19
e Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
keterampilan yang kompleks. f
Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan akspresif dan interpretative.
16
3. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme
Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut : a.
Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, melainkan selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
b. Subjek membentuk skeme kognitif, kategori konsep dan struktur yang perlu
untuk pengetahuan. c.
Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan jika konsepsi itu berlaku dalam berhadapan
dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
Jadi yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah dalam proses pembelajaran, pembelajaran yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang
harus akatif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pengajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan
belajar siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.
17
4. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
18
Model belajar konstruktivisme adalah model pembelajaran yang menekankan pada penegetahuan pengetahuan awal siswa sebgai tolak ukur dalam
16
Ibid, hal.54
17
Elin Rosalin,Gagasan Merancang Pembelajaran Konstektual, Jakarta: PT Karsa Mandiri Persada, 2010, hal.5
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, hal.266
20
belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstrukrivis adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku
sekolah. Model pembelajaran konstruktivisme bermula dari teori perkembangan intelektual Piaget, yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri
Self Regulation yang dilakukan sesorang dalam mengatasi konnflik kognitif. Konflik timbul pada saat terjadi ketidak selarasaan disequbilration antara
informasi yang diterima siswa dengan stuktur kognitif yang dimilikinya. Adapun pengetahuan sendiri adalah proses internal untuk mencapai keselarasan
equlibration yang dilakukan melalui dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Konflik kognitif muncul saat terjadi interaksi antara pengetahuan awal
yang telah dimiliki siswa dengan penomena baru yang tidak dapat dipadukan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan atau modfikasi stuktur kognitif untuk
mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima penegetahuan baru.
Masuknya informasi dalam stuktur kognitif skemata menurut Piaget melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. Pada proses asimilasi
seseorang menggunakan stuktur kognitif dan kemampuan yang sudah ada untuk beradaftasi dengan masalah atau informasi baru atau masalah yang dihadapi
sesorang mengandung kesamaan dengan stuktur mental yang sudah ada, sementara pada akomodasi melibatkan modifikasi stuktur pengetahuan agar lebih
sesuai atau mengakomodasi stuktur kognitif. Menurut Ausubel faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa
yang telah diketahui siswa atau konsep awal siswa. Hal ini mengetahui agar terjadi pembelajaran bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam stuktur kognitif siswa. Selain pengetahuan awal siswa, menurut Ausubel ada beberapa konsep dan prinsip lain
yang perlu diperhatikan agar pemebalajaran menjadi bermakna antara lain. Pengatur awal, diferrensial progresif, penyesuaian integratif, dan belajar super
ordinat. Menurut Harlen seseorang memiliki pengetahuan pribadi yang merupakan
pemahaman sendiri tentang keadaan disekitarnya. Pengetahuan ini dapat bersifat
21
ilmiah yaitu dapat tahan uji terhadap kenyataan dan sebagian bersifat sehari-hari, ada pula pengetahuan bersifat umum yaitu pengetahuan external yang dimiliki
masyarakat. Pengetahuan ini pun dapat bersifat ilmiah dan sebagaian bersifat sehari-hari.
Para siswa sebelum memperoleh pembelajaran, sebenarnya sudah mempunyai gagasan tentang peristiwa-peristiwa ilmiah yang terbentuk melalui
proses belajar informal dalam memahami pengalaman sehari-hari, saat siswa memasuki ruang kelas, siswa telah membawa gagasan atau konsep awal yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, gagasan atau konsep awal tersebut perlu disadari oleh guru dalam kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran tidak
hanya memindahkan gagasan guru kepada siswa, melainkan sebagai proses untuk mengubah gagasan yang ada melalui pengalaman di kelas.
19
Proses terjadinya modifikasi stuktur kognitif dapat dilihat dari gambar 2.1 sebagai berikut.
20
19
Ari Widodo.dkk. Pendidikan IPA di SD,Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan-UPI. 2008, hal.50.
20
Ibid,hal.51
22
Hal Baru Hasil interaksi dengan lingkungannya
Dalam pembelajaran Diadopsi
Skemata
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Modifikasi Struktur Kognitif
a. Ciri utama model kontruktivis, antara lain :
21
1 Menekankan pada penegetahuan awal siswa yang diperoleh dari luar bangku
sekolah melalui interaksi sosial dan interaksi dengan lingkungannya. 2
Pada saat belajar ditekankan pada kegiatan mind-on dan hand-on 3
Ada perubahan konseptual saat belajar yang menjembantani antara konsepsi awal siswa dan penegetahuan baru.
4 Siswa secara aktif membangun pengetahuannya sehingga siswa harus terlibat
dalam proses pembelajaran.
21
Ibid, hal. 52
Dibandingkan dengan konsepsi
Tidak cocok COCOK
AKOMODASI Ketidak seimbangan
COCOK Jalan Buntu
KESEIMBANGAN Alternatif strategi lain
ASIMILASI MENGERTI