Hakikat Keterampilan Menulis Deskripsi Teoretik 1.

24

4. Hakikat Keterampilan Menulis

Pembahasan mengenai keterampilan menulis, tentunya tidak akan lepas dari keterampilan berbahasa, karena keterampilan menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa. Dalam menulis penggunaan bahasa yang baik dan benar akan dapat menciptakan situasi yang komunikatif. Menulis menurut penulis adalah menuangkan isi pikiran dan perasaan serta gagasan dengan cara membuat huruf, lambang atau simbol dengan menggunakan pena. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Mulyati 1999: 244 menyatakan, menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis tulisan. Menurut Pulvernes, Spratt, William 2005: 26 “ writing is one of the four language skill, speaking, reading, and writing. Writing is also one of the productive skills which communicating a new message in the form letters and symbols. Communicating means sanding certain information to others, therefore, a message must have a purpose.” Kutipan tersebut berarti bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yang sangat produktif dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan berkomunikasi melalui sebuah simbol atau pun huruf yang disatukan menjadi pesan dengan tujuan menyampaikan informasi kepada orang lain. Sedangkan menurut Suparno 2008: 3 menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung 25 dalam suatu tulisan. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Menurut Lado 1977: 195 “Schreiben bedeutet die Aufzeichnung grapischer Symbole in einer Sprache , die man kennt, so dass andere diese Schriftzeichen lesen können, so fern ihnen die gleiche Sprache und ihre grapische Wiedergabe vertraut ist.” Kutipan tersebut berarti bahwa menulis merupakan suatu rekaman simbol grafis dalam sebuah bahasa yang dikenal seseorang, sehingga pembaca dapat membaca huruf-huruf tersebut selama mereka mendalami bahasa yang sama dan penceritaan kembali secara grafis. Kegiatan menulis adalah kegiatan merekam simbol grafis huruf-huruf dalam sebuah bahasa sehingga seseorang dapat memahami suatu tulisan dengan menggunakan bahasa yang sama. Sakolik dalam Linse dan Nunan, 2006: 98 berpendapat bahwa “writing is combination of process and product. The process refers to the act of gathering ideas and working with them until they are presented in manner that is polished and comprehendsible to readers” yang berarti bahwa menulis adalah kombinasi antara proses dan produk. Prosesnya yaitu pada pengumpulan ide-ide dan menuangkannya dalam tulisan, sehingga tercipta tulisan yang dapat terbaca dan dipahami. Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa menulis merupakan sebuah kombinasi antara proses dan produk. Proses tersebut ialah peristiwa dimana kita mencari inspirasi atau ide-ide, sehingga dapat mendapatkan sebuah gagasan yang 26 dapat dituang dalam suatu tulisan dan tulisan tersebut merupakan suatu produk yang dihasilkan. Seperti halnya dikemukakan Hernachi 2003: 179 bahwa menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Untuk dapat menulis dibutuhkan keterampilan atau kemampuan khusus. Dalam menulis perlu menggabungkan berbagai kemampuan, yaitu kemampuan menghafal kosakata dan kemampuan penguasaan struktur tata bahasa yang tepat. Hal-hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro 2014: 422 yang menyatakan bahwa aktivitas menulis merupakan suatu bentuk menifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca, Dibanding tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Seperti yang dikatakan Djiwandono 2011: 122 bahwa kemampuan menulis dapat dirinci secara berbeda misalnya sebagai berikut. Tabel 1. Ikhtisar Keterampilan Menulis No. Unsur Kemampuan Menulis Rincian Kemampuan 1. Isi yang relevan Isi wacana tulis sesuai dan relevan dengan topik yang dimaksudkan untuk dibahas. 2. Organisasi yang sistematis Isi wacana disusun secara sistematis menurut suatu pola tertentu 3. Penggunaan bahasa yang baik dan benar Wacana diungkapkan dengan bahasa susunan kalimat yang gramatikal , pilihan kata yang tepat, serta gaya penulisan yang sesuai. 27 Aziez dan Alwasilah 2002: 134-138 menyebutkan bahwa terdapat 9 aktivitas dalam pembelajaran menulis terbimbing yaitu 1 menggunakan gambar picture description, 2 cerita bergambar picture sequence essay, 3 kegiatan formal formal practice, 4 merangkum making summary, 5 menggabungkan making connection, 6 mencatat note writing, 7 membalas surat replying letters, 8 menulis ulang iklan replying to advertisement, dan 9 dialog berpasangan half dialogues. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan atau penyampaian pesan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik tanpa harus bertatap muka secara langsung. Menulis membutuhkan pengorganisasian berbagai keterampilan, seperti penguasaan kosakata dan tata bahasa. Agar dapat menghasilkan tulisan yang baik, maka perlu memantapkan penguasaan kosakata dan tata bahasa. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir kritis. Memudahkan merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, dan memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 28

5. Kriteria Pengukuran Keterampilan Menulis