Hasil Pembelajaran Hasil Penelitian 1. Proses Pembelajaran
82 tidak. Jika datanya normal maka digunakan statistik parametrik,
sedangkan jika data yang diperoleh tidak normal maka statistik parametrik tidak dapat digunakan. Untuk menghitung normalitas data
maka digunakan rumus chi kuadrad X
2
. Data uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 3. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen No.
Interval fo
fh fo-fh
fo-fh² fo-fh²
fh 1
30-36 1
1 0,00
2 37-43
5 4
1 1
0,23 3
44-50 6
11 -5
25 2,29
4 51-57
10 11
-1 1
0,09 5
58-64 9
4 5
25 5,77
6 65-71
1 1
0,00 Jumlah
32 32
52 8,39
Tabel 4. 4. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol No.
Interval fo
fh fo-fh
fo-fh² fo-fh²
fh 1
33-38 4
1 3
9 9
2 39-44
4 4
3 45-50
4 4
4 51-56
8 10
-2 4
0,4 5
57-62 8
10 -2
4 0,4
6 63-68
1 1
Jumlah 29
30 -1
17 9,80
Keterangan: = Frekuensi yang diobservasi
= Frekuensi yang diharapkan Berdasarkan tabel interval dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol di atas, maka dapat diperoleh data uji normalitas yang disajikan dalam Tabel 4. 5, berikut ini:
83 Tabel 4. 5. Data Hasil Uji Normalitas Pretest
Sumber Data X
2 hitung
X
2 tabel
Keputusan Kelas Eksperimen
8,39 11,07
Normal Kelas Kontrol
9,80 11,07
Normal Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan X
2 tabel
dengan X
2 hitung
. Keputusan pengujian adalah jika X²
tabel
≤ X²
hitung
maka data tidak normal, sedangkan jika X²
tabel
≥ X²
hitung
maka data berdistribusi normal. Pengujian dilakukan pada taraf kesalahan 5 dan
dk = 5. Berdasarkan hasil pengujian di atas, ternyata baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol menghasilkan X²
tabel
X²
hitung,
sehingga data pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Dengan demikian, maka dapat digunakan statistik
parametrik untuk menganalisis data lebih lanjut. b. Uji Homogenitas Pretest
Pengujian homogenitas
digunakan untuk
mengetahui keseimbangan varians nilai pretest antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen. Uji homogenitas merupakan persyaratan untuk melakukan uji komparasi. Berikut adalah hasil uji homogenitas dengan uji-F.
Tabel 4. 6. Hasil Uji Homogenitas Pretest Sumber Data
S
2
F
hitung
F
tabel
Keputusan Kelas Eksperimen 93,906
1,21 1,79
Homogen Kelas Kontrol
77,832 Berdasarkan perhitungan uji homogenitas dengan varians
terbesar dibanding varians terkecil, maka diperoleh F
hitung
= 1,21. Langkah selanjutnya adalah membandingkan F
tabel
dengan F
hitung
84 dengan rumus dk
pembilang
= n-1 = 32-1 = 31 untuk varians terbesar, dan dk
penyebut
= n-1= 29-1 = 28 untuk varians terkecil. Taraf signifikan α = 0,05. Ternyata untuk dk
pembilang
31 dan dk
penyebut
28 tidak ditemukan pada tabel. Oleh karena itu digunakan dk
pembilang
40 dan dk
penyebut
30. Untuk dk
pembilang
40 dan dk
penyebut
30 diperoleh harga F
tabel
1,79. Keputusan pengujian adalah jika F
tabel
≤ F
hitung
berarti tidak homogen dan jika F
tabel
≥ F
hitung
berarti homogen. Berdasarkan data pada tabel di atas ternyata F
tabel
F
hitung
, maka varians-varians sampel adalah homogen. Apabila keputusan data homogen, maka
dapat dilakukan uji komparasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dengan menggunakan uji-t sampel independen.
c. Uji t Independent Sample Test Data Pretest Uji t tes dilakukan pada data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak hasil pretest siswa sebelum dilakukan penelitian. Berikut
data hasil perhitungan uji t independent sample test. Tabel 4. 7. Hasil Uji t Independent Sample Test Data Pretest
Sumber Data Mean Varian t
hitung
t
tabel
Keputusan Eksperimen
51,67 93,906 0.66
2,01 Tidak ada perbedaan
hasil belajar antara kedua kelas
Kontrol 50,57 77,832
Berdasarkan perhitungan menggunakan uji-t independent sample test diperoleh harga t
hitung
sebesar 0,66 lampiran 10. Langkah selanjutnya adalah membandingkan t
tabel
dengan t
hitung
dengan rumus dk = n
1
+n
2
-2 = 32+29-2 = 59 . Taraf signifikan α = 0,05. Karena
85 dk=59 tidak ditemukan di dalam tabel, maka digunakan dk di antara 40
dan 60. Nilai kritis t dengan dk=40 pada taraf signifikansi 5 dengan uji dua pihak adalah 2,021, sedangkan dengan dk=60 pada taraf
signifikansi 5 adalah 2,000. Karena dk=59 lebih besar dari 40 dan lebih kecil dari 60, maka perlu dilakukan interpolasi. Sehingga dapat
dilakukan dengan membagi dua jumlah dk 40 dan 60. Jadi, pada taraf signifikansi 5 sebesar 2,021+2,0002 = 2,0105.
Dengan membandingkan t
tabel
dengan t
hitung
, diperoleh t
tabel
t
hitung
2,0105 0,66 dengan demikian terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pretest siswa antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol sebelum dilakukan penelitian. Karena tidak ada perbedaan hasil pretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, maka
kedua kelas tersebut dapat dilakukan penelitian untuk dikomparasikan. Selain itu jika nanti hasil posttest siswa menunjukkan perbedaan, maka
perbedaan hasil belajar tersebut dikarenakan oleh proses treatment yang telah dilakukan.
Setelah dilakukan analisis data hasil nilai pretest, kemudian dilakukan proses pembelajaran pada kedua kelas dengan strategi belajar
yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan strategi pembelajaran kolaboratif, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan
pembelajaran seperti biasa strategi pembelajaran konvensional. Selanjutnya, setelah dilakukan pembelajaran maka dilakukan tes evaluasi
untuk mengetahui sebarapa baik hasil belajar setelah dilakukan
86 pembelajaran dengan strategi belajar yang berbeda. Hasil belajar siswa
posttest dapat dilihat pada Tabel 4. 8, berikut ini: Tabel 4. 8. Data Posttest Siswa Kelas Eksperimen
No. Interval
Frekuensi 1
70-73 1
2 74-77
2 3
78-81 8
4 82-85
7 5
86-89 9
6 90-93
1 Jumlah
28 Tabel 4. 9. Data Posttest Siswa Kelas Kontrol
No. Interval
Frekuensi 1
60-64 1
2 65-69
1 3
70-74 11
4 75-79
7 5
80-84 3
6 85-89
2 Jumlah
25 Setelah diketahui tabel interval dari data posttest siswa, maka dapat
dicari nilai rata-rata kelas mean, perhitungan disajikan sebagai berikut: Me =
∑
= = 82,74 kelas eksperimen
Me =
∑
= = 75,07 kelas kontrol
Keterangan: = Frekuensi yang diobservasi
= Frekuensi yang diharapkan Me
= Mean rata-rata
87 ∑ Xi = Jumlah nilai
n = Jumlah siswa
Berdasarkan perhitungan dari data hasil posttest di atas maka dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi belajar
yang berbeda, kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran kolaboratif memiliki nilai rata-rata kelas mean
82,74. Kemudian, kelas kontrol yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata kelas mean
75,07. Nilai yang paling banyak muncul modus pada kelas eksperimen adalah 86,67. Sedangkan pada kelas kontrol nilai yang paling banyak
muncul modus adalah 76,67. Dari hasil perhitungan data posttest di atas, ternyata kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, maka perlu
dilakukan uji prasyarat analisis untuk membuktikan bahwa data dapat dihitung dengan statistik parametris.
a. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum data posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dianalisis lebih lanjut, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis. Pengujian prasyarat analisis data dilakukan dengan
uji normalitas dan uji homogenitas.
88 1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal
atau tidak. Kemudian, ditentukan teknik statistik analisis data yang sesuai berdasarkan data tersebut. Jika datanya normal maka
digunakan statistik parametrik, sedangkan jika data yang diperoleh tidak normal maka statistik parametrik tidak dapat digunakan.
Untuk menghitung normalitas data maka digunakan rumus chi kuadrad X
2
. Data hasil pengujian normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 10. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen No.
Interval fo
fh fo-fh
fo-fh² fo-fh²
fh 1
70-73 1
1 2
74-77 2
4 -2
4 1
3 78-81
8 9
-1 1
0,11 4
82-85 7
9 -2
4 0,44
5 86-89
9 4
5 25
6,25 6
90-93 1
1 Jumlah
28 28
34 7,81
Tabel 4. 11. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol No.
Interval fo
fh fo-fh
fo-fh² fo-fh²
fh 1
60-64 1
1 2
65-69 1
3 -2
4 1,33
3 70-74
11 9
2 4
0,44 4
75-79 7
9 -2
4 0,44
5 80-84
3 3
6 85-89
2 1
1 1
1 Jumlah
25 26
-1 13
3,22
89 Keterangan:
= Frekuensi yang diobservasi = Frekuensi yang diharapkan
Berdasarkan tabel interval dari kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas, maka dapat diperoleh data uji normalitas yang
disajikan dalam Tabel 4. 12, berikut ini: Tabel 4. 12. Hasil Uji Normalitas Posttest
Sumber Data X
2 hitung
X
2 tabel
Keputusan Kelas Eksperimen
7,81 11,07
Normal Kelas Kontrol
3,22 11,07
Normal Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan
X
2 tabel
dengan X
2 hitung
. Keputusan pengujian adalah jika X²
tabel
≤ X²
hitung
maka data tidak normal, sedangkan jika X²
tabel
≥ X²
hitung
maka data berdistribusi normal. Pengujian dilakukan pada taraf kesalahan 5 dan dk = 5. Berdasarkan hasil pengujian di atas,
ternyata baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol diperoleh X²
tabel
X²
hitung,
sehingga data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Dengan demikian, maka
dapat digunakan statistik parametrik untuk menganalisis data lebih lanjut.
2 Uji Homogenitas Pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui
keseimbangan varians nilai pretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Uji homogenitas merupakan persyaratan untuk
90 melakukan uji komparasi. Berikut adalah hasil uji homogenitas
dengan uji-F. Tabel 4. 13. Hasil Uji Homogenitas Posttest
Sumber Data S
2
F
hitung
F
tabel
Keputusan Kelas Eksperimen 18.15
1,92 1,94
Homogen Kelas Kontrol
34.83 Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data nilai posttest
dengan varians terbesar dibanding varians terkecil, maka diperoleh F
hitung
= 1,92. Langkah selanjutnya adalah membandingkan F
tabel
dengan F
hitung
dengan rumus dk
pembilang
= n-1 = 28-1 = 27 untuk varians terbesar, dan dk
penyebut
= n-1= 25-1 = 24 untuk varians terkecil
. Taraf signifikan α = 0,05. Ternyata untuk dk
pembilang
27 tidak ditemukan pada table, oleh karena itu digunakan dk
pembilang
30. Untuk dk
pembilang
30 dan dk
penyebut
24 diperoleh harga F
tabel
1,94. Keputusan pengujian adalah jika F
tabel
≤ F
hitung
berarti tidak homogen dan jika F
tabel
≥ F
hitung
berarti homogen. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas posttest diperoleh F
tabel
F
hitung
1,941,92 maka varians-varians sampel adalah homogen. Setelah data diputuskan homogen, maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis. b. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan statistik parametrik karena data kelas eksperimen
91 dan kelas kontrol berdistribusi normal. Kemudian, uji komparasi juga
dapat dilakukan karena data sampel kedua kelas homogen. Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil
belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol digunakan pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen uji t independent sample test.
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai posttest. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji t independent sample test. Pengujian hipotesis dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki tujuan untuk
mengetahui hasil
belajar menggunakan
model pembelajaran
kolaboratif lebih tinggi daripada hasil belajar menggunakan metode konvensional. Berikut data hasil perhitungan uji t independent sample
test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4. 14. Hasil Uji t Independent Sample Test Data Posttest
Sumber Data Mean Varian t
hitung
t
tabel
Keputusan Eksperimen
82,74 18.15
6,67 2,01
Ada perbedaan hasil belajar antara
kedua kelas Kontrol
75,07 34.83
Berdasarkan Tabel 4.8, didapat harga t
hitung
sebesar 6,67 dengan dk = 28+25-2 = 51 dan taraf kesalahan 5. Derajat kebebasan dk 51
tidak ditemukan di tabel nilai-nilai kritis t, yang ada disekitar dk 40 dan 60. Nilai kritis t dengan dk 40 pada taraf kesalahan 5 untuk uji
dua pihak adalah sebesar 2,021, sedangkan dengan dk 60 pada taraf
92 kesalahan 5 untuk uji dua pihak adalah 2,000. Karena dk 51 lebih
besar dari 40 dan lebih kecil dari 60, maka perlu dilakukan interpolasi. Sehingga, dapat dilakukan dengan membagi dua jumlah dk 40 dan 60.
Jadi, taraf kesalahan 5 sebesar 2,021+2,0002 = 2,01. Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh t
hitung
t
tabel.
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis: 1 Merumuskan Ho dan Ha dalam bentuk kalimat:
Ho : Tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran kolaboratif dengan
siswa yang
diberi perlakuan
strategi pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran membaca gambar teknik. Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan
strategi pembelajaran kolaboratif dengan siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran konvensional pada mata
pelajaran membaca gambar teknik. 2 Merumuskan Ho dan Ha model statistik:
Ho : Ha :
3 Mencari t
hitung
dengan rumus Polled Varians
̅ ̅
√
Diperoleh t
hitung
= 6,67 lampiran 15
93 4 Menentukan kaidah pengujian:
Langkah pertama dalam menentukan kaidah pengujian adalah mengetahui taraf signifikansi, taraf signifikansi diperoleh
α=0,05. Langkah berikutnya adalah menentukan dk, dk diperoleh dari
jumlah responden dari dua kelas dikurangi dua n
1
+n
2
-2 = 28+25-2= 51. Karena dk 51 lebih besar dari 40 dan lebih kecil
dari 60, maka perlu dilakukan interpolasi. Sehingga, dapat dilakukan dengan membagi dua jumlah dk 40 dan 60. Jadi, taraf
kesalahan 5 sebesar 2,021+2,0002 = 2,01. Dari kalimat hipotesis yang ada di atas maka kriteria pengujian adalah apabila
hasil dari t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak, dan Ha diterima. 5 Membandingkan t
tabel
dengan t
hitung
Dari perhitungan diperoleh t
hitung
t
tabel
6,67 2,01
6 Menyimpulkan hipotesis: Ho: Tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa yang
diberi perlakuan strategi pembelajaran kolaboratif dengan siswa yang diberi perlakuan strategi pembelajaran konvensional pada
mata pelajaran membaca gambar teknik DITOLAK. Sedangkan, Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan
strategi pembelajaran kolaboratif dengan siswa yang diberi
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
-2,01 2,01
94 perlakuan strategi pembelajaran konvensional pada mata pelajaran
membaca gambar teknik DITERIMA.