76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment yang dilakukan di SMK Muhammadiyah Prambanan pada kelas XI Teknik Permesinan dengan kelas
XI TPA sebagai kelas eksperimen dan kelas XI TPB sebagai kelas kontrol. Kelas XI TPA sebagai kelas eksperimen mengalami perlakuan dengan menggunakan
strategi pembelajaran kolaboratif dalam kegiatan belajar mengajarnya, sedangkan kelas XI TPB sebagai kelas kontrol tetap menggunakan strategi pembelajaran
ceramah, mencatat dan tanya jawab metode belajar konvensional.
A. Hasil Penelitian 1. Proses Pembelajaran
a. Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kolaboratif Proses pembelajaran pada kelas XI TPA kelas eksperimen
yang menggunakan strategi pembelajaran kolaboratif dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Pada
tahap perencanaan terdapat beberapa kegiatan yaitu: a menentukan topik materi yang akan disampaikan; b menyiapkan sumber materi
yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar; c menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan
skenario pembelajaran berupa lembar materi yang dapat membantu melengkapi materi yang telah dikumpulkan siswa; d menyusun
rancangan tugas pembelajaran yang akan digunakan pada proses diskusi menggunakan Metode Pembelajaran Kolaboratif.
77 Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan, terdiri dari beberapa
kegiatan, yaitu: a mengorientasikan siswa yaitu dengan kegiatan memperkenalkan metode pembelajaran yang akan dilakukan, tujuan
pembelajaran, prosedur pembelajaran, tugas-tugas yang dikerjakan dalam proses pembelajaran, dan evaluasi yang dilakukan. Guru
menginstruksikan kepada seluruh siswa untuk mencatat dengan teliti hal-hal yang berkaitan dengan tugas agar tidak bingung saat
mengerjakan serta memberikan pedoman penyusunan tugas; b membentuk kelompok belajar yaitu membagi siswa menjadi 6
kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang; c menyusun tugas pembelajaran yaitu siswa diberi tugas yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran kolaboratif, yaitu tugas mencari dan merangkum materi membaca gambar kerja. Guru menginstruksikan kepada masing-
masing kelompok agar menentukan dengan jelas tugas masing-masing anggota agar tidak lagi ada anggota yang kebingungan belajar bersama
kelompok; d memfasilitasi proses kolaborasi siswa yaitu dengan menyampaikan apa saja yang harus dikerjakan oleh tiap kelompok,
membantu menangani bila terjadi masalah atau kebuntuan dalam kelompok, membantu kelompok dalam pelaporan kegiatan serta
kegiatan penutup. Guru menginstruksikan kepada seluruh siswa untuk membuat rangkuman dari materi pelajaran yang telah dikumpulkan
bersama kelompoknya maupun dari guru, di rumah dengan harapan agar siswa mau membaca dengan seksama materi pelajaran saat
78 membuat rangkuman tersebut; e mengevaluasi dan memberi penilaian
yaitu mengevaluasi dan memberi penilaian atas kegiatan yang telah dilakukan setiap kelompok, baik penilaian secara individu maupun
kelompok. Tahap terakhir pada proses pembelajaran kolaboratif adalah
proses refleksi, refleksi dilakukan terutama untuk hal-hal yang belum sesuai dengan yang direncanakan untuk kemudian dilakukan perbaikan
agar terjadi peningkatan pada proses pembelajaran selanjutnya. Perbaikan yang dilakukan adalah pada pemberian tugas-tugas
pembelajaran, 1 siswa diharapkan lebih meningkatkan kerjasama karena beberapa siswa masih belum maksimal dalam kerja kelompok,
dilihat dari suasana belajar dan hasil tugas kelompoknya yang belum optimal; 2 guru harus mencari cara agar siswa lebih aktif dalam
kelompok dan tidak kebingungan dengan sistem belajar berkelompok. b. Proses Pembelajaran dengan Metode Konvensional
Proses pembelajaran pada kelas XI TPB kelas kontrol yang menggunakan strategi konvensional peranan lebih aktif dimainkan oleh
guru. Guru memberikan ilmu dengan cara menyampaikan semua materi bahan pelajaran yang nantinya akan dihafalkan oleh siswa.
Sehingga guru sebagai sumber utama pengetahuan. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi kebanyakan berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah persoalan dalam kehidupan jangka
79 panjang. Siswa cenderung pasif tanpa banyak melakukan kegiatan
yang dinamis serta adanya rasa takut untuk mengeluarkan pendapat. Proses penyerapan ilmupun tergantung pada daya ingat setiap individu.
Siswa yang pintar akan cepat menerima pelajaran tetapi siswa yang kurang begitu pandai kesulitan menyerap ilmu yang begitu banyak.
Saat dilakukan tes siswa yang kurang pandai hanya menyalin pekerjaan dari siswa yang pandai.
Proses untuk mengukur kemampuan siswapun kurang bisa terkontrol secara maksimal. Karena saat guru bertanya tentang
kejelasan materi pelajaran yang telah diberikan dan sebagian besar siswa menjawab sudah jelas, tetapi saat guru mulai memberikan
pertanyaan siswa pada diam dan hanya sedikit siswa yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Siswa lebih senang untuk tetap diam
serta mendengarkan materi pelajaran dari guru. Sikap pasif dari siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang antusias dalam belajar.
2. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran merupakan hasil evaluasi dari pertanyaan yang diberikan guru setelah selesai proses pembelajaran. Sebelum dilakukan
proses pembelajaran, terlebih dahulu diadakan tes kemampuan awal siswa pretest baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Tujuan
diadakan pretest ini adalah untuk mengetahui bahwa rata-rata kemampuan siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol hamper sama. Dengan
demikian, jika hasil evaluasi akhir posttest menunjukkan adanya