Potensi Masalah Penyusunan Rencana

3.4.1 Potensi Masalah

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah potensi masalah. Peneliti mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran membaca dan menulis di kelas I. Dalam melakukan identifikasi masalah, peneliti melakukan observasi dan wawancara. Pedoman observasi dan pedoman wawancara divalidasi terlebih dahulu oleh ahli Bahasa Indonesia merangkup sebagai ahli bahasa dan guru. Setelah divalidasi, peneliti melakukan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan di kelas I selama pembelajaran membaca dan menulis. Sedangkan wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru kelas I, dan siswa kelas I. Tujuan dari dilakukannya observasi dan wawancara ini adalah untuk memperoleh data terkait ketersediaan dan penggunaan alat peraga serta kesulitan belajar siswa dalam membaca dan menulis. Hasil analisis data yang terkait dengan karakteristik alat peraga Montessori dan karakteristik siswa digunakan sebagai bahan penyusunan kuesioner dan wawancara analisis kebutuhan. Wawancara ditujukan untuk mengambil data dengan siswa. Sedangkan kuesioner ditujukan untuk guru. Langkah selanjutnya adalah menyusun instrumen analisis kebutuhan. Instrumen tersebut selanjutnya divalidasi oleh guru dari SD setara dan ahli Bahasa Indonesia yang merangkup sebagai ahli bahasa untuk mengetahui kelayakan instrumen. Instrumen yang sudah divalidasi kemudian direvisi oleh peneliti. Peneliti kemudian melakukan uji keterbacaan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan guru mengenai pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Hasil dari uji keterbacaan tersebut direvisi kembali sebelum akhirnya instrumen siap untuk digunakan.

3.4.2 Penyusunan Rencana

Tahap kedua adalah penyusunan rencana. Data analisis kebutuhan yang diperoleh digunakan sebagai bahan pembuatan konsep alat peraga. Konsep yang dibuat peneliti berupa disain alat peraga, disain album alat peraga, dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian berupa instrumen tes dan kuesioner validasi produk untuk guru dan siswa. Instrumen tes akan digunakan sebagai pretest dan posttest yang dibuat dalam bentuk tes membaca dan tes menulis. Tes menulis terdiri dari menulis abjad dan menulis suku katakatakalimat. Sedangkan tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membaca terdiri dari membaca suku kata, kata, dan kalimat. Instrumen tersebut divalidasi oleh ahli pembelajaran Bahasa Indonesia dan guru sebelum akhirnya direvisi dan melalui uji empiris. Uji empiris dilakukan di kelas I SD setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan Statistic Package for Social Studies 20 SPSS 20 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Peneliti kemudian melakukan uji keterbacaan dengan siswa. Kemudian peneliti memperbaiki kelemahan yang ada sebelum instrumen siap digunakan. Selain instrumen tes, peneliti juga menyusun kuesioner untuk validasi alat peraga oleh ahli dan kuesioner tanggapan mengenai produk alat peraga oleh guru dan siswa. Setelah penyusunan, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli bahasa dan guru untuk menguji kelayakan instrumen sebelum digunakan. Hasil validasi direvisi oleh peneliti sebelum kuesioner tersebut siap digunakan.

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk