Perlindungan Anak Konsep Anak

pengetahuan, pekerjaan, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, kebebasan berkumpul atauberserikat, dan menentukan nasib sendiri. Kebutuhan-kerbutuhan fundamental tersebut merupakan kerbutuhan mutlak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menjadi manusia seutuhnya sebagai orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab masa depan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara secara mandiri dengan melaksanakan pembangunan hak asasi manusia yang saling mendukung.

2.2.3 Perlindungan Anak

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Sebagai bagian dari umat manusia, hak-hak anak secara keseluruhan merupakan bagian dari hak asasi manusia termasuk diantaranya adalah hak untuk menganut agama berdasarkan pilihannya dan hak untuk memperoleh pelayan di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial. Seperti yang diuraikan pada Bab IX Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, penyelenggaraan pelindungan anak dilakukan melalui berbagai mekanisme dan kegiatan, antara lain berupa penyediaan fasilitas umum; perlakuan khusus bagi anak antara lain adanya pengadilan anak dan lembaga pemasyarakatan anak yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak; bantuan pendampingan bagi anak pelayanan cuma-cuma bagi anak dari keluarga kurang mampu. Perlindungan anak dalam aspek pendidikan mencakup kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 tahun untuk semua anak. Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan dan atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari Universitas Sumatera Utara keluarga tidak mampu,anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil . Sementara itu, perlindungan anak dalam aspek sosial antara lain berupa kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak yang bermasalah, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Badan Pusat Statistik, 2012:60. Negara memberikan perlindungan kepada anak Putus sekolah tertuang dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa: a. Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan b. Setiap warga Negara wajib mengukuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. d. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. e. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama perasatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Perlindungan hukum untuk anak juga tertuang dalam Konvensi Hak Anak KHA dalam pasal 28 , yaitu: Mengakui hak anak atas pendidikan : Universitas Sumatera Utara a. Membuat pendidikan dasar wajib dan tersedian secara cuma-cuma untuk semua anak. b. Mendorong pengembangan bentu-bentuk yang berbeda tentang pendidikan menengah, termasuk: pendidikan umum dan kejuruann yang tersedia dan bias diperoleh oleh setiap anak. Menerapkan pendidikan secara cuma-cuma dan menawarkan bantuan keuangan bila diperlukan. c. Membuat pendidikan tinggi wajib untuk semua anak, yang didasarkan pada kemampuan dari setiap sarana yang layak. d. Membuat informasi pendidikan dan kejuruan dan bimbingan yang tersedia dan dapat dicapai oeh semua anak. e. Mengambil langkah-langkah untuk mendorong kehadiran anak secara teratur di sekolah dan penurunan tingkat putus sekolah Prinst, 1997: 79. 2.3 Anak Putus Sekolah 2.3.1 Pengertian Anak Putus Sekolah