Pembuatan kurva standar larutan glukosa Persiapan sampel analisis kadar total pati

nitrogen N. Kadar protein TTM dihitung dalam basis basah bb dan basis kering bk dengan menggunakan faktor koreksi 6,25 sebagai berikut: Kadar N = − , W x 100 dengan : v1= volume larutan HCl untuk sampel mL; v2=volume larutan HCl untuk blanko mL; N HCl = konsentrasi larutan HCl 0,02N, w=berat sampel mg Kadar protein bb = N x faktor konversi 6,25 Kadar protein bk = − x 100

3.7.7.5. Kadar Karbohidrat

Kadar karbohidrat TTM dihitung dalam basis basah bb dan basis kering bk dengan metode by difference sebagai berikut: Kadar karbohidrat bb = 100 – air+ abu+ lemak+ protein Kadar karbohidrat bk = − x 100

3.7.8. Kadar total pati Dubois et al. 1956

3.7.8.1. Pembuatan kurva standar larutan glukosa

Larutan glukosa murni 0,5 mL yang masing-masing mengandung 0; 10; 20; 30; 40; 50; 60; 70 dan 80 g larutan glukosa ditempatkan dalam tabung reaksi. Ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 0,5 mL fenol 5, kemudian diaduk dengan menggunakan vorteks. Sebanyak 2,5 mL larutan H 2 SO 4 pekat ditambahkan secara cepat ke dalam tabung reaksi tersebut terjadi reaksi eksoterm yang menghasilkan panas. Larutan tersebut didiamkan selama 10 menit, kemudian diaduk lagi dengan vorteks. Sampel disimpan pada suhu ruang selama 20 menit sebelum diukur absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm. Persamaan dan kurva standar larutan glukosa dibuat sebagai hubungan antara konsentrasi larutan glukosa pada sumbu x dan absorbansi pada sumbu y.

3.7.8.2. Persiapan sampel analisis kadar total pati

Sebanyak 1 g tepung talas dimasukkan secara perlahan ke dalam 100 mL etanol 95 dan dihomogenkan menggunakan pengaduk magnetik. Suspensi tepung talas kemudian disaring menggunakan kertas saring. Kertas yang berisi residu tepung talas didiamkan semalam dalam desikator. Residu tepung talas ditimbang sehingga diketahui beratnya untuk menghitung pati pada sampel sebelum mengalami pencucian dengan etanol. Setelah tepung talas kering, tepung yang terdapat dalam kertas saring diambil, kemudian dihaluskan dengan mortar. Sebanyak 40 mg tepung yang telah dihaluskan ditambah dengan 20 ml akuades, lalu diotoklaf pada suhu 105 C selama 1 jam. Setelah diotoklaf, sampel didinginkan pada suhu kamar lalu diencerkan sebanyak 40 kali. 3.7.8.3. Analisis sampel Sebanyak 0,5 mL sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,5 mL fenol 5 dan dihomogenkan dengan menggunakan vorteks. Sebanyak 2,5 mL larutan H 2 SO 4 pekat lalu ditambahkan secara cepat ke dalam tabung reaksi, sehingga terjadi reaksi eksoterm yang menghasilkan panas. Larutan sampel kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu ruang, diaduk dengan vorteks dan didiamkan kembali selama 20 menit pada suhu ruang. Nilai absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm. Kadar glukosa gmL ditentukan dengan menggunakan kurva standar. Kadar total gula bk diperoleh dari kurva standar, sedangkan kadar pati bk dihitung dengan mengalikan kadar total gula dengan faktor 0,9. Kadar total pati bk: x vol total reaksi ml x FP x 100 x 0.9 3.7.9. Kadar amilosa IRRI 1978 3.7.9.1. Pembuatan kurva standar amilosa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Tepung Talas, Pati Talas, dan Tepung Terigu dengan Penambahan CMC terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Mi Instan

0 31 143

Peningkatan sifat prebiotik tepung pisang dengan indeks glikemik rendah melalui fermentasi dan siklus pemanasan bertekanan pendinginan

1 35 190

Stabilisasi Tepung Bekatul dengan Metode Pemanasan Bertekanan dan Pengeringan Rak serta Pendugaan Umur Simpannya.

3 21 110

Peningkatan sifat prebiotik tepung pisang dengan indeks glikemik rendah melalui fermentasi dan siklus pemanasan bertekanan-pendinginan

2 27 355

Modifikasi Pati Garut (Marantha arundinacea) Dengan Perlakuan Hidrolisis Asam dan Siklus Pemanasan-pendinginan Untuk Menghasilkan Pati Resisten Tipe 3

0 4 1

Pengaruh Dua SiklusPemanasan Bertekanan-Pendinginan TerhadapSifat Fisikokimia Serta Fungsional Tepung dan Bihun Beras

0 4 88

Fermentasi Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat dan Pemanasan Otoklaf dalam Meningkatkan Kadar Pati Resisten dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk (Musa paradisiacal formatypica)

2 19 10

Modifikasi tepung pisang tanduk (musa paradisiaca formatypica) melalui proses fermentasi spontan dan pemanasan otoklaf untuk meningkatkan kadar pati resisten

0 7 105

Pati Resisten dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk yang Dimodifikasi Melalui Fermentasi Bakteri Asam Laktat dan Pemanasan Otoklaf

0 3 134

Komposisi Kimia dan Kristalinitas Tepung Pisang Termodifikasi secara Fermentasi Spontan dan Siklus Pemanasan Bertekanan-Pendinginan | Nurhayati | Agritech 9504 17589 1 PB

0 1 5