3. Kesejahteraan dalam arti : anak-anak dan remaja menerima pelayanan
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan fisik dan kesehatan mental anak.
Kesejahteraan anak dalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara rohani, jasmani
maupun sosial. Hal ini diatur dalam undang-undang No 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Anak sebagai bagain dari generasi muda merupakan penerus
cita-cita perjuangan bangsa sekaligus modal sumberdaya manusia bagi pembangunan nasional Astuti, et al 2013: 13. Oleh karena itu menjadi kewajiban
bagi orang dewasa, baik orang tua, keluarga, masyarakat maupun bangsa untuk memberikan jaminan, memelihara dan mengamankan kepentingan anak serta
melindungi dari ganguan yang datang dari luar maupun dari anak itu sendiri. Dari definisi tentang kesejahteraan anak di atas, dapat ditarik pengertian
bahwa kesejahteraan anak merupakan hak asasi bagi masing- masing anak dan pengadaan kesejahteraan anak merupakan kewajiban asasi setiap anggota
masyarakat dan Negara.
2.6 Kerangka Pemikiran
Putus sekolah merupakan proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat anak belajar. Putus sekolah dan berbagai
masalah yang terkait di dalamnya sudah tidak dapat dianggap hal biasa lagi karena menyangkut semua pihak. Seorang anak hendaknya memperoleh perlindungan
yang baik di masa hidunya. Peningkatan jumlah anak putus sekolah merupakan suatu hal yang harus ditanggapi secara serius oleh pemerintah maupun pihak-
pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang
layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hakāhak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.Anak berhak atas pemeliharaan dan
perlindungan, baik semasa dalam kandungan-perlindungan terhadap lingkungan hidup yang membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
yang tidak wajar, menafkahkan anak, mendidik atau melakukan kegaiatan berproduktivitas yang wajar, sehat dan tidak bertentangan dengan hak asasi anak.
Namun masih ada sebagian anak-anak di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun yang mengalami putus
sekolah hal ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor yang mendorong anak menjadi putus sekolah.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di kelurahan tersebut, secara umum terdapat dua faktor yaitu:
1. Faktor Individu yaitu faktor yang berasal dari anak itu sendiri seperti minat
anak yang kurang untuk bersekolah sehingga anak tidak merasa tertarik untuk sekolah dan anak yang mengalami cacat fisik dan mental yang
memungkinkan anak untuk tidak sekolah 2.
Faktor Keluarga yaitu faktor yang berasal dari lingkungan keluarga anak seperti faktor Ekonomi keluarga yang rendah mengakibatkan orang tua tidak
dapat mencukupi kebutuhan si anak dan membuat mereka akhirnya putus sekolah, faktor kurangnya Perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar
anak diakibatkan oleh sibuknya bekerja,faktor latar belakang pendidikan orang tua yang rendah yang beranggapan bahwa tidak penting mengemban
pendidikan yang tinggi yang memiliki pemikiran yang tradisional, faktor
Universitas Sumatera Utara
Jumlah suadara yang benyak dapat mempengaruhi anak putus sekolah karena semakin banyak anak maka biaya untuk menyekolahkan anak akan semakin
tinggi, dan faktor perceraian yang mengakibatkan anak terlantar tidak adanya pengasuhan dari orangtua.
3. Faktor Lingkungan Masyarakat yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak
seperti faktor budaya masyarakat yang masih memiliki pemikiran yang tradisional dan tidak memahami pentingnya pendidikan bagi anak, faktor
teman sebaya yang mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku anak yang dapat mempengaruhi anak menjadi putus sekolah.
4.
Faktor anak bekerja yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak dimana terdapat sumber pekerjaan yang dapat merekrut anak untuk bekerja yang disebabkan oleh
bencana alam, buta huruf, ketidakberdayaan, kurangnya pilihan untuk bertahan hidup, kemiskinan orang tua yang membuat semakin buruknya
keadaan yang dihadapi oleh keluarga sehingga mereka terpaksa meletakakan anaknya ke dunia kerja, serta keinginan anak untuk mendapatkan uang sendiri
untuk keperluannya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperjelas alur pemikiran tersebut, dapat dilihat bagan alur pikir berikut ini:
Bagan Alur Pikir
Faktor Yang Mempengaruhi
Individu: 1.
Rendahnya Minat Anak.
2. Cacat Fisik
Mental Keluarga:
1. Ekonomi
Keluarga 2.
Perhatian Orang Tua
3. Latar Belakang
Pendidikan Orangtua
4. Jumlah Saudara
5. perceraian
Lingkungan Masyarakat:
1. Budaya
Masyarakat 2.
Teman Sebaya Anak Bekerja
Putus Sekolah
Anak Putus Sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun
Universitas Sumatera Utara
2.7 Definisi Konsep dan Ruang Lingkup Penelitian