tersebut adalah hipotesis alternatif Ha. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan mengubah Ha menjadi Ho hipotesis nol yang berb
unyi “Pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Teknik Khusus tidak lebih efektif
dibandingkan pembelajaran membaca cepat tanpa Teknik Khusus .”
Keefektifan Teknik Khusus dalam pembelajaran membaca cepat dapat diketahui dengan mencari perbedaan skor tes awal dan skor tes akhir
kelompok eksperimen. Analisis data yang digunakan adalah uji-t berhubungan. Hasil analisis
uji-t data tes awal dan tes akhir kemampuan membaca cepat kelompok eksperimen diperoleh t
hitung
sebesar -4,909, df = 26, dan nilai
p
0,000 pada taraf signifikansi 0,05 5. Nilai
p
lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Perhitungan
gain score
dengan membandingkan kenaikan rata-rata pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil berikut. Skor rata-
rata tes awal membaca cepat kelompok kontrol adalah 16,67 dan rata-rata tes akhir sebesar 19,08. Artinya, terjadi peningkatan rata-rata kemampuan membaca
cepat pada kelompok kontrol sebesar 2,41. Pada kelompok eksperimen, skor rata- rata tes awal
membaca cepat sebesar 17,33 dan rata-rata tes akhir sebesar 21,04.
Artinya, terjadi peningkatan rata-rata kemampuan membaca cepat kelompok eksperimen sebesar 3,71. Pada saat tes akhir
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama mengalami peningkatan skor rata-rata. Akan tetapi,
peningkatan skor rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Selisih diantara keduanya mencapai 1,3. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan uji-t hipotesis sebagai berikut.
Ho : Pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Teknik Khusus
tidak lebih efektif dibandingkan pembelajaran membaca cepat tanpa
menggunakan Teknik Khusus, ditolak.
Ha : Pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Teknik Khusus
lebih efektif dibandingkan pembelajaran membaca cepat tanpa
menggunakan Teknik Khusus, diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul pada kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas 51 siswa
dengan rincian 24 siswa sebagai kelompok kontrol dan 27 siswa sebagai kelompok eksperimen. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan kemampuan membaca cepat antara siswa kelompok kontrol yang diberi pembelajaran membaca cepat tanpa menggunakan Teknik Khusus dan siswa
kelompok eksperimen yang diberi pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Teknik Khusus. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui keefektifan Teknik Khusus dalam pembelajaran membaca cepat pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul.
1. Deskripsi Kondisi Awal Kemampuan Membaca Cepat Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kelas XI SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul
Kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah mengungkapkan
pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit .
Kondisi awal kemampuan membaca cepat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diketahui dengan melakukan tes awal
membaca cepat pada kedua kelompok. Kedua kelompok tersebut diberi tugas berupa tes pilihan ganda
berjumlah 30 butir soal dengan lima alternatif jawaban. Data yang diperoleh dari tes awal
selanjutnya diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.
Data tes awal kemampuan membaca cepat kelompok kontrol dengan
subjek sebanyak 24 siswa diperoleh skor tertinggi 21 dan skor terendah 12. Hasil analisis deskriptif skor tes awal
kelompok kontrol diperoleh
mean
16,67;
median
17;
mode
17; dan simpangan baku 2,25864. Data tes awal kemampuan membaca cepat kelompok eksperimen dengan subjek sebanyak 27 siswa diperoleh skor
tertinggi 22 dan skor terendah 13. Hasil analisis deskriptif skor tes awal kelompok
eksperimen diperoleh
mean
17,33;
median
17;
mode
17; dan simpangan baku 2,30384. Dari hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa skor tes awal kemampuan
membaca cepat kelompok kontrol dan kelompok ekperimen masih tergolong rendah.
2. Perbedaan Kemampuan Membaca Cepat Siswa yang Diajar dengan
Teknik Khusus dengan Siswa yang Diajar tanpa Teknik Khusus
Kemampuan membaca seseorang dengan orang lain tentu berbeda-beda.
Oleh karena itu, perlu adanya uji tes kemampuan membaca. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik memahami
informasi yang terdapat dalam bacaan Nurgiyantoro, 2011: 371. Teks bacaan yang diujikan hendaklah yang mengandung informasi yang menuntut untuk
dipahami. Pemilihan wacana juga harus dipertimbangkan dari segi tingkat kesulitan, isi, panjang, dan jenis atau bentuk wacana Nurgiyantoro, 2011: 371-
373. Setelah melakukan tes awal pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, maka akan diperoleh skor tes awal kedua kelompok itu. Skor tersebut kemudian dianalisis dengan uji-t sebagai data tes awal kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil analisi uji-t itu, diperoleh t
hitung
sebesar 1,041 dengan df=49 dan diperoleh nilai
p
sebesar 0,303. Nilai
p
lebih besar daripada taraf kesalahan 0,05 0,303 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil uji-t tes awal menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan membaca cepat
antara siswa yang akan diberi pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Teknik Khusus dengan siswa yang akan diberi pembelajaran membaca cepat
tanpa menggunakan Teknik Khusus
.
Dengan kata lain, kemampuan membaca cepat di awal penelitian pada kedua kelompok setara.
Setelah diberi tes awal, siswa-siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menerima pembelajaran membaca cepat sebanyak empat kali. Siswa
dari kelompok kontrol menerima pembelajaran membaca cepat tanpa menggunakan Teknik Khusus
,
sedangkan siswa dari kelompok eksperimen menerima pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan Teknik Khusus
.
Teknik Khusus dalam proses pembelajaran membaca cepat pada kelompok eksperimen lebih efektif dibanding dengan proses pembelajaran membaca cepat
tanpa menggunakan Teknik Khusus pada kelompok kontrol.