Penelitian yang Relevan LANDASAN TEORI

Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang memungkinkan anak belajar mandiri. Direktris sebutan untuk guru di sekolah Montessori tidak perlu ikut campur, cukup mengamati dan memberikan kebebasan untuk anak bekerja Montessori, 2002: 172-173. Ciri yang kelima adalah kontekstual. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lillard 2005: 29-33, pembelajaran dalam Montessori disesuaikan dengan konteks. Hal itu dikemukakan karena pembelajaran dalam konteks akan lebih mendalam dan memperkaya pemahaman siswa daripada belajar dengan pembelajaran yang abstrak. Oleh karena itu, kontekstual yang dimaksud adalah sesuai dengan lingkungan, dekat dengan anak, dan terdapat di lingkungan sekitar. Berdasarkan uraian di atas, alat peraga berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto- education, dan kontekstual. Peneliti mengembangkan alat peraga yang sesuai dengan kelima ciri alat peraga Montessori. Peneliti mengembangkan dari alat peraga Montessori yang sudah ada dengan membuat beberapa modifikasi. Alat peraga yang dikembangkan menarik, berwarna, cara penggunaannya menyenangkan, dan dapat dikembangkan dengan berbagai macam permainan. Alat peraga bergradasi karena dapat digunakan oleh berbagai usia dan berbagai konsep dalam pengajaran bahasa. Terdapat pengendali kesalahan dimana siswa dapat menemukan dan memperbaiki kesalahan sendiri auto-correction. Sehingga akan memungkinkan timbulnya pembelajaran sendiri tanpa didampingi oleh guru auto-education. Bahan pembuatan alat peraga dapat ditemukan di sekitar anak. Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti adalah alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori.

2.2 Penelitian yang Relevan

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan. Peneliti membahas penelitian yang relevan dengan metode Montessori dan penelitian yang relevan dengan membaca menulis permulaan. Berikut penjabaran dari penelitian tersebut. 2.2.1 Penelitian tentang Alat Peraga Berbasis Metode Montessori Penelitian tentang alat peraga berbasis metode Montessori dilakukan oleh Murti 2015, Ratri 2014, dan Fikasari 2012. Murti 2015 mengembangkan alat peraga matematika SD materi pembagian berbasis metode Montessori. Jenis penelitian yang digunakan ialah research and development RD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan 1 memiliki lima ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual, serta 2 memiliki kualitas “sangat baik”. Rerata hasil pretest dan posttest menunjukkan perbedaan. Hasil pretest adalah 4,62 sedangkan hasil posttest adalah 8,9. Ratri 2014 mengembangkan alat peraga matematika untuk operasi bilangan bulat berbasis metode Montessori. Jenis penelitian yang digunakan ialah research and development RD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Papan Bilangan Bulat yang dikembangkan memiliki empat ciri alat peraga Montessori dan satu ciri tambahan kontekstual. Alat peraga Papan Bilangan Bulat memiliki rerata skor validasi produk 3,5 yang menunjukkan kualitas “sangat baik”. Dalam proses belajar dengan alat peraga, siswa menjadi lebih antusias, lebih aktif, lebih berkonsentrasi, dan belajar secara mandiri. Hasil belajar siswa meningkat sebanyak 71 berdasarkan hasil pretest dan posttest. Fikasari 2012 melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran sandpaper letters terhadap kemampuan meniru huruf kelompok PAUD Ar Rahman Jombang. Penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif korelasi dengan menggunakan 70 anak kelompok A PAUD Ar Rahman sebagai populasi. Penelitian melakukan analisis data menggunakan SPSS 17.0 for windows dengan interpretasi nilai r hitung r tabel . Hasil perhitungan yang diperoleh sebesar 0,6560,323, maka korelasinya signifikan. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran sandpaper letters berpengaruh terhadap kemampuan meniru huruf kelompok A PAUD Ar Rahman. Dengan demikian, alat peraga sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap uji coba yang lebih luas. 2.2.2 Penelitian tentang Membaca dan Menulis Permulaan Penelitian tentang Membaca dan Menulis Permulaan dilakukan oleh Dewi, Suwatra, dan Arini 2014, Sukartiningsih 2004, dan Mutingah 2009. Dewi, dkk. 2014 menggunakan metode Struktur Analitik Sintetik SAS untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 7 Bungkulan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan. Hal ini ditunjukan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode Stuktur Analitik Sintetik SAS pada siklus I memperoleh rata – rata sebesar 69,9 dan terjadi peningkatan pada siklus II sebesar 78,6. Jadi pembelajaran membaca permulaan tergolong berhasil. Ketuntasan pada siklus I sebesar 64 terjadi peningkatan pada siklus II sebesar 72,4. Jadi pembelajaran membaca permulaan tergolong tuntas. Hasil penelitian kemampuan menulis permulaan pada siklus I memperoleh rata – rata sebesar 66,1 yang meningkat pada siklus II sebesar 83,3. Jadi pembelajaran menulis permulaan tergolong berhasil. Perolehan ketuntasan pada siklus I sebesar 66,1 dan terjadi peningkatan pada siklus II sebesar 83,3. Jadi pembelajaran menulis permulaan tergolong tuntas. Sukartiningsih 2004 mengembangkan media kata bergambar MKB untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas 1 SD. Peneliti menggunakan jenis penelitian Research and Development RD yang dilakukan di SDN Jepara III. Penelitian ini menghasilkan produk MKB yang memiliki karakteristik dan spesifikasi yang tampak dari 1 Wujud, 2 Ukuran, 3 Bentuk tulisan, 4 Gambar, 5 Jenis kata yang dipakai, dan 6 Warna MKB. Mutingah 2009 melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan dengan metode kata lembaga di kelas II SDN Nayu Banjarsari Surakarta. Penelitian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kata lembaga dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan. Metode kata lembaga dapat digunakan sebagai metode yang tepat untuk pembelajaran keterampilan membaca menulis permulaan dan dapat digunakan sebagai variasi guru dalam pemilihan metode pembelajaran. Berdasarkan beberapa studi literatur, peneliti menemukan relevansi dari penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan. Dari studi relevansi tersebut, terbukti bahwa alat peraga berbasis metode Montessori mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tentang membaca dan menulis permulaan menunjukkan hasil bahwa pembelajaran membaca dan menulis dapat ditingkatkan berbagai metode dan pengembangan. Karena belum ada yang melakukan penelitian pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan, maka peneliti mencoba menawarkan penelitian yang mengembangkan alat peraga untuk membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map pada bagan 2.1. Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan Penelitian tentang Alat Peraga Berbasis Metode Montessori Murti 2015 Adanya peningkatan kemampuan operasi hitung pembagian setelah menggunakan alat peraga matematika berbasis metode Montessori yang memiliki kualitas sangat baik. Ratri 2014 Adanya peningkatan kemampuan pemecahan operasi bilangan bulat setelah menggunakan alat peraga matematika berbasis Montessori yang berkualitas sangat baik. Yang diteliti: Alat peraga berbasis metode Montessori untuk membaca dan menulis permulaan Dewi, dkk 2014 Adanya peningkatan dalam membaca dan menulis permulaan menggunakan metode SAS Sukartiningsih 2004 Adanya peningkatan dalam membaca dan menulis melalui media kata bergambar Penelitian tentang Membaca dan Menulis Permulaan Fikasari 2012 Adanya pengaruh media pembelajaran sandpaper letters terhadap kemampuan meniru huruf kelompok A PAUD Ar Rahman. Mutingah 2009 Adanya peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan melalui metode kata lembaga.

2.3 Kerangka Berpikir