7
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, daya fikir, dan lain-lain
dalam berbagai bidang. Jadi secara umum definisi belajar adalah perubahan tingkah laku.
Perubahan yang didasari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan. Belajar berbeda dengan pertumbuhan kedewasaan, dimana
perubahan yang terjadi dalam individu berasal dari bawaan genetiknya. Perubahan tingkahlaku individu sebagai hasil belajar ditunjukan didalam berbagai aspek
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi atau gambaran dari aspek-aspek tesebut. Sedangkan pengertian belajar berbeda dengan
pembelajaran. Kalau pengertaian belajar lebih mengarah pada hasil sedangkan pengertian pembelajaran lebih mengarah pada prosesnya.
Pengertian pembelajaran oleh Piaget dalam bukunya Dimyati dan Mujiono, yang menyatakan bahwa :
Pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu: 1 Menentukan topikyang akan dipelajari sendiri, 2 Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan
topik tersebut, 3 Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk menemukan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah, 4 Melaksanakan
penilaian tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan melakukan revisi.
5
Sedangkan Nata wijaya dan Moesa membuat rumusan tentang pengetian pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara
sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik- baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.
6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka arti pembelajaran dalam penelitian ini adalah suatu proses infasilitasi peserta didik yang berupa susunan
informasi dan lingkungan, berisi topik dan langkah-langkah belajar untuk mengembangkan aktifitas yang harus dilakukan peserta didik serta penilaian
pelaksanaan tipa-tiap kegiatan, penilaian tingkat keberhasilan dan perbaikan untuk memperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya.
5
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rieneka Cipta, 2002, hal.14-15
6
Ibid,hal.23.
8
b. Tujuan Belajar
Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diuasahakan untuk mencapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan intructional effects, yang biasa
berbentuk keterampilan dan pengetahuan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil sampingan yaitu: tercapai karena siswa “menghidupi” to live in
suatu sistem belajar tertentu seperti contohnya, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain.
Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar ada tiga jenis : 1
Untuk Mendapat Pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. 2
Pemahaman Konsep Keterampilan Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Jadi keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani, keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,
diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerakpenampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Termasuk dalam hal ini masalah-
masalah tehnik dan pengulangan, sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat
dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak. 3
Pembentukan Sikap Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat,
didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswanya. Dari proses observasi siswa juga mungkin menirukan perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi
proses internalisasi yang dapat menumbuhkan proses penghayatan pada setiap siswa yang kemudian diamalkan.
9
c. Teori Belajar
Beberapa teori belajar yang dikutip dari para ahli pendidikan sebagai berikut:
1 Teori Behavioristik
Teori belajar perilaku behavioristik merupak teori belajar yang mengobservasi perilaku individu dalam belajar, baik perilaku eksternal dan
terbuka. Dalam teori belajar ini dikenal beberapa teori belajar yaitu : a
Koneksionisme Teori koneksionisme connectionism adalah teori yang dikembangkan
oleh Edward L Thorndike 1874-1949 dalam syah berdasarkan eksperimen dengan menggunakan hewan seperti kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
Dari hasil eksperimennya ia berpendapat bahwa belajar adalah hubungan stimulus dan respon dan di
sebut pula “S-R Bond Teory” dan S-R bond teory dan S-R psychology of learning”.
7
b Teori pembiasaan klasik
Teori pembiasaan klasik clasical conditioning ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dikembangkan oleh Ivan Valvov 1849-1936
seperti yang dikutip oleh Syah. Dalam eksperimennya Ivan Palvov mengunakan anjing untuk mengetahui hubungan antara conditionined stimulus CS,
unconditioned stimulus UCR, conditioned respon CR, dan unconditioned respon UCR. Dari hasil eksperimennya ini menghasilkan hukum-hukum belajar
yaitu law of Respondent Conditioning dan Law of Respondent Extinction, menurut Hitzman kedua hukum tersebut mempunyai makna :
1 Law ofRespondent Conditioning hukum pembiasaan yang dituntut jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan yang salah satunya berfungsi reinforcer, maka refleks dan simultan lainnya akan meningkat.
7
Muhibun Syah, Psikolodi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, 2005, hal.105.