Efisiensi Produksi KERANGKA PEMIKIRAN

Produksi yang dihasilkan dengan menerapkan teknologi fermentasi pada biji kakao maupun tidak menerapkan teknologi fermentasi pada biji kakao akan dapat menghasilkan pendapatan usahatani yang dihitung melalui besarnya penerimaan yang diperoleh dan pengeluaran. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran faktor apa yang mempengaruhi produksi kakao di Bali dan efisiensi produksi yang dihasilkan dengan menerapkan teknologi fermentasi. Kemudian dengan menerapkan teknologi fermentasi pada biji kakao juga diperoleh tingkat pendapatan usahatani kakao.

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali pada bulan Juli-Agustus 2012. Penentuan lokasi secara sengaja purposive dengan pertimbangan: 1. Tabanan merupakan daerah dengan luas areal tanaman kakao terbesar yaitu 5.064 hektar dari 12.796 hektar kakao di Provinsi Bali Ditjenbun, 2010. 2. Tabanan merupakan kabupaten yang memiliki jumlah petani kakao tertinggi di Provinsi Bali yaitu sebesar 23.938 KK pada tahun 2010. 3. Desa Mundeh Kauh merupakan salah satu desa di Kecamatan Selemadeg Barat yang telah menerapkan teknologi fermentasi pada biji kakao dan merupakan sentra produksi kakao terbesar di Kabupaten Tabanan Tabel 5. Tabel 5. Luas Areal, Produksi dan Jumlah Petani Kakao di Kabupaten Tabanan, Bali menurut Kecamatan Tahun 2010 No Kecamatan Luas Areal Ha Produksi Ton Jumlah Petani Orang TBM TM TR Total 1 Selemadeg 155,00 373,84 - 528,84 242,91 957,00 2 Kerambitan 5,57 47,87 0,41 53,85 30,78 291,00 3 Tabanan 4,05 43,06 8,27 55,38 8,64 40,00 4 Kediri 1,80 3,30 - 5,10 2,94 - 5 Marga 55,17 89,66 9,96 154,79 79,22 395,00 6 Baturiti 41,00 27,50 4,18 72,68 10,57 1.004,00 7 Penebel 48,88 636,54 37,46 722,88 344,63 1.744,00 8 Pupuan 234,62 1.000,72 195,51 1.430,85 197,14 4.072,00 9 Selemadeg Barat 620,00 690,80 50,00 1.360,80 447,00 2.989,00 10 Selemadeg Timur 58,51 619,49 - 678,00 342,00 1.326,00 Jumlah 1.224,60 3.532,78 305,79 5.063,17 1.705,83 12.818,00 Sumber: BPS Kabupaten Tabanan, 2011 Keterangan: TBM = Tanaman Belum Menghasilkan TM = Tanaman Menghasilkan TR = Tanaman Rusak

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sedangkan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan respondenpetani kakao menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh Ditjen Perkebunan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tabanan serta hasil penelitian yang berkaitan langsung dengan topik penelitian.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara pengambilan contoh stratifikasi stratified random sampling yaitu keadaan dimana populasi terdiri dari unit-unit elementer yang tidak seragam heterogenous dalam hunbungannya dengan cirri-ciri atau variabel yang akan diteliti Sinaga, 2011. Kriteria dari strata dimaksud adalah petani yang menerapkan teknologi fermentasi dan tidak menerapkan teknologi fermentasi. Sampel petani yang akan dijadikan contoh adalah petani yang melakukan usahatani kakao yaitu yang berada di Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan. Jumlah petani yang akan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 100 orang yang terdiri dari 40 orang petani yang tidak menerapkan teknologi fermentasi dan 60 orang petani yang menerapkan teknologi fermentasi. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari masing-masing kelompok. Metode pemilihan sampel masing-masing kelompok dilakukan dengan cara diundi. Jumlah sampel untuk kelompok petani yang menerapkan teknologi fermentasi lebih banyak dibandingkan kelompok petani yang tidak menerapkan teknologi fermentasi, karena penelitian ini difokuskan pada penerapan teknologi fermentasi. Sedangkan petani yang tidak menerapkan teknologi fermentasi hanya sebagai kontrol atau pembanding. Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan dari suatu populasi dengan rumus Slovin sebagai berikut: N n = ……………………………………………………….4.1 1 + N Moe 2 dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi Moe = Margin of error maximum kesalahan yang masih ditoleransi, 10 Mengacu pada rumus tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak: 2.989 n = 1 + 2.989 0,1 2 2.989 n = 1 + 29,89 2.989 n = 30,89 n = 96,76 = 97 Menurut Singarimbun dan Effendi 1985, dan Hadi 1998 menyatakan bahwa besarnya sampel dalam penelitian tidak ada yang baku, tetapi harus tetap memperhatikan presisi data yang tinggi. Oleh karena itu dengan pertimbangan keterbatasan kemampuan, waktu dan dana serta mengingat bahwa semakin banyak sampel akan diperoleh data yang semakin baik, maka jumlah sampel sebesar 97 ditetapkan menjadi 100 petani.

4.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dari sebagian populasi sampling yang dianggap mewakili keseluruhan ciri populasi yang hendak diketahui representative. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap petaniresponden dengan menggunakan kuesioner. Wawancara merupakan metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Data yang dikumpulkan adalah data usahatani kakao dalam jangka waktu satu tahun dengan periode Juni 2011 sampai dengan Mei 2012.

4.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, akan dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah model ekonometrika untuk menduga hubungan antar variabel tidak bebas dari suatu fungsi dalam usahatani kakao. Beberapa faktor yang mendasari pemilihan suatu model adalah: 1 tingkat kesesuaian dan kecocokan model goodness of fit, 2 layak tidaknya parameter dugaan, dan 3 hasil pengujian uji t parameter dugaan Koutsoyiannis, 1977; Intriligator, 1978.

4.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kakao

Analisis faktor produksi menggunakan model fungsi produksi Stochastic Frontier Cobb-Douglas. Model fungsi produksi deterministic frontier dinyatakan sebagai berikut: Y i = fx i ;β.e -ui , I = 1,2 … N ...............................................................................4.2 dimana fx i ;β adalah bentuk fungsi yang cocok Cobb-Douglas atau Translog, parameter β adalah parameter yang dicari nilai dugaannya dan u i adalah variabel acak yang tidak bernilai negatif yang diasosiasikan dengan faktor-faktor spesifik yang memberikan kontribusi terhadap tidak tercapainya efisiensi maksimal dari proses produksi Battese, 1992. Kelemahan dari model ini adalah tidak dapat menguraikan komponen residual u i menjadi pengaruh efisiensi dan pengaruh eksternal yang tidak tertangkap random shock. Akibatnya nilai inefisiensi teknis cederung tinggi, karena dipengaruhi sekaligus oleh dua komponen error yang tidak terpisah Kebede, 2001. Model stochastic frontier merupakan perluasan dari model asli deterministik untuk mengukur efek-efek yang tak terduga stochastic effects di dalam batas produksi. Model fungsi produksi stochastic frontier dinyatakan sebagai berikut: = + + ............................................................... 4.3 Adapun model penduga fungsi produksi, dilakukan pada kedua kelompok responden yang menerapkan teknologi dan tidak menerapkan teknologi adalah sebagai berikut: Ln Y = Lnβ + β 1 LnX 1 + β 2 LnX 2 + β 3 LnX 3 + β 4 LnX 4 + β 5 LnX 5 + β 6 LnX 6 + β 7 LnX 7 + vi - ui ………………………………………..……………………. 4.4 dimana: Y = Produksi kakao kering kg β = Intersep X 1 = Tenaga kerja HOK X 2 = Pupuk N kg X 3 = Pupuk P kg X 4 = Pupuk K kg X 5 = Pestisida liter X 6 = Luas Lahan ha X 7 = Umur tanaman tahun v i - u i = error term ui efek inefisiensi teknis model β i = koefisien parameter penduga, dimana i = 1,2,3, … n Nilai koefisien yang diharapkan : β 1 , β 2 , β 3 , β 4 , β 5 , β 6 , β 7 , 0. Nilai koefisien positif artinya peningkatan input tenaga kerja, pupuk N, pupuk P, pupuk K, pestisida, luas lahan dan umur tanaman diharapkan akan meningkatkan produksi kakao. Sedangkan penentu nilai parameter distribusi efek inefisiensi teknis pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: ui = δ0 + δ 1 Z 1 + δ 2 Z 2 + δ 3 Z 3 + δ 4 Z 4 + δ 5 Z 5 + δ 6 Z 6 + w 1 it ………..…..……... 4.5 dimana: ui = efek inefisiensi teknis δ = konstanta Z 1 = umur responden tahun Z 2 = tingkat pendidikan formal responden tahun Z 3 = pengalaman usahatani kakao tahun Z 4 = jumlah persil yang diusahakan persil Z 5 = dummy status kepemilikan lahan 1 = milik sendiri, dan 0 = menggarap