17 a. Pengetahuan
Siswa diminta untuk mengingat kembali pada hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang telah
disimpan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan. b. Pemahaman
Tahap ini mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari sehingga dapat menguraikan pokok
permasalahan. c. Penerapan
Pada tahap penerapan, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk memilih suatu kaidah tertentu secara tepat untuk diaplikasikan dalam
suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. d. Analisis
Dalam tingkatan analisis, siswa diminta untuk merinci suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
e. Sintesis Siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali bagian-
bagian tertentu agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana atau
membuat suatu karya ilmiah. f. Evaluasi
Siswa mampu memberikan pendapat untuk melakukan penilaian pada suatu kasus yang diajukan dalam soal.
18 Menurut uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa hasil belajar
merupakan suatu ukuran yang menyatakan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan. Adanya beberapa komponen dari luar
maupun dari dalam yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa diukur dari ketercapaiannya suatu
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil belajar siswa berupa kecerdasan intelektual yang diukur dengan memberikan tes belajar kepada
siswa yang kemudian digunakan untuk menyimpulkan keberhasilan suatu proses pembelajaran.
B. Karakteristik Membaca Gambar Teknik 1. Pengertian Gambar Teknik
Gambar Teknik merupakan sebuah alat komunikasi orang teknik, atau merupakan bahasa orang-orang teknik. Penerusan informasi adalah
fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar. Gambar bagaimanapun juga adalah ”bahasa teknik”, oleh karena itu diharapkan gambar harus
meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Dalam hal bahasa, kalimat pendek dan ringkasan harus mencakup keterangan-
keterangan dan pikiran-pikiran yang melimpah Sato, G.Takeshi, 2000: 1. Keterangan-keterangan dalam gambar yang tidak dapat dinyatakan
dalam bahasa harus diberikan secukupnya sebagai lambang-lambang. Oleh karena itu berapa banyak dan berapa tinggi mutu keterangan yang
diberikan dalam gambar tergantung dari bakat perancang gambar design
19 drafter. Sebagai juru gambar, sangat penting untuk memberikan gambar
yang ”tepat” dengan mempertimbangkan pembacanya Sato, G.Takeshi, 2000: 1.
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan
proses, pembuatan, pemeriksaan, perakitan dsb. Penafsiran gambar diperlukan untuk penentuan secara obyektif. Untuk itu standar-standar
sebagai tata bahasa teknik diperlukan untuk menyediakan ketentuan- ketentuan yang diperlukan. Dalam perencanaan, konsep abstrak yang
melintas dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses. Pertama konsep dianalisa dan disintesa dengan gambar. Kemudian
gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini diulang-ulang sehingga dapat dihasilkan gambar-gambar yang sempurna. Gambar tidak hanya
melukiskan gambar tetapi berfungsi juga sebagai peningkatan daya berpikir atau perencanaan Sato, G.Takeshi, 2000: 2-3.
Peraturan-peraturan gambar dibuat atas dasar persetujuan bersama antara orang-orang bersangkutan. Peraturan-peraturan itu selanjutnya
dijadikan standar dalam lingkup di mana orang bersangkutan berada. Standar yang digunakan dalam lingkup perusahaan disebut standar
perusahaan, untuk lingkup negara disebut standar nasional. Lebih luas lagi untuk kepentingan kerjasama antar industri secara internasional
digunakan standar internasional. Standarisasi gambar berarti penyesuaian atau pembakuan cara membuat dan membaca gambar dengan berpedoman
20 pada standar gambar yang telah ditetapkan. Apabila dalam satu lingkungan
kerja teknik, antara yang membuat gambar dan yang membacanya menggunakan standar gambar teknik yang sama, berarti lingkungan itu
sudah melakukan standarisasi gambar teknik. Standarisasi gambar teknik dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Memberikan kepastian sesuai atau tidak sesuai kepada pembuat dan pembaca gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut
standar. b. Menyeragamkan penafsiran terhadap cara-cara penunjukkan dan
penggunaan simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambar sesuai penafsiran menurut standar.
c. Memudahkan komunikasi teknis antara perancangpembuat gambar dengan pengguna gambar.
d. Memudahkan kerjasama
antara perusahaan-perusahaan
dalam memproduksi benda-benda teknik dalam jumlah banyak produksi
masal yang harus diselesaikan dalam waktu yang serempak. e. Memperlancar produksi dan pemasaran suku cadang alat-alat industri.
Dengan makin meluasnya dunia usaha, di mana pembagian kerja secara internasional meningkat pesat, juga perlunya saling menimba
teknologi asing, telah mengharuskan perusahaan-perusahaan industri untuk menggunakan standar yang bersifat internasional. Untuk keperluan ini
telah dibentuk suatu badan standar industri yang diberi nama International Organization for Standardization ISO. Tujuan dari ISO adalah untuk
21 menyatukan pengertian teknik antarbangsa dengan jalan membuat standar.
Dalam badan ini tehimpun ahli-ahli teknik mewakili berbagai negara, yang bertugas membahas persoalan-persoalan teknik yang timbul akibat
perbedaan pengertian antar mereka, guna mencapai suatu pengertian yang disetujui bersama. Selain itu dalam hal pembuatan produk dibahas juga
usaha-usaha untuk memperbaiki kualitas, meningkatkan produksi, menurunkan harga, serta memperluas perdagangan dan organisasi
pemasaran. Dalam pembuatan gambar kerja, perancang biasanya dibantu oleh
drafter. Seorang drafter bertugas menyajikan keterangan-keterangan pada gambar secara ringkas tetapi mencakup seluruh gagasan perancang.
Dengan kata lain, gambar kerja itu harus tepat sesuai hasil rancangan dan tepat sesuai keperluan penggunanya Ohan Juhana, 2008: 13-15.
2. Gambar Kerja dan Evaluasi Gambar Tekknik
Dalam sebuah pabrik, operator merupakan ujung tombak pengguna gambar. Operator bertugas mewujudkan gambar menjadi benda nyata, hal
ini bisa tercapai apabila operator mempunyai kemampuan untuk menafsirkan penunjukkan dimensi-dimensi benda dan lambang-lambang
yang digunakan pada gambar kerja. Dengan demikian seorang operator selain dituntut memiliki kemampuan mengoperasikan mesin juga harus
dapat membaca gambar atau mengetahui aturan-aturan gambar menurut standarisasi gambar Ohan Juhana, 2008: 15.