Peneliti mengembangkan alat peraga LMA yang semula hanya untuk melatih menulis permulaan menjadi alat peraga yang dapat digunakan juga untuk
membaca permulaan. Nama alat peraga yang dikembangkan adalah alat peraga membaca dan menulis permulaan MMP. Hal yang dikembangkan dari alat
peraga asli adalah tempat dari kotak huruf beserta hurufnya. Tutup tempat huruf yang semula hanya diletakkan dibawah kotak huruf
ketika digunakan, dikembangkan menjadi kotak garis. Kotak garis tersebut berfungsi sebagai tempat meletakkan huruf-huruf yang disusun. Peneliti
memperkecil ukuran dari tempat kotak huruf. Hal ini dilakukan karena ukuran asli dari LMA cukup besar dan berat. Mengingat dari kebutuhan alat peraga yang
ringan, maka peneliti memperkecil ukuran tempat kotak huruf. Dalam kotak huruf tersebut, peneliti menambahkan dua kotak untuk tempat kartu kata dan kartu
gambar. Peneliti juga menambahkan kartu suku kata yang diletakkan di setiap kotak huruf.
Pengembangan huruf terdapat pada jenis font yang digunakan. Jenis huruf pada LMA semula huruf tegak bersambung. Peneliti kemudian mengubah huruf
tegak bersambung menjadi huruf lepas. Hal ini dilakukan karena tahap menulis awal menggunakan huruf lepas. Warna huruf yang semula berwarna biru untuk
huruf konsonan menjadi berwarna merah. Warna huruf vokal yang semula berwarna merah dikembangkan menjadi berwarna biru. Hal ini dilakukan karena
peneliti mengikuti standar warna yang digunakan oleh Montessori untuk alat peraga LMA. Agar siswa dapat berlatih menulis dengan maksimal, peneliti
menambahkan papan tulis dengan kotak garis yang sama pada tutup kotak huruf.
4.1.2.1.2 Disain Alat Peraga
Alat peraga membaca dan menulis yang dikembangkan terdiri dari empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah kotak huruf, kartu, kotak garis,
dan papan tulis. Komponen pertama adalah kotak huruf. Kotak huruf berbentuk balok
dengan tutup yang memiliki ukuran 36,8 cm x 48,5 cm x 3,9 cm. Ukuran mengalami perubahan dari disain yang dibuat karena ada tambahan ukuran lebar
sekat yang dibuat pada bagian kotak huruf. Bagian dalam kotak huruf terdapat 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kotak huruf, dua kotak kata, dan dua kotak untuk tanda titik. Setiap kotak memiliki lima huruf terdapat label huruf untuk memberi tanda penempatan setiap
huruf. Huruf ditempatkan berdasarkan ukuran tingginya. Untuk tutup kotak, agar lebih efektif bagian tutup kotak huruf dimodifikasi menjadi tempat untuk
meletakkan huruf ketika disusun. Alat peraga memiliki warna coklat muda yang merupakan warna alami dari kayu yang digunakan. Sedangkan untuk huruf, huruf
vokal berwarna biru dan huruf konsonan berwarna merah. Komponen kedua dari alat peraga adalah kartu. Kartu terdiri dari kartu
suku kata, kartu kata, dan kartu gambar. Kartu suku kata berukuran 3,5 cm x 3,5 cm. dan kartu kata berukuran 7 cm x 3,5 cm. Sedangkan kartu gambar berukuran 6
cm x 6 cm. Sesuai dengan data analisis kebutuhan, 100 guru dan 100 siswa memilih bahan kertas untuk alat peraga. Maka kartu-kartu ini dibuat dengan bahan
kertas. Warna penulisan huruf dalam setiap kartu disesuaikan dengan warna huruf pada kotak huruf. Kartu suku kata terdiri dari ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co,
dan seterusnya sampai huruf z untuk setiap huruf konsonan. Untuk kartu kata terdiri dari kata yang merupakan nama benda pada kartu gambar, kata dengan tiga
suku kata, kata berimbuhan huruf mati, dan nama orang sebagai pelengkap dalam menyusun kalimat. Sedangkan untuk kartu gambar sendiri, sisi depan terdapat
gambar dan sisi belakang terdapat nama dari gambar tersebut. Nama dari gambar tersebut merupakan pengendali kesalahan pada saat penyusunan huruf.
Komponen ketiga adalah kotak garis. Kotak garis merupakan bagian tutup dari kotak huruf. Peneliti memodifikasi tutup kotak agar lebih efisien dalam
penggunaannya. Tutup berukuran 50 cm x 38 cm. Tinggi luar 4,4 cm sedangkan tinggi dalam 3,5 cm. Bagian dalam tutup dibuat kotak bergaris empat dengan dua
garis utama dan dua garis bayangan garis putus-putus. Kotak garis ini ada dua dan masing-masing berukuran 46,3 cm x 11 cm. Fungsi dari kotak garis tersebut
adalah untuk meletakkan kartu-kartu dan menyusun huruf. Komponen keempat adalah papan tulis. Dalam papan tulis yang berukuran
47 cm x 29 cm ini terdapat dua kotak garis yang ukurannya sama dengan kotak garis pada tutup alat peraga. Hal ini dilakukan agar siswa dapat melihat kembali
huruf yang dituliskan sama dengan huruf yang disusun dan berada pada posisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang tepat. Dalam praktik ini, huruf dalam alat peraga menjadi pengendali kesalahan ketika siswa mulai menulis pada papan tulis. Siswa menggunakan
boardmaker untuk menulis pada papan tulis ini.
4.1.2.2 Disain Album alat Peraga