Informan IV Fasilitas Umum

mengerjakan pekerjaannya karena sudah tua terpaksa Rindi menggantikan neneknya bekerja untuk mencari uang. Menurut penuturan dari Rindi, ia mengatakan masih ingin melanjutkan sekolah, terkadang ia merasa iri terhadap teman-temannya yang masih sekolah dan masih dapat bermain dengan teman yang lain. Neneknya berjanji akan menyekolahkannya kembali jika kakaknya sudah tamat SMP, karena kakaknya sudah kelas 3 SMP.

5.1.4 Informan IV

1. Nama : Eko Hendra Sinaga 2. Umur : 18 tahun 3. TempatTanggal Lahir : Dolok Maraja 14 April 1997 4. Alamat : Dolok Maraja 5. Jenis Kelamin : Laki-laki 6. Agama : Khatolik 7. Anak ke : 6 Enam 8. Jumlah Saudara : 8 bersaudara Informan yang keempat bernama Eko Hendra Sinaga seorang anak laki- laki berusia 18 tahun yang mengalami putus sekolah. Eko merupakan anak keenam dari delapan bersaudara. Ia lahir dan tumbuh di Dolok Maraja Sipolha Horisan. Eko memutuskan untuk putus sekolah ketika ia berada di bangku kelas 2 di sekolah SMK Swasta HKBP semester ganjil dan telah satu tahun ia tidak sekolah. Dahulunya ia bersekolah di SMK Swasta HKBP Pematang Siantar dan tinggal dikost-kostan yang berada di jalan Gereja Pematang Siantar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Eko, ia mengatakan bahwa ia memutuskan untuk putus sekolah karena perbuatannya sendiri. ia putus sekolah Universitas Sumatera Utara karena ditarik oleh orang tuanya karena ketahuan main bilyard di jln Gereja Simpang Empat Pematang Siantar. Eko sudah sering membolos sekolah karena malas sekolah dan selalu ingin main bilyard. Awalnya saya diajak oleh teman saya dan hanya iseng-iseng saja main bilyard. Eko merasa kalau orang tuanya tidak akan mengetahui kelakuannya karena tinggal jauh dari orang tuanya dan lama-kelamaan ia merasa nyaman bermain bilyard terus-menerus dan tidak masuk kesekolah. Sehingga pada akhirnya apa yang ia lakukan diketahui oleh abangnya yang hendak kebetulan lewat dari jalan tersebut dan memergokinya tidak sekolah tetapi main bilyard ditempat ia biasanya main bilyard. Abannya pun segera melaporkan hal tersebut kepada orang tuanya. Orang tua Eko merasa kecewa terhadap dirinya dan pada akhirnya menarik Eko dan akhirnya dirinya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Menurut penuturan ibunya Eko, beliau merasa kecewa melihat kelakuannya pada hal ia anak yang pintar mendapatkan juara 10 besar di sekolahnya. Ibu dan bapak nya sudah banting tulang di ladang untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya, namun ia menyia-nyiakan kesempatan untuk sekolah, ibunya merasa malu terhadap orang lain setelah anak ini putus sekolah. Dari penuturan Eko Temannya juga ada yang putus sekolah , karena hal yang sama juga. Dan saat ini ia tidak berhubungan lagi dengan teman-temanya yang sama bermain bilyard, ia pun mengatakan merasa menyesal telah berteman dengan mereka. Menurut penuturannya pendidikan itu penting, karena ia pernah mencoba melamar pekerjaan sebagai security di sebuah perusahaan namun karena ia tidak mempunyai izazah ia pun tidak diterima perusahan tersebut. Eko juga mengatakan orang tuanya , abangnya dan masyarakat di sekitar lingkungannya banyak yang marah terhadapnya karena kelakuannya, dan banyak masyarakat yang menyuruhnya untuk sekolah lagi karena menurut mereka Universitas Sumatera Utara pendidikan itu penting apa lagi untuk zaman saat ini dimana masyarakat beranggapan bahwa jika sekolah maka akan memiliki masa depan. Saat ini, ada pun Kegiatan yang dilakukan oleh Eko sehari-hari adalah membantu orang tuanya berladang nenanam padi, namun bukan hanya itu ia pun terkadang memancing ikan di danau Toba, jika ia mendapatkan ikan maka ia akan menjual ikan tersebut ke masyarakat dengan harga Rp.26.000,- per kilogramnya namun itu pun jika ia mendapatkan ikan yang banyak dan jika sedikit akan dibawanya pulang kerumah dan memberikannya kepada ibunya untuk dijadikan lauk. Terkadang memancing ikan nasib-nasiban terkadang tidak dapat sama sekali. Selain itu pun Eko terkadang bekerja sebagai buruh harian lepas di ladang orang seperti mencangkul sawah, mengambil buah durian, mangga jika sedang musim panen tiba. Dari buruh harian lepas ia mendapatkan sekitar Rp.50.000,- perharinya itu pun tergantung jika ada yang membutuhkan tenaganya. Dari hasil kerja yang dilakukannya hanya untuk keperluan saya sendiri, terkadang dari hasil tersebut saya beli rokok karena saat ini saya sudah merokok. Eko mengatakan saat ini dirinya masih ragu-ragu untuk melanjutkan sekolah apa lagi untuk sekolah di tempat sekolahnya dahulu, karena ia sudah merasa malu terhadap masayarakat dan teman-temannya yang saat ini masih sekolah. Namun keinginannya ingin yang gampang saja yaitu ikutin Kejar Paket C biar lebih mudah, karena ia sudah 2 tahun tidak sekolah dan hanya ujian akhir saja yang akan ia ikutin. Dan jika ia telah mendapatkan izazah maka ia akan kembali melamar pekerjaan di perusahaan yang akan diinginanya.

5.1.5 Informan V