Kriteria Penilaian Keaktifan Peserta Didik

32 3 Sedang-cukup 2 Sangat kurang Tujuan dan fungsi penilaian menurut Nurgiyantoro 2014: 30 antara lain: 1 untuk mengetahui kadar pencapaian tujuan, 2 memberikan sifat objektifitas pengamatan tingkah laku hasil belajar peserta didik, 3 mengetahui kemampuan peserta didik dalam hal-hal tertentu, 4 menentukan layak tidaknya seorang peserta didik dinyatakan naik kelas atau lulus dan memberikan umpan balik bagi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Dari beberapa uraian di atas bahwa kegiatan penilaian tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengajaran, karena penilaian merupakan kegiatan menilai yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan baik itu benar maupun salah. Penilaian terhadap kemampuan menulis harus memperhatikan unsur-unsurnya, yaitu isi gagasan, tata bahasa, kosakata, dan ejaan.

6. Kriteria Penilaian Keaktifan Peserta Didik

Ranah afektif yang diteliti dalam penelitian ini adalah keaktifan. Semua proses pebelajaran peserta didik mengandung keaktifan, akan tetapi antar peserta didik yang satu dengan yang lainnya tentu berbeda. Keaktifan adalah suatu bentuk kegiatan turut serta berpartisipasi. Dalam pembelajaran, peserta didik dituntut untuk memiliki keaktifan yang tinggi agar proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dua arah, guru memberi impuls dan peserta didik memberi respons. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan peserta didik dapat 33 ditempuh dengan upaya kegiatan belajar kelompok maupun belajar secara individu. Menurut Suryosubroto 2009: 73, proses belajar mengajar hendaknya melibatkan peserta didik secara aktif agar dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengamati, menginterpretasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Keaktifan peserta didik tersebut dapat dilihat melalui pengamatan mendalam. Cara pengukuran keaktifan peserta didik menurut Sudjana 2010: 61 dapat dilihat dalam hal berikut. 1 Turut serta dalam melaksanaan tugas belajarnya, 2 terlihat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh unntuk pemecahan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, 7 kesempatan menggunakan menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaika tugas atau persoalan yang dihadapinya. Dari teori di atas dapat diartikan bahwa kiteria atau indikator keaktifan menurut Sudjana 2010: 61 dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman. Adapun indikator keaktifan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman adalah 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. Maksud dari indikator ini adalah peserta didik ikut serta dalam proses pembelajaran misalnya peserta didik mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal dan sebagainya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, maksud dari indikator tersebut adalah ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas, misalnya ketika guru memberi soal ke setiap kelompok peserta didik ikut 34 membahas bersama, 3 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Maksud dari indikator tersebut adalah jika tidak memahami materi atau penjelasan dari guru hendaknya peserta didik melontarkan pertanyaan atau bisa bertanya langsung baik pada guru atau peserta didik lain, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk mencari pemecahan masalah. Maksud dari indikator tersebut adalah berusaha mencari informasi atau cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah atau soal, bisa mencari informasi lewat internet atau sumber yang lainnya dari buku-buku, 5 melaksanakan diskusi kelompok. Maksud dari indikator tersebut adalah melakukan kerja sama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan pendidik, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya. Maksud dari indikator tersebut adalah menilai kemampuan dirinya atau sejauh mana dirinya mampu mengerjakan yaitu dengan mencoba mengerjakan soal setelah guru menjelaskan materi, 7 melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah, yaitu peserta didik dapat mengerjakan soal atau permasalahan, dengan mengerjakan latihan yang ada pada buku. Maksud dari indikator tersebut adalah dapat menyelesaikan soal atau masalah yang pernah diajarkan atau dibahas bersama, contohnya peserta didik mengerjakan latihan yang ada pada buku atau soal-soal yang lainnya yang diberikan pendidik, 8 kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Maksud 35 dari indikator tersebut adalah menggunakanmenerapkanlangkah-langkah yang telah diberikan dalam soal yang dihadapi dalam kelas. Dalam penilaian ini, peneliti menggunakan penilaian keaktifan menurut Sudjana. Akan tetapi dari ke delapan indikator penilaian kekatifan yang telah dijabarkan oleh Sujana, peneliti hanya menggunakan tiga indikator penilaian kekatifan menurut Sujana sebagai berikut, 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, dan 3 melaksanakan diskusi. Untuk lebih spesifiknya unsur-unsur tersebut dijabarkan dengan skor yang sudah dimodifikasi oleh peneliti.

B. Penelitian yang Relevan

Pendekatan penelitian berkaitan dengan tujuan utama penelitian, disini peneliti bermaksud untuk menjelaskan hasil pengukuran suatu variabel apa adanya atau membandingkan antara aspek yang diteliti ataupun menghubungkan antara variabel. Penelitian tentang aspek-aspek keterampilan berbahasa telah banyak dilakukan sebelumnya. Beberapa kajian tentang keterampilan menulis maupun pengaruh media terhadap pembelajaran yang pernah dilakukan dan dijadikan sebagai penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :