Adapun beberapa program yang dilakukan saat ini untuk mengatasi anak putus sekolah yaitu dengan mengikuti program Kelompok Belajar Paket A bagi
anak yang tidak tamat SD, Paket B untuk yang tidak tamat SMP dan paket C bagi anak yang tidak tamat SMA. Departemen Pendidikan Nasional juga menyediakan
pendidikan alternatif untuk anak yang kurang beruntung tersebut. Pendidikan kesetaraan itu ditujukan untuk menunjang penuntasan wajar dikdas sembilan
tahun serta memperluas akses pendidikan menengah yang menekankan pada keterampilan fungsional dan kepribadian profesional.Pendidikan kesetaraan
menjadi salah satu program pada jalur pendidikan nonformal yang mengadakan pendidikan umum setara SDMI, SMPMTs, dan SMAMA melalui program
Paket A, Paket B, dan Paket C. Di lapangan, program tersebut sering mengombinasikan pendidikan aksara dan pembekalan keterampilan. Untuk Paket
A, pesertanya dibekali keterampilan dasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Paket B bertujuan memberikan bekal keterampilan untuk memenuhi
tuntutan dunia kerja. Adapun keterampilan untuk berwiraswasta diberikan untuk peserta program Paket C. Pendidikan kesetaraan itu bisa diselenggarakan oleh
semua satuan pendidikan nonformal. Misalnya, lembaga pelatihan, kursus, pusat kegiatan belajar masyarakat dan lain-lain.
2.5 Kesejahteraan anak
Sebelum kita masuk ke definisi kesejahteraan anak sebaiknya kita mnegtahui defenisi kesejahteraan sosial menurut Undang-Undang No.11 Tahun
2009 adalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial .
Walter .A.Friedlander dalam Wibhawa, et al, 2010: 24 menerangkan bahwa kesejahteraan sosial adalah system yang terorganisasi dari usaha-usaha
Universitas Sumatera Utara
sosial dan lembaga-lembaga sosial yang hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta untuk mencapai relasi perseoranagan dan sosial yang dapat memungkinkan
mereka mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka secara penuh, serta untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan
keluarga dan masayarakat. Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 menegaskan bahwa kesejahteraan
sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Adapun penyelenggaraan Kesejahteraan sosial yang di lakukan merupakan suatu upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan
yang di lakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masayarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negera yang
meliputi rehabilatasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial.
Sebagaimana diuraikan dalam Child and Family Services Review Proces, ada tiga variable kesejahteraan. Tiga variabel kesejahteraan direkapitulasikan dalam
kerangka berikut yaitu: 1.
Kesejahteraan dalam arti keluarga memiliki peningkatan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan anak-anak . Konsep ini mencakup pertimbangan
kebutuhan dan pelayanan kepada anak-anak, anak , orang tua asuh serta keterlibatan anak-anak , remaja, keluarga dalam perencanaan pemecahan
masalah. kehidupan 2.
Kesejahteraan dalam arti : anak-anak dan remaja menerima pelayanan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak .
Universitas Sumatera Utara
3. Kesejahteraan dalam arti : anak-anak dan remaja menerima pelayanan
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan fisik dan kesehatan mental anak.
Kesejahteraan anak dalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara rohani, jasmani
maupun sosial. Hal ini diatur dalam undang-undang No 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Anak sebagai bagain dari generasi muda merupakan penerus
cita-cita perjuangan bangsa sekaligus modal sumberdaya manusia bagi pembangunan nasional Astuti, et al 2013: 13. Oleh karena itu menjadi kewajiban
bagi orang dewasa, baik orang tua, keluarga, masyarakat maupun bangsa untuk memberikan jaminan, memelihara dan mengamankan kepentingan anak serta
melindungi dari ganguan yang datang dari luar maupun dari anak itu sendiri. Dari definisi tentang kesejahteraan anak di atas, dapat ditarik pengertian
bahwa kesejahteraan anak merupakan hak asasi bagi masing- masing anak dan pengadaan kesejahteraan anak merupakan kewajiban asasi setiap anggota
masyarakat dan Negara.
2.6 Kerangka Pemikiran