RS bk: x vol total reaksi ml x FP x 100 x 0.9

3.7.12. Daya cerna pati in-vitro Anderson et al. 2002

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Tepung Talas, Pati Talas, dan Tepung Terigu dengan Penambahan CMC terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Mi Instan

0 31 143

Peningkatan sifat prebiotik tepung pisang dengan indeks glikemik rendah melalui fermentasi dan siklus pemanasan bertekanan pendinginan

1 35 190

Stabilisasi Tepung Bekatul dengan Metode Pemanasan Bertekanan dan Pengeringan Rak serta Pendugaan Umur Simpannya.

3 21 110

Peningkatan sifat prebiotik tepung pisang dengan indeks glikemik rendah melalui fermentasi dan siklus pemanasan bertekanan-pendinginan

2 27 355

Modifikasi Pati Garut (Marantha arundinacea) Dengan Perlakuan Hidrolisis Asam dan Siklus Pemanasan-pendinginan Untuk Menghasilkan Pati Resisten Tipe 3

0 4 1

Pengaruh Dua SiklusPemanasan Bertekanan-Pendinginan TerhadapSifat Fisikokimia Serta Fungsional Tepung dan Bihun Beras

0 4 88

Fermentasi Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat dan Pemanasan Otoklaf dalam Meningkatkan Kadar Pati Resisten dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk (Musa paradisiacal formatypica)

2 19 10

Modifikasi tepung pisang tanduk (musa paradisiaca formatypica) melalui proses fermentasi spontan dan pemanasan otoklaf untuk meningkatkan kadar pati resisten

0 7 105

Pati Resisten dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk yang Dimodifikasi Melalui Fermentasi Bakteri Asam Laktat dan Pemanasan Otoklaf

0 3 134

Komposisi Kimia dan Kristalinitas Tepung Pisang Termodifikasi secara Fermentasi Spontan dan Siklus Pemanasan Bertekanan-Pendinginan | Nurhayati | Agritech 9504 17589 1 PB

0 1 5