perkembangan yang dialami siswa dengan menggunakan alat peraga tersebut. Hasil penelitian ini berupa sebuah prototipe alat peraga bahasa Indonesia berbasis
metode Montessori.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian menjelaskan objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah lima siswa kelas I semester ganjil tahun ajaran 20152016 di SD N Karangwuni 1, Depok, Sleman. Lima siswa tersebut terdiri
dari dua putra dan tiga putri. Pemilihan siswa ini dilakukan berdasarkan rekomendasi guru kelas I dan pengamatan yang dilakukan pada saat pelajaran
bahasa Indonesia pada tanggal 14 September 2015. 3.2.2 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah alat peraga bahasa Indonesia berbasis metode Montessori berupa Large Movable Alphabets LMA. Alat peraga ini
dirancang untuk membantu siswa melatih kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan dalam membaca dan menulis yang dikembangkan melalui alat
peraga ini adalah kemampuan membaca dan menulis suku kata yang bentuknya hampir mirip, membaca dan menulis suku kata yang artikulasi bunyinya hampir
sama, membaca dan menulis kata dengan dua suku kata yang sama, membaca dan menulis kata dengan dua suku kata yang berbeda, membaca dan menulis kalimat
pendek yang terdiri dari 2-3 kata. Selain itu, alat peraga ini juga bertujuan untuk melatih pembiasaan menulis sesuai garis. LMA terbuat dari kayu pinus yang
dibagi menjadi 30 kotak kecil. Kotak-kotak kecil tersebut berisi huruf-huruf abjad a-z yang terbuat dari bahan acrylic. Huruf-huruf tersebut digunakan untuk berlatih
membaca dan menulis dengan bantuan kartu kata yang ada di dalam LMA.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Karangwuni 1 yang terletak di Jl. Kaliurang Km 5, Gang Mijil, Karangwuni, Caturtunggal, Depok, Sleman. Peneliti
memilih sekolah ini karena memiliki kelas kecil yang berjumlah 10 siswa sehingga jumlahnya sesuai untuk penelitian. Jumlah tersebut juga sesuai dengan
karakteristik pembelajaran Montessori yang sebenarnya merupakan pembelajaran individual. Selain itu, minimnya ketersediaan alat peraga di sekolah ini juga
menjadi alasan peneliti untuk menggunakan alat peraga di sekolah tersebut.
3.2.4 Waktu Penelitian