akhirnya guru menyadari pentingnya alat peraga dalam pembelajaran untuk mempermudah siswa bahkan mampu mengatasi kesulitan belajar siswa.
1.4.3
Bagi Siswa
Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan mengenai penggunaan alat peraga membaca dan menulis. Kesulitan siswa dalam
membaca dan menulis terbantu dengan adanya alat peraga tersebut. 1.4.4
Bagi Sekolah
Sekolah dapat mempertimbangkan mengenai pengadaan alat peraga untuk pembelajaran. Sehingga sekolah memperoleh wawasan baru mengenai berbagai
macam alat peraga terlebih alat peraga berbasis Montessori beserta manfaatnya dalam pembelajaran.
1.4.5
Bagi Prodi PGSD
Menambah referensi alat peraga yang ada dapat dikembangan di PGSD dan menambah pengalaman penelitian research and development mengenai alat
peraga. Disamping itu, memperluas kerjasama dengan pihak SD mitra kepala sekolah, guru, dan siswa.
1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dikembangkan adalah alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori beserta album penggunaannya. Alat ini
dikembangkan dari alat peraga Montessori yang berupa Large Movable Alphabets LMA. Aktivitas pokok dari perkenalan menulis adalah penggunaan LMA
Presentasi dari LMA menekankan bahwa menulis digunakan untuk mencatat pikiran, dan pikiran dapat dituliskan selain diucapkan Gettman, 1987: 133. Alat
peraga membaca dan menulis permulaan berfungsi untuk membantu kesulitan membaca dan menulis permulaan untuk siswa kelas 1. Indikator membaca yang
dimasukkan dalam alat peraga ini adalah 3.1.1 Membaca suku kata yang bentuknya hampir mirip; 3.1.2 Membaca suku kata yang artikulasi bunyinya
hampir sama; 3.1.3 Membaca kata dengan dua suku kata yang sama; 3.1.4 Membaca kata dengan dua suku kata yang berbeda; dan 3.2.1 Membaca kalimat
pendek yang terdiri dari 2-3 kata. Sedangkan indikator untuk menulis antara lain; 4.3.1 Menulis sesuai garis kata dengan suku kata sama; 4.3.2 Menulis sesuai garis
kata dengan suku kata berbeda; 4.3.3 Menulis sesuai garis kata dengan tiga suku kata; 4.3.4 Menulis sesuai garis kata yang terdapat huruf mati; 4.3.5 Menulis
sesuai garis kalimat pendek yang terdiri dari 2-3 kata. Alat peraga ini terdiri dari kotak huruf, kartu huruf diftong, kartu suku kata, kartu kata, kartu gambar, kotak
garis, papan petunjuk penulisan huruf, dan papan tulis.
Gambar 1.1 Disain Kotak Huruf tampak depan
Gambar 1.2 Disain Kotak Huruf tampak atas Kotak huruf terdiri dari 26 kotak kecil yang berisi huruf alfabet, dua kotak
tanda titik untuk huruf i dan j, satu kotak kartu gambar, dan satu kotak kartu kata. Bahan pembuatan kotak ini adalah kayu pinus. Setiap kotak huruf a-z memiliki
huruf berjumlah lima untuk setiap hurufnya. Huruf vokal berwarna biru sedangkan huruf konsonan berwarna merah. Warna tersebut berlaku untuk warna
tanda titik. Tanda titik huruf i berwarna biru dan huruf j berwarna merah.
B A
Pembedaan warna tersebut berdasarkan prinsip Montessori pada alat peraga LMA. Huruf-huruf ini dibuat dengan bahan acrylic. Tata letak huruf disusun berdasarkan
ukuran tingginya dan dibedakan menjadi daerah A dan daerah B. Daerah A terdiri dari huruf b, d, f, g, h, j, k, l, p, q, t, dan y. Masing-masing kotak pada daerah A
memiliki ukuran 10 cm x 7,5 cm. Ukuran tinggi huruf pada daerah A adalah 9 cm kecuali untuk huruf t. Selanjutnya huruf a, c, e, i, m, n, o, r, s, u, v, w, x, dan z
merupakan huruf daerah B yang memiliki tinggi 4 cm. Masing-masing kotak huruf daerah B berukuran 5cm x 7,5 cm. Di bawah daerah B terdapat dua kotak
masing-masing berukuran 5 cm x 4 cm untuk kotak tanda titik huruf i dan j. Huruf-huruf tersebut berfungsi sebagai alat untuk menyusun suku kata, kata,
maupun kalimat yang kemudian akan dibaca dan ditulis oleh siswa. Kotak huruf beserta huruf-hurufnya memiliki berat 1,5 kg.
Selain kotak huruf, komponen lain dari alat peraga ini adalah kartu gambar, kartu suku kata, dan kartu kata. Kartu-kartu yang dibuat dengan bahan
Ivory 260 ini dimasukkan dalam dua kotak yang berukuran 7,5 cm x 7,5 cm untuk setiap kotaknya. Letak kotak ini berada di samping kotak tanda titik. Melalui
kartu-kartu ini, siswa dapat menyusun suku kata, kata, maupun kalimat. Pada sisi belakang kartu gambar terdapat pengendali kesalahan berupa nama benda tersebut
yang digunakan pada saat siswa menyusun huruf. Kartu suku kata terdiri dari ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, dan seterusnya sampai huruf z untuk setiap huruf
konsonan. Sedangkan untuk kartu kata terdiri dari kata yang merupakan nama benda pada kartu gambar, kata dengan tiga suku kata, kata berimbuhan huruf
mati, dan nama orang sebagai pelengkap dalam menyusun kalimat. Berikut adalah disain kartu-kartu tersebut.
Gambar 1.3 Disain kartu gambar tampak depan kiri dan tampak belakang kanan
Gambar 1.4 Disain kartu suku kata Gambar 1.5 Disain kartu kata
Komponen lain selain kotak huruf dan kartu-kartu di atas adalah kotak garis dan papan tulis. Peneliti memanfaatkan tutup kotak huruf sebagai papan
untuk menyusun huruf. Tutup tersebut berukuran 50 cm x 38 cm. Tinggi luar 4 cm sedangkan tinggi dalam 3,5 cm. Bagian dalam tutup dibuat kotak bergaris empat
dengan dua garis utama dan dua garis bayangan garis putus-putus. Kotak garis ini ada dua dan masing-masing berukuran 48 cm x 12 cm. Fungsi dari kotak garis
tersebut adalah untuk meletakkan kartu-kartu dan menyusun huruf. Berikut adalah disain kotak garis.
Gambar 1.6 Disain kotak garis tampak depan
Gambar 1.7 Disain kotak garis tampak atas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah kotak garis, komponen terakhir ialah papan tulis. Papan tulis bentuknya sama dengan kotak garis. Berikut adalah gambar 1.6 disain papan tulis.
Gambar 1.6 Disain papan tulis
Papan ini berukuran 47 cm x 29 cm berfungsi sebagai tempat latihan menulis sesuai dengan garis yang tersedia. Alat untuk menulis di papan tulis ini
adalah boardmarker yang mudah dihapus dengan penghapus papan white board.
1.6 Definisi Operasional