5.1.3 Informan III
1. Nama
: Rindi Sartika 2.
Umur : 12 Tahun
3. TempatTanggal Lahir
: Uruk Nagodang , 05 Maret 2003 4.
Alamat : Uruk Nagodang
5. Jenis Kelamin
: Perempuan 6.
Agama : Kristen Protestan
7. Anak ke
: 2 dua 8.
Jumlah Saudara : 5 bersaudara
Informan yang ketiga bernama Rindi Sartika seorang anak Perempuan berusia 12 tahun yang mengalami putus sekolah. Rindi merupakan anak kedua
dari lima bersaudara. Ia lahir dan tumbuh di Uruk Nagodang Sipolha Horisan. Rindi memutuskan untuk putus sekolah ketika ia berada di bangku kelas 5 SD
semester ganjil dan telah satu tahun ia tidak sekolah. Dahulunya ia bersekolah di SD Negeri No.091437 Hutamula dan tinggal dengan kakek dan neneknya yang
berada di Uruk Nagodang Sipolha Horisan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Rindi, ia mengatakan bahwa ia
memutuskan untuk putus sekolah bukan lah keinginanya sendiri, karena ia masih ingin sekolah, tetapi karena kondisi keluarganya yang menyuruhnya untuk
berhenti sekolah. Ia menuturkan ia putus sekolah untuk menjaga kakeknya dirumah karena kakeknya mengidap sakit jantung dan maag akut sehingga tidak
dapat lagi bekerja dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kakaeknya sakit keras sudah sekitar dua tahun lebih dan sudah sering keluar masuk rumah sakit.
Karena kakeknya sakit pada akhirnya ia bekerja mencari uang di kebun orang seperti membersihkan ilalang yang tumbuh di tanaman cabai, mengambil
Universitas Sumatera Utara
buah cengkeh dan lainnya, itu pun jika ada yang membutuhkan tenaganya. Dari hasil bekerja ia mendapatkan sekitar Rp.15.000,- sampai Rp.25.000,- perhari, itu
pun tergantung apa yang dikerjakan Rindi. Oleh karena ia masih anak-anak jadi upah yang diberikan sesuai dengan hasil yang telah dikerjakannya. Dari hasil
bekerja untuk membiayai kebutuhan di rumah dan selebihnya diberikan pada nenek untuk membiayai perobatan kakek.
Orang tua Rindi ada di Pekanbaru, mereka tidak pernah menanyakan keadaan Rindi ataupun kakak dan adiknya dan mereka tidak memperdulikan
ketika Rindi tidak sekolah lagi, biaya untuk sekolah pun tidak pernah di beri. Rindi dan kakak sudah dititipkan di rumah kakek sejak 5 tahun yang lalu. Dari
penuturannya pendidikan itu sangat diperlukan dan Jika ia sekolah pasti ia mendapatkan banyak ilmu, dan dari ilmu itu dirinya dapat berguna.
Saat ini Rindi masih tetap berhubungan dan teman-temannya sekolahnya serta sering menanyakan kenapa ia tidak sekolah, dan mereka selalu menyuruh
Rindi untuk sekolah lagi. Pihak sekolah pun menyarankan Rindi untuk tetap sekolah Namun karena ia lebih sering bekerja dan menjaga kakeknya yang sakit
waktu untuk bermain-main dengan teman hampir tidak pernah. Ia mengatakan banyak masyarakat mengatakan ke neneknya, kenapa dirinya tidak
sekolah, sayang kali jika tidak sekolah. Masyarakat masih mengangap pendidikan itu penting dan Jika tidak sekolah mau jadi apa.
Ada pun kegiatan yang dilakukan oleh Rindi Setelah putus sekolah ia menjaga kakeknya dirumah dan memberi makan, jika pagi hari kakaknya masak
dirumah kemudian ia yang bertugas memberi kakeknya makan karena kakeknya tidak dapat lagi berdiri akibat penyakit jantungnya yang sudah kronis. Dan kakak
dan adik nya sekolah dan ia terpaksa menjaga kakek dan nenek saya bekerja mencari buah pisang yang akan dijual. Jika neneknya merasa tidak sanggup lagi
Universitas Sumatera Utara
mengerjakan pekerjaannya karena sudah tua terpaksa Rindi menggantikan neneknya bekerja untuk mencari uang.
Menurut penuturan dari Rindi, ia mengatakan masih ingin melanjutkan sekolah, terkadang ia merasa iri terhadap teman-temannya yang masih sekolah
dan masih dapat bermain dengan teman yang lain. Neneknya berjanji akan menyekolahkannya kembali jika kakaknya sudah tamat SMP, karena kakaknya
sudah kelas 3 SMP.
5.1.4 Informan IV