masih tetap berhubungan dengan teman-temannya , dan sekarang teman-temanya pun sudah putus sekolah juga dan ada juga yang masih tetap sekolah.
Banyak masyarakat menilai dirinya buruk karena kelakuannya yang nakal dan tidak menuruti perkataan orang tua nya. Namun apapun yang dikatakan
masyarakat ia tidak perduli karena menurutnya belum tentu yang dikatakan oleh masyarakat itu benar.
Adapun kegiatan yang dilakukan Edi sehari-hari yaity membantu orang tuanya di ladang memetik kopi, selain itu ia juga membantu pamannya di bengkel
memperbaiki setiap ada kenderaan masyarakat yang rusak. Dari membantu paman mengatakan sambil belajar tentang mesin disana. Selain itu juga ia menjala ikan di
Danau Toba yaitu menjadi seorang nelayan dan membudidayakan ikan mujair seperti keramba kecil-kecilan di Danau Toba. Modal yang ia dapatkan untuk
membuat keramba dari hasil kerja nya bersama paman di bengkel. Hasil yang ia dapatkan dari pekerjaannya, ia menyerahkan ke orang tuanya untuk membantu
adiknya sekolah, karena saat ini adik nya masih sekolah dan duduk dibangku SMA
Edi juga mengatakan untuk saat ini dirinya tidak ingin belajar lagi disekolah, namun ia ingin beli izazah saja atau ikut paket C saja agar lebih mudah
dan tidak menyulitkan dirinya. Saya lebih senang kerja saja karena lebih menyenangkan bekerja dibandingkan sekolah.
5.1.6 Informan Tambahan
1. Nama
: Nurmian Damanik 2.
Umur : 44 tahun
3. TempatTanggal Lahir
: Sipolha, 27 November 1969
Universitas Sumatera Utara
4. Alamat
: Sipolha 5.
Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama
: Kristen Protestan 7.
Pendidikan terkhir : SD Sekolah Dasar
Informan tambahan yang peneliti jadikan dalam penelitian ini adalah salah satu orang tua anak yang mengalami putus sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan
yang bernama Ibu Nurmian Damanik. Alasan peneliti memilih Ibu Nurmian Damanik sebagai informan tamabahan karena ibu Nurmian Damanik memiliki
anak yang putus sekolah, dan ibu memahami mengapa anak nya tersebut putus sekolah.
Ibu Nurmian Damanik adalah salah satu warga yang tinggal di Kelurahan Sipolha Horisan dimana ibu Nurmian berumur 44 tahun dan hanya menamatkan
sekolah dibangku SD saja. Beliau ber profesi sebagai petani beserta dengan suaminya.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Nurmian Damanik ia mengatakan penghasilannya per bulan sekitar Rp.500.000,- perbulannya terkadang itu pun
tidak menentu, terkadang lebih dan terkadang kurang. Penghasilan beliau tergantung dengan tanaman yang beliau tanam jika selagi musim panen mungkin
beliau akan mendapatkan lebih dari Rp.500.000, dan jikalau tidak ada sama sekali yang akan dipanen yang didapat ya kurang.
Saat ini yang tinggal bersama dengan ibu Nurmian Damanik saat ini tinggal tiga orang berserta dengan suami nya, anak beliau ada lima orang anak
pertamanya tamat dari STM langsung merantau ke Batam untuk bekerja, anak keduanya saat ini masih mengangur dan hanya tamatan dari SMK, anak ketiga
Universitas Sumatera Utara
beliau yang saat ini putus sekolah, anak kedua duduk dibangku sekolah SMA, dan anak terakhir masih duduk dibangku SD.
Dari penghasilan beliau sebutkan tentunya tidak cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari anak dan keluarganya, karena beliau dan suami saya hanya
bekerja sebagai petani yang tidak menentu penghasilannya. Namun ibu Nurmian menerima bantuan yang dari pemerintah yaitu BLSM yang dapat membantu
memenuhi kebutuhan anak dan keluarganya. Dan dari penuturan beliau jika penghasilannya tidak cukup untuk membiayai keperluan sekolah anak , karena
anaknya sekolah di sekolah Swasta dan membutuhkan biaya yang cukup banyak sehingga terkadang beliau meminjam uang dari masyarakat yang ada didaerah
tersebut hanya untuk anak nya sekolah. Ibu Nurmian Damanik juga mengatakan anaknya putus sekolah karena
nakal dan tidak mau pergi kesekolah, pihak sekolah mengatakan kepadanya bahwa anaknya tidak memberikan uang sekolahnya dan selalu tidak masuk
sekolah, pada hal beliau tetap membayar uang sekolah anaknya walaupun dengan banting tulang dan meminjam kepada orang lain.
Beliau juga sering menasehati anaknya namun anaknya tersebut tidak pernah mengindahkan nasehat beliau, jika beliau menyuruh sekolah jawaban
anaknya selalu iya, namun kenyataannya tidak. Dan karena anak beliau tinggal di Siantar dan jauh dari keluarganya sehingga anak saya sering tidak masuk sekolah.
Pada hal niat beliau bagaimana anaknya dapat tamat sekolah, namun kenyataannya justru terbalik.
Disaat anak beliau mengatakan ia tidak sekolah lagi, ibu Nurmian merasa sangat kecewa merasa sia-sia yang telah beliau lakukan untuk memperjuangkan
anaknya agar sekolah. beliau juga mengetahui anaknya bergaul dengan teman- teman yang sama nakal nya dengan anak beliau sehingga beliau mengatakan ada
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan anaknya terpengaruh dari teman-teman anaknya, karena terbukti saat ini anak belaiu sudah merokok pada hal dahulunya ketika bersama dengan
beliau dikampung ia adalah anak yang baik dan penurut. Beliau juga mengatakan bahwa beliau ingin menyekolah anaknya kembali,
tetapi tergantung kemauan anak saja masih ingin sekolah atau tidak karena saat ini anak beliau setelah putus sekolah anaknya bekerja sebagai kernek di kapal
pengangkut barang di Ajibata parapat, dan beliau juga menuturkan tidak ingin memaksakan kehendak beliau terhadap anaknya.
5.2 Analisis Data
Putus sekolah merupakan proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat anak belajar. Putus sekolah dan berbagai
masalah yang terkait di dalamnya sudah tidak dapat dianggap hal biasa lagi karena menyangkut semua pihak. Seorang anak hendaknya memperoleh perlindungan
yang baik di masa hidunya. Peningkatan jumlah anak putus sekolah merupakan suatu hal yang harus ditanggapi secara serius oleh pemerintah maupun pihak-
pihak lain. Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan
perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hakāhak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan
Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun. Adapun faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan
Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara