Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Beribadah Informan I

4.5.1 Fasilitas Pendidikan

Tabel 4.5 Fasilitas Pendidikan Kelurahan Sipolha Horisan No Sekolah Jumlah 1 SMP Negeri 1 Pematang Sidamanik 1 Unit 2 SD Negeri No.095135 Sipolha 1 Unit 3 TK 1 Unit Sumber data: Kantor Kelurahan Sipolha Horisan 2015 Sarana pendidikan yang ada di kelurahan Sipolha Horisan memiliki 1 unit taman kanak-kanak, 1 unit SD Negeri No.095135 Sipolha, 1 Unit SMP Negeri 1 Pematang Sidamanik, tetapi untuk tingkat SMA tidak ada. Setiap fasilitas sekolah telah dilengkapi dengan gedung dan kursi yang cukup memadai dan kamar mandi untuk siswa dan pengajar beserta kantin sekolah. Namun sarana perpustakaan untuk sekolah baik SMP dan SD belum ada. Karena ketidak tersedianya sarana pendidikan yang berada di kelurahan sehingga orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta maupun negeri di daerah lain.

4.5.2 Fasilitas Kesehatan

Tabel 4.6 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Sipolha Horisan No Fasilitas Kesehatan Jumlah 1 Puskesmas 1 2 Klinik 1 Universitas Sumatera Utara 3 Tenaga Medis 2 Jumlah 4 Sumber Data: Kantor Kelurahan Sipolha Horisan 2015 Sarana Kesehatan yang ada di Kelurahan Sipolha Horisan memiliki 1 unit Puskesmas dikelola oleh pemerintah dan 1 Unit Klinik yang dikelola penduduk kelurahan Sipolha Horisan, serta untuk tenaga medis yang ada di kelurahan Sipolha Horisan baik di puskesmas dan klinik 2 orang saja.

4.5.3 Fasilitas Beribadah

Sarana beribadah bagi penduduk kelurahan Sipolha Horisan yang beragama Kristen dapat dikatakan sudah memadai. Di Kelurahan ini terdapat 5 lima unit gereja, dimana gereja ini dapat digunakan penduduk untuk tempat musyawarah yang berhubungan denagn kegiatan agama Kristen selain itu digunakan untuk tempat ceramah-ceramah keagamaan. Sarana ibadah untuk penduduk yang beragama Islam dan yang lainnya belum tersedia. Biasanya penduduk yang beragama Islam akan beribadah ke daerah desa Tigaras, hal ini dikarenakan desa ini merupakan yang paling dekat dengan kelurahan Sipolha Horisan yang menyediakan sarana ibadah berupa Mesjid dam musholla.

4.5.4 Kelurahan Sipolha Horisan

Struktur Pemerintahan Kelurahan Sipolha Horisan Sesuai dengan PP. No 41 tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah, maka struktur pemerintahan Kelurahan Sipolha Horisan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Lurah : Bistok Manik Sekretaris : Robert Silalahi Kepala Lingkungan 1 : Alpen Sinaga Kepala Lingkungan 2 : Rikkot Damanik Kepala Lingkungan 3 : Anton Ambarita Kepala Lingkungan 4 : Japun Damanik Lembaga Pemberdayaan Masyarakat : Prando Damanik Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data secara kualitatif dengan tipe penelitian deskriftif dengan melakukan wawancara mendalam dengan pertanyaan- pertanyaan yang mendukung kelangkapan data penelitian serta dokumentasi yang dapat mendukung data penelitian. Informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang anak putus sekolah dan 1 orang tua anak yang memiliki anak putus sekolah. 5.1 Hasil Temuan Informan yang terlibat dalam penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria yang telah peneliti tetapkan. Keseluruhan informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, yakni 5 orang anak putus sekolah yang berumur 12-18 tahun dan 1 orang keluarga atau orang tua anak yang putus sekolah. Dari penelitian tersebut, diperoleh data umum mengenai informan melalui nama, umur, tempattanggal lahir, alamat, jenis kelamin, agama, anak ke, jumlah saudara Dalam tahapan analisis ini peneliti akan menjelaskan identitas informan karena identitas informan merupakan faktor yang sangat penting untuk diketahui dalam susatu penelitian, dari data informan ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran awal. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut.

5.1.1 Informan I

Universitas Sumatera Utara Informan yang pertama bernama Mordekhai Senglistron Sinaga seorang anak laki-laki berusia 18 tahun lahir di Peribuan 03 Agustus 1997, anak pertama dari lima bersaudara. Mordekhai Senglistron Sinaga lahir dan bertempat tinggal di Paribuan Sipolha Horisan bersama dengan orang tuanya. Senglistron merupakan seorang anak yang beragama Kristen Protestan dan bersuku Batak Toba. Ia sekolah SD sampai SMP di Sipolha Horisan dan melanjutkan sekolah ke SMA Swasta Teladan Pematang Siantar karena untuk sekolah SMA tidak tersedia sehingga harus pindah ke daerah lain serta tinggal berdua dengan teman satu kampung di kos-kosan sekitar Jalan Bali dengan biaya Rp.150.000,00 per bulan.. Berdasarkan hasil wawancara dengan Senglistron menyatakan bahwa ia memutuskan untuk putus sekolah ketika berada di bangku kelas 1 SMA semester genap dan sudah dua setengah tahun tidak sekolah, hal itu disebabkan keinginan untuk bermain-main dengan temannya, malas belajar, tidak mengikuti ujian di sekolah karena membosankan dan jika ada tugas terkadang tidak dikerjakan sehingga ia sering tidak masuk sekolah alias bolos. Pada saat Senglistron masih duduk di bangku sekolah kelas 1 semester ganjil pada awalnya ia sering terlambat datang ke sekolah karena telat bangun pagi dan akibat tinggal dikos-kosan sehingga tidak ada pantauan dari orang tuanya yang tinggal jauh darinya. Menurut keteranganya, tidak ada pengaruh dari gurunya atau pihak sekolah yang menyebabkan ia tidak masuk sekolah atau pun mengeluarkannya dari sekolah, namun ikut-ikutan dengan teman untuk membolos yang menyebabkan minat belajar yang kurang dan lebih keasikan bermain-main. Berdasarkan penuturan Senglistron, akibat terlalu sering tidak masuk sekolah ia pun mendapatkan surat panggilan orang tua namun tidak menyampaikan pada orang tuanya. Sehingga orang tua Senglistron pun tidak Universitas Sumatera Utara mengetahui apa yang dilakukannya. Hal itu sering dilakukan Senglistron karena menuruntya tidak akan di marahi orang tuanya hingga orang tua Senglistron mengetahui perbuatannya dari teman satu kosnya. Senglistron juga menyebutkan bahwa dahulunya adalah anak yang pendiam dan penurut ketika bersama dengan orang tuanya, ia juga mengatakan pendidikan itu penting apa lagi jika ingin mendapatkan pekerjaan, namun setelah tinggal jauh dari orang tua sehingga mulai mengikuti teman-teman yang selalu bolos sekolah, sehingga ia mulai ikut- ikutan untuk membolos sekolah. Senglistron pulang ke kampungnya Paribuan mengatakan tidak ingin sekolah lagi kepada orang tuanya. Tteman-teman Senglistron juga mengalami hal yang sama dengannya memutuskan untuk putus sekolah dan ada juga yang pindah ke sekolah lain. Saat ini Senglistron tidak berhubungan lagi dengan teman-teman sekolahnya karena ia sudah merasa menyesal telah ikut-ikutan dengan temannya dan menurutnya jika berhubungan dengan teman-teman sekolahnya tidak ada gunanya. Menurut penuturan Senglistron ia dimarahi oleh lingkungan masyarakat sekitar rumahnya di Paribuan, salah satunya yaitu Bapak Alpen Sinaga yang bertetangga dengannya dan beliau mengatakan kepadanya bahwa sangat disayangkan Senglistron putus sekolah sehingga kedua orang tuanya kecewa terhadap tingkah laku dan mengetahui bahwa ia putus sekolah karena keinginnya sendiri serta ikut-ikutan dengan teman. Menurut penuturan beliau bahwa lingkungannya terutama di daerah Paribuan menganggap pendidikan itu penting agar mendapatkan masa depan yang lebih baik dan para orang tua selalu mengedepankan kebutuhan anaknya. Saat ini kegiatan yang dilakukan oleh Senglistron yaitu bertani di ladang orang tuanya menanam cabai, selain itu juga ia bekerja sebagai buruh lepas di Universitas Sumatera Utara kebun orang lain seperti menanam padi di sawah mengambil buah pohon kelapa, menanam jahe dan lainnnya. Dari hasil bekerja sebagai buruh harian lepas Senglistron mendapatkan penghasilan Rp.50.000,- per harinya, namun tidak setiap hari bekerja sebagai buruh harian lepas tetapi tergantung jika ada yang membutuhkannya. Hasil bekerja sebagai buruh harian lepas tersebut diserahkan kepada ibunya untuk dipergunakan untuk keperluan adiknya yang saat ini masih duduk dibangku sekolah SMA, SMP, SD serta ada yang belum sekolah. Berdasarkan penuturan Senglistron mengatakan tidak ingin melanjutkan sekolah lagi karena ia merasa malu, dan apabila sekolah akan menambah beban kedua orang tuanya. Ia juga menuturkan bahwa lebih baik tidak melanjutkan sekolah karena dapat membantu orang tua membiayai adiknya yang saat ini masih sekolah dan ingin mengedepankan masa depan adik-adiknya dari pada dirinya sendiri karena Senglistron telah menyesal melakukan hal yang salah.

5.1.2 Informan II