Latar Belakang PUSAT PENGOLAHAN DAN KEDAI KOPI DI KECAMATAN RENDANG, KARANGASEM.

Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem 3 Kasus tersebut juga terjadi pada hasil kebun berupa kopi yang ada di Kecamatan Rendang. Menurut I Gusti Ngurah Ardana, pemilik ladang kopi, beliau melakukan pengolahan biji kopi secara manual terlebih dahulu, yakni memetik biji kopi dan menjemur biji kopi hingga kering kurang lebih selama satu minggu dalam keadaan cuaca cerah sepanjang hari. Setelah menjemur, beliau mengangkut seluruh hasil kopi tersebut ke “Selip” atau tempat pemilahan antara biji kopi dengan kulitnya. Setelah itu, biji kopi tersebut dapat dijual ke pabrik pusat pengolahan di Kota Denpasar yang mampu mengolah menjadi serbuk kopi instan. Dari kasus tersebut, terjadi proses yang panjang untuk mengolah biji kopi hingga menjadi bubuk kopi. Selain itu, dana yang dikeluarkan lebih besar sehingga menyebabkan keuntungan dari masyarakat sekitar berkurang. Tetapi kegiatan tersebut tetap dilaksanakan karena belum adanya fasilitas yang memadai di Kabupaten Karangasem seperti di Pusat Pengolahan Kopi yang ada di Kota Denpasar dan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya untuk mengajukan sebuah rancangan mengenai suatu tempat pengolahan khusus hasil kebun kopi yang disertai dengan peristirahatan bagi wisatawan sebagai akomodasi pariwisata di daerah Kecamatan Rendang, Karangasem.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat dirangkum, antara lain: a. Apakah tema yang akan diterapkan guna menggabungkan dua fungsi antara Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi? b. Bagaimana program ruang dan tapak yang akan diterapkan pada Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi ini sehingga mampu meningkatkan produksi olahan kopi yang memiliki kualitas baik ? c. Bagaimana konsep perancangan dari perencanaan bangunan Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi?

1.3. Tujuan

Tujuan dari merancang Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan Rendang, Karangasem ini adalah : Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem 4 a. Menghasilkan tema yang akan diterapkan guna menggabungkan dua fungsi antara Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi. b. Menghasilkan program ruang dan tapak yang akan diterapkan pada Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi ini sehingga mampu meningkatkan produksi olahan kopi yang memiliki kualitas baik c. Menghasilkan konsep perancangan dari perencanaan bangunan Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi yang selanjutnya ditransformasikan kedalam desain fisik sehingga terbentuk sebuah penataan yang baik.

1.4. Metode Penelitian

Proses penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data dan analisa datateknik pembahasan. Berikut merupakan penjelasan dari metode yang digunakan, antara lain :

1.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto,1985:121, Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses penyusunan instrumen yang bersifat umum. Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan variable yang tepat baik. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain :

a. Wawancara

Melakukan interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penduduk daerah Kecamatan Rendang yang memiliki ladang perkebunan kopi mengenai bagaimana proses pengolahan baik dalam skala mikro dan makro. Proses wawancara juga dilakukan pada marketing pemasaran dari CV. Pusaka Bali Persada mengenai ruang – ruang yang dibutuhkan serta alur dari pengolahan kopi.Dan pada tahap akhir, melakukan wawancara terhadap Camat dari Kecamatan Rendang mengenai potensi yang akan dikembangkan dan daerah yang strategis untuk peletakannya.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan langsung kelapangan untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan proyek yang akan dibangun. Dalam hal ini, observasi dilakukan saat studi fasilitas sejenis pada CV. Pusaka Bali Persada yang dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2015 serta Starbucks Coffee Griya Santrian pada tanggal 11 Oktober 2015. Hal Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem 5 yang diamati dalam proses observasi mengenai ruang atau fasilitias yang disediakan, alat pengolahan dan proses peletakkannya serta produk yang dihasilkan selama proses pengolahan kopi tersebut. Selain itu, proses observasi juga dilaksanakan pada penentuan tapak untuk proyek ini. Observasi dilaksanakan pada tanggal 18 November 2015 di Kecamatan Rendang dalam tiga lokasi yang berbeda. Lokasi tersebut terdiri atas Desa Pesabaan, Desa Nongan dan Desa Pempatan.

c. Studi Literatur

Dengan cara mempelajari literatur yang terkait, sebagai pedoman dalam merancang bangunan yang diperuntukkan bagi Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi yang selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk membandingkan teori dengan kebutuhan rancangan yang akan dirancang. Dalam studi literatur ini menggunakan buku tentang arsitektur yang berkaitan dengan ukuran atau persyaratan dari merancang sebuah bangunan pusat pengolahan dan café pada Kedai Kopi. Selanjutnya menggunakan buku tentang kopi dan manajemen bangunan yang digunakan untuk mengetahui dari aktivitas dan alur kegiatan dari pengolahan kopi tersebut. Studi literatur juga dilaksanakan saat penentuan fasilitas sejenis yang digunakan sebagai acuan pada proyek ini. Proses studi literatur digunakan dengan media internet. Hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya buku mengenai bangunan tersebut. Selain itu, media internet juga dilakukan untuk pencarian materi pada pemahaman terhadap proyek sehingga mendapatkan data yang lebih kompleks.

d. Studi Instansional

Melakukan pengumpulan data dari intansi kepemerintahan yang digunakan dalam proses merancang. Data instansional yang dikumpulkan berasal dari dinas yang berkaitan. Instansi yang dikunjungi meliputi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Pariwisata, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Badan Pusat Statiska dan Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Keseluruhan dinas dan kantor tersebut berada di Kabupaten Karangasem yang berkaitan langsung dengan lokasi pembangunan proyek. Selain itu, data perkembangan hasil