itu disebabkan oleh Ekonomi Rumah Tangga yang rendah sehingga tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi serta adanya
pengaruh dari teman dan lingkungan dimana anak berada. Walaupun masyarakat Kelurahan Sipolha Horisan mengangap pendidikan penting, namun pada
kenyataannya masih banyak terdapat anak putus sekolah yang tinggi.
Permasalahan yang dilihat peneliti adalah apa yang menjadi faktor anak putus sekolah. Beberapa teori menjelaskan bahwa faktor utama anak putus
sekolah adalah faktor ekonomi keluarga yang rendah, dan berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan oleh penulis, melihat rumah keluarga anak-anak
yang putus sekolah tergolong semi permanen dengan konstruksi pondasi, dinding setengah batu setengah papan, atap genteng dan lantai semen. Sekilas dapat
disimpulkan dengan keadaan rumah tersebut tidak tergolong dalam kategori keluarga miskin. Berkaca dari hal tersebut peneliti ingin menggambarkan lebih
detail faktor dominan anak putus sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk dapat menegtahui apa yang menyebabkan anak putus sekolah perlu
dilakukan kajian lebih lanjut. Berdasarkan pemaparan-pemaparan tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut masalah ini dalam bentuk
skripsi dengan judul “Faktor Dominan Anak Putus Sekolah Di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anak putus sekolah di
Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun?
2. Apa yang menjadi faktor dominan anak putus sekolah di Kelurahan
Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan anak putus
sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor dominan anak putus
sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam rangka:
1. Secara teoritis
Dapat menambah wawasan, pengalaman dan pemahaman yang berkenaan dengan anak putus sekolah serta, mengetahui faktor dominan yang
mempengaruhi anak putus sekolah sehingga, dapat menghasilkan berbagai pendekatan dalam mengatasi masalah anak putus sekolah khususnya di
Kelurahan Sipolha Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
2. Secara Praktis
Dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan konsep-konsep , teori-teori tentang anak putus sekolah bagi penulis sendiri, dan
masyarakat.
3. Secara akademis
Dapat memberikan kontribusi keilmuan dalam menambah referensi dan kajian serta studi komparasi bagi peneliti atau mahasiswa yang tertarik
terhadap penelitian yang berkaitan dengan penanganan anak putus sekolah.
1.4 Sistematika Penelitian
Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang ditelitu, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan
defenisi operasional.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang penelitian, lokasi penelitian, unit analsis dan informasi, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian serta analisis pembahasannya.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran- saran yang bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian-penelitian Anak Putus Sekolah sebelumnya dan metodologi
penelitian yang digunakan.
Beberapa penelitian tentang permasalahan fakor anak putus sekolah diberbagai daerah di Indonesia serta metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai
berikut: 1.
Penelitian pemetaan anak tidak sekolah dan putus sekolah di daerah tertinggal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, UNICEF Indonesia, Lembaga Penelitian SMERU . Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan strategis, yaitu 1
pengumpulan data; 2 analisis data; dan 3 penyajian hasil analisis data pelaporan. Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara
deskriptif kuantitatif dan kualitatif,yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik pada data primer maupun sekunder. Fenomena anak tidak sekolah di
daerah tertinggal Kabupaten Banjar dengan jumlah 598 jiwa 9,89 di enam wilayah kecamatan merupakan permasalahan yang harus segera ditemukenali
berbagai faktor penyebabnya. Kondisi geografis wilayah kecamatan daerah tertinggal Kabupaten
Banjar secara umum merupakan daerah terisolasi yang bersentuhan secara langsung dengan Pegunungan Meratus dengan keterbatasan akses dan
informasi. Terdapat tujuh faktor penyebab anak tidak sekolah, meliputi: 1 tingkat pendapatan orang tua, 2 jumlah beban tanggungan keluarga, 3
perhatian orang tua, 4 anak bekerja, 5 anak tidak minat sekolah, 6 keberadaan orang tua yatim piatu, dan 7 akses terhadap pendidikan
Universitas Sumatera Utara
Faktor anak putus sekolah didominasi oleh empat faktor, yakni anak bekerja 29,48, anak malas 17,93, dan anak berhenti sendiri 13,94.
terdapat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Simpang Empat 30,68, Sungai Pinang 25,50, dan Aluh
‐Aluh 20,32. Dibanding dengan wilayah kecamatan lainnya, ketiga wilayah kecamatan tersebut merupakan
wilayah yang secara geografis terisolir dan bersentuhan langsung dengan sistem Pegunungan Meratus. Tiga kecamatan tersebut memiliki akses terbatas
meskipun mempunyai potensi sumberdaya alam seperti batubara yang hingga saat ini terus dieksploitasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
UNICEF Indonesia, Lembaga Penelitian SMERU, 2012. 2.
Faiz yazid dalam penelitiannya tentang permasalahan putus sekolah yang ada di Blok Kayen IndraMayu ditemukan, mulai dari jenjang SMP dan apalagi
tingkat menengah atas. Jumlah putus sekolah siswa di Blok Kayen jika dilihat dari tahun 2008 jumlah putus sekolah bagi siswa SMP Blok Kayen sebanyak
25 orang, tahun 2009 menurun 18 orang dan tahun 2010 meningkat kembali 23 orang. Terkait kesadaran terhadap pendidikan, tanggapan dan respon
masyarakat blok kayen terhadap pendidikan pada umunya mempunyai pandangan bahwa, pendidikan bukan menjadi hal yang dibutuhkan atau
penting. Dari temuan di daerah tersebut, banyak orang tua yang lebih mendukung anaknya untuk membantu orang tuanya dalam mencari nafkah
secara langsung, atau hanya untuk me-momong adeknya yang masih kecil dibandingkan memerintah anaknya untuk mengenyam pendidikan di sekolah.
Padahal usia anak tersebut termasuk usia sekolah. Pada penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
etnografi. Etnografi sebagai metode, mempunyai karkteristik sebagai seperti:1. Peilaku manusia dikaji dalam kontek sehari-hari, bukan di bawah kondisi
Universitas Sumatera Utara
eksperimental yang diciptakan peneliti; 2. Data dikumpulkan dari suatu
rentangan sumber, tetapi observasi dan percakapan yang relative informal biasanya lebih diutamakan; 3. Pendekatan untuk pengumpulan data tidak
terstruktur dalam arti tidak melibatkan penggunaan suatu set rencana terperinci yang disusun sebelumnya, juga tidak meggunakan kategori yang
telah ditetapkan sebelumnya untuk penginterpretasian apa yang dikatakan atau dilakukan orang Yaiz, 2014.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Heppy Rosita Damanik di Desa Talang Sawah
Kec. Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab anak putus sekolah . Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif analisis. Pendekatan penelitian ini menggunakan beberapa tehnik yaitu
wawancara mendalam in-depth-interview, observasi, dan catatan lapangan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan anak putus sekolah pada masyarakat miskin di antaranya adalah ; 1 Ekonomi keluarga yaitu dengan ekonomi keluarga kurang miskin
menyebabkan anak putus sekolah dan selain itu karena ekonomi kurang orang tua juga terpaksa menikahkan anak perempuannya demi mengurangi beban
keluarga, di samping kultur masyarakat setempat yang beranggapan bahwa pendidikan bagi perempuan tidak terlalu penting. Di samping itu hasil
penelitian ini menunjukkan ada faktor lain seperti ; a lingkungan pergaulan, b perhatian orang tua, c hubungan orang tua dan anak, serta d jarak sekolah
dengan tempat tinggal yang relatif jauh Rosita, 2013. 4.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Rizal Bagoe di Desa Suka Damai Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango tentang faktor penyebab
anak putus sekolah dan upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam
Universitas Sumatera Utara
mencegah terjadinya anak putus sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif naturalistik dengan pendekatan fenomologis, dalam penelitian ini
didasarkan pada pandangan peneliti untuk berusaha memahami arti peristiwa yang ada kaitannya dengan orang biasa dalam arti tertentu.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Suka Damai Kecamatan
Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango adalah faktor ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua, faktor lingkungan baik itu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat. Dengan faktor ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua yang sangat berpengaruh terhadap anak putus
sekolah. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah desa Suka Damai Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango dalam mencegah
terjadinya anak putus sekolah. Mulai dari mengaktifkan kembali organisasi kepemudaan, memberikan danan BOS bantuan operasional sekolah dan PKH
program keluarga harapan, melaksanakan pembinaan melalui pendirian kembali TPQ serta melaksanakan program paket A, B dan C Academia,
2014. 5.
Sama halnya dengan di Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik penelitian yang dilakukan oleh Mauludea Mega Arizona tentang faktor anak putus sekolah
juga disebabkan oleh diketahui bahwa anak usia16-18 tahun atau anak usia SMASMK masih banyak yang belum mengenyam pendidikan. diketahui
bahwa jumlah anak yang putus sekolah pada tingkat SMASMK di Kabupaten Gresik adalah sebanyak 129 anak atau sebesar 10,50 dari jumlah siswa
SMASMK. Di KabupatenGresik masih ditemui anak yang putus sekolah yaknisejumlah 63 anak atau 1,82 dari jumlah siswaSMASMK.
Universitas Sumatera Utara
Penyebab dari putus sekolah adalah kondisisosial orang tua, kondisiekonomi orang tua, dan psikologis anak.Sehingga perludiadakan
penelitian mengenai hal tersebut dengan tujuanuntuk : 1 mengetahui faktor yang menyebabkan anak putus sekolah dari sisi kondisisosial orang tua,
kondisiekonomi orang tua, dan kondisi psikologisanak, 2mengetahui upaya yang telah dilakukan untuk mengatasikejadian putus sekolah pada
tingkat SMASMK diKecamatan Gresik, 3 mengetahui persebaran anak putussekolah berdasarkan faktor penyebab kejadian putussekolah pada tingkat
SMASMK di Kecamatan Gresik. Metode Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian studi
kasusmerupakan studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan datayang mendalam, dan menyertakan
berbagai sumber informasi Mauludea, 2013. 6.
Sejumlah studi lain juga menyimpulkan bahwa kemiskinan merupakan faktor pendorong yang paling mendasar yang dilakukan oleh Suyanto dkk tahun
1997, dimana lingkungan rumah tangga desa di Jawa, anak-anak dari keluarga miskin terpaksa ikut bekerja dan mencari nafkah sebagai pembantu
dirumahnya sendiri atau pekerja dalam usaha lain. Dan biasanya, jika tenaga kerja wanita dipandang belum dapat memacahkan masalah ekonomi yang
dihadapi, maka anak-anak yang belum dewasa pun tak segan-segan diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi rumah tangga. Dalam hal
ini anak-anak tersebut tidak terbatas hanya bekerja membantu orang tua, melainkan juga bekerja di sektor publik sebagai buruh upahan Suyanto,
2010:341.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa penelitian di atas, terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di setiap daerah serta menggunakan metode
penelitian yang berbeda dari setiap penelitian terdapat menggunakan metode penelitian dengan pendekatan etnografi, pendekatan studi kasus dan lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif, dimana peneliti bukan hanya mencari faktor penyebab anak
putus sekolah tetapi juga menganalisis faktor dominan apa yang menyebabkan anak putus sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan. Selain hal itu perbedaan antara
penelitian yang di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti dilihat dari faktor penyebab anak putus sekolah dimana dijelaskan dalam penelitian diatas
faktor penyebab anak putus sekolah di sebabkan oleh kemiskinan yang berdampak pada tingkat ekonomi keluarga anak. Jika dilihat dari latar belakang dari
masyarakat di Kelurahan Sipolha Horisan bukan tergolong pada masyarakat miskin serta menganggap pendidikan itu penting, tetapi pada kenyataannya masih
terdapat anak putus sekolah, sehingga peneliti tertarik meneliti apa yang menjadi faktor domina yang menyebabkan anak putus sekolah di daerah tersebut.
2.2 Konsep Anak