Mesin Pengolahan Biji Kopi Sekunder.

Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem 13 7 Maksimal beban : 4-5 kg 8 Lebar Seal : 6-15 mm 9 Berat : 40-42 kg

3. Perencanaan Pabrik Industri

Perencanaan pabrik ini akan memfokuskan pada proses penentuan tata letak layout plan. Dalam perencanaan ini sangat diperlukan kesesuaian dan kesepakatan dari tujuan pengolahan tentang proses produksi dan fasilitas – fasilitas yang disediakan. Proses perencanaan bangunan pabrik harus paham atau mengerti betul akan type bangunan Single story, Hig Bay and monitor types dan multy story, jenis konstruksi bangunan, pertimbangan yang diperlukan untuk pembuatan disain bangunan dan cara – cara meperoleh flesibilitas dari bangunan.Berikut merupakan beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan pabrik adalah bahan yang diolah, proses pengolahan, mesin atau peralatan yang digunakan, material handling, fleksibilitas, keamanan dari bahaya musibah, kekuatan lantai bangunan serta tipe dan konstruksi dari bangunan. Susunan tata letak bangunan pabrik adalah suatu kegiatan untuk meletakkan fasilitas, mesin dan ruang-ruang yang mewadahinya agar memiliki efesiensi dan mempermudah dari aktivitas untuk mengolah suatu bahan. Berikut merupakan tahapan dalam penentuan layoting, yakni plan inventory mendata segala mesin yang akan digunakan dalam pabrik, group outline mengelompokan mesin, Alat – alat pembantu menentukan peralatan tambahan, ruang gerak produksi, ruang maintenance bengkel khusus, machine blok planpengaturan mesin sesuai dengan proses produksi dan shop foor layout. Sumber : Harsono, 1984:214

4. Ruang Dalam Pabrik Pengolahan Kopi

a Area Penjemuran, tempat ini untuk menjemur biji kopi yang dipetik dari pohonnya agar terjadi pengurangan kadar air. Area ini harus berada diluar bangunan karena berhubungan sinar matahari. b Gudang Bahan Baku, Tempat untuk menyimpan biji kopi yang datang dari kebun supplyer. Ruang ini berada ditempat yang tertutup, tetapi harus diperhatikan kelebapannya sehingga harus mememiliki ventilasi udara yang cukup. Dilengkapi dengan Kontrol Kecepatan Konveyor, Coding Expired Date dan Kontrol Panas Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem 14 c Ruang Penyangraian, tempat ini untuk proses menyangrai atau menggoreng tanpa menggunakan minyak. Ruang ini harus berada dekat dengan gudang bahan baku dan tempat peendinginan. Suhu juga harus diatur karena proses sangria sangat tergantung dengan temperature dan waktu. d Ruang Tempering, tempat untuk mendinginkan biji kopi yang telah disangrai agar muncul aroma khas dari biji kopi. Ruang ini terletak dekat dengan area sangria dan dekat dengan ruang pengolahan biji kopi. e Ruang Penggilingan, tempat berlangsung pengolahan kopi dengan mesin penggiling kopi. Proses ini membuat biji kopi sangrai menjadi bubuk kopi yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Ruang ini harus memiliki atap yang tinggi dan ventilasi yang cukup. f Ruang Pengemasan, tempat ini merupakan untuk membungkus kopi yang siap dipasarkan. g Gudang Produk, tempat ini untuk menyimpan bubuk kopi yang telah dikemas agar mudah dilakukan pendataan jumlah produk yang keluar. Ruang ini memiliki akses langsung dari ruang pengemasan untuk mempermudah proses pemindahan bahan. h Ruang Kantor Pengelola, tempat ini untuk menaungi kegiatan administrasi dari pengelola dalam mengatur proses produksi dan pemasaran. Ruang ini berada dekat dengan pintu masuk utama dan berhubungan langsung dengan pabrik.

2.2.2. Bangunan Café Restoran

Restoran café merupakan bangunan komersial yang diperuntukkan sebagai tempat mengolah makanan atau minuman. Dalam hal ini perlu diperhatikan manajemen bangunan, proses pengolahan, peralatan dan keluaran ruang yang dibutuhkan. a. Manajemen Sistem Pengolahan Makanan Dalam manajemen pengolahan makanan terdapat beberapa hal yakni system organisasi dapur, staffingtenaga kerja, pengadaan barang, pengawasan internal produksi dan menu dan penanggulangan akses. Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem 15

1. Sistem Organiasasi Dapur, Hal ini berpengaruh pada jenis dapur

berdasarkan ukuran yang akan dipilih. Pada restoran besar akan membedakan dapurnya antara Hot Kitchen dan Cold Kitchen. Berikut merupakan pola hirarki Dapur. Pada Gambar 2.8 akan ditampilkan susunan organisasi dapur.

2. Sistem Staffing, Staffing merupakan pengaturan kelompok dari pegawai

dalam pembagian shift atau jam kerja. Jam kerja diatur dalam waktu penuh yaitu 24 jam yang terbagi atas shift pagi 06 :00 – 14:00, shift sore 15:00- 23:00 dan shift malam 23:00 – 06:00. 3. Sistem Pengadaan Barang, sistem pengadaan brang dapat dilakukan dengan menganalisa jumlah konsumsi setiap harinya, pengembalian barang ke gudang dan tingginya permintaan terhadap barang. Selain itu dalam system pengawasan barang, perlu adanya system pengawasan internal yang mengawasi tentang jalannya pengadaan bahan secara lebih cermat. 4. Sistem Pengawasan Internal Produksi, sistem berfungsi untuk mengawasi jalanya pengolahan dari makanan hingga menemukan suatu hasil yang berkualitas baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan ini dapat menyangkut tentang proses penyajian, teknik portiany, teknik mengolah makananminuman, pengawasan validitas standar – standar resep, sisten training, system buffet, koordinasi produk serta tanggapan, persepsi, pemahaman serta pelaksanaan informasi dari luar. Gambar 2.8 Pola Hirarki Dapur Sumber : Bartono dan Ruffino, 2005:252