32 Urutan butir batuan semakin ke atas, batuannya semakin berbutir kasar
seperti batupasir kerikilan-konglomerat serta bersifat gampingan. Oleh karena itu disimpulkan bahwa satuan batuan napal–batupasir gampingan diendapkan pada
fasies laut dalam hingga fasies laut dangkal.
Satuan Batupasir – Breksi vulkanik
Satuan batupasir breksi vulkanik terletak tidak selaras di atas satuan napal- batupasir gampingan Formasi Kalibiuk dan terletak tidak selaras dengan satuan
breksi vulkanik Formasi Notopuro yang berada di atasnya Marsudi, 2001. Satuan batuan ini terdiri dari batupasir vulkanik berselang-seling dengan
breksi vulkanik, konglomerat dan tufa. Satuan batuan ini diperkirakan berusia Plistosen Bawah – Plistosen Tengah jika ciri-ciri litologinya dibandingkan dengan
Formasi Damar Van Bemmelen 1941 in Marsudi 2001. Satuan batupasir–breksi vulkanik merupakan endapan fasies laharik darat.
Satuan Breksi Vulkanik
Satuan Breksi Vulkanik terletak tak selaras di atas Formasi Damar yang menempati daerah bagian tengah–selatan dan dapat dilihat penyebaran
singkapannya di daerah Gombel, Jatingaleh, Candi Baru, dan Tegalsari. Hubungan dengan satuan batuan di bawahnya Formasi Damar tidak selaras dan
kontak di atasnya dengan endapan aluvial merupakan bidang erosi.. Berdasarkan atas jenis batuan, ciri-ciri dan struktur sedimennya
menunjukkan bahwa satuan breksi vulkanik diendapkan sebagai sedimen laharik darat dan di beberapa tempat menunjukkan fasies fluviatil.
Satuan Endapan Dataran Delta
Endapan dataran delta terdiri dari lensa kerikil, lensa pasir, lanau, dan lempung. Satuan ini menumpang tidak selaras di atas Formasi Notopuro, menjari
dengan endapan pasang surut dan endapan aluvial sungai. Merujuk pada Marsudi 2001, penyebaran fasies ini menempati dataran Semarang bagian tengah – utara.
33 Berdasarkan analisa litofasies dari log bor, susunan lapisannya merupakan
endapan fasies dataran delta. Kontak dengan batuan di bawahnya merupakan bidang erosi Marsudi 2001.
Endapan Pasang-surut
Endapan ini menjari dengan endapan dataran delta bagian atas dan endapan aluvial sungai dengan ketebalan 0 sampai 20 m dan semakin tebal ke arah utara
Marsudi 2001. Susunan lapisan dari bawah ke atas adalah lapisan lempung lunak, lapisan pasir, dan lempung yang sangat lunak.
Dari hasil analisa litofasies log bor, susunan lapisan ini merupakan endapan fasies pasang-surut.
Endapan Aluvial Sungai
Endapan aluvial sungai adalah endapan termuda yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau, dan lempung. Endapan aluvial sungai tersebut menjari dengan
endapan delta dan endapan pasang-surut. Endapan aluvial ini merupakan sedimen yang didominasi oleh fragmen berukuran pasir sampai bongkah yang merupakan
endapan lepas belum tersemen. Fragmennya sendiri terdiri dari batuan beku, bongkah breksi, dan batu lempung Marsudi 2001.
2.6.3 Geomorfologi
Daerah semarang dapat dibagi menjadi 3 tiga satuan bentuklahan yaitu bentuklahan fluvial, bentuklahan struktural-denudasional, dan bentuklahan
volkanik. Marfai 2003. Bentuklahan aluvial terdiri dari dataran aluvial pantai dan delta dimana terjadi proses erosi dan sedimentasi. Dataran banjir, teras sungai
dan dataran aluvial merupakan bentuklahan pada daerah datar seperti kota bawah Semarang.
Kota Semarang merupakan daerah dengan keadaan morfologi yang bervariasi mulai dari ketinggian –0,809 meter hingga 105,4 meter dpl. Daerah
bagian utara merupakan daerah sekitar pantai yang didominasi oleh dataran aluvial yang menyebar ke arah barat – timur dengan endapan pantai dan sungai.
34 Perbukitan struktural-denudasional terdapat di bagian tengah Kota
Semarang. Material penyusun wilayah ini batuan lempung, batuan pasir, limestone, tuff, tuff masif, konglomerat dan batuan breksi volkanik Marfai 2003.
Daerah penelitian bagian selatan didominasi oleh perbukitan dengan batuan breksi lahar vulkanik berpola penyebaran utara ke selatan. Batuan tersebut
merupakan hasil erupsi Gunung Ungaran yang merupakan daerah tertinggi dari Semarang. Secara umum sungai-sungai di Semarang mengalir ke arah utara, yaitu
ke Laut Jawa. Pola aliran sungai menunjukkan pola paralel dan beberapa berpola dendritik tulang daun.
2.6.4 Tanah
Jenis tanah yang ada di Kota Semarang dan sekitarnya terdiri dari 4 empat jenis tanah. Berdasarkan PU Provinsi Jawa Tengah 2003 in Marfai 2003 jenis
tanah yang ada adalah alluvium, regosol dan mediteran merah kekuningan dan grumosol, serta latosol dan andosol.
Tanah alluvial dapat ditemukan pada bagian bawah Kota Semarang Kota Bawah. Jenis tanah ini terdiri dari endapan sungai. Pada wilayah berbukit, warna
tanah ini coklat dan akan berubah menjadi semakin terang warnanya ketika mendekati pantai. Di Mangkang Timur, warna tanah ini coklat yangterbentuk dari
dataran banjir dan oleh penduduk digunakan sebagai bahan baku pembuatan bata merah.
Jenis regosol tanah ini terdapat di daerah perbukitan. Jenis tanah ini merupakan pelapukan dari jenis batuan limestone. Jenis tanah regosol terdapat
pada Horizon A dan C yang terbentuk dari lempung berliat dan lempung berpasir dengan warna coklat, coklat muda, coklat kekuningan, merah, merah kecoklatan,
dan keabuan. Jenis mediteran merah kekuningan dan grumusol tanah ini dapat ditemukan di daerah berbukit. Terbentuk dari pelapukan batuan dasar. Grumosol
merupakan salah satu jenis tipe tanah vertisol yang terbentuk pada kondisi kering. Jenis tanah latosol dan andosol ini dapat dijumpai dpada daerah berbukit dan
bergunung. Terbentuk dari batuan dasar sampai batuan igneous. Berwarna merah kekuningan, atau coklat sampai coklat kemerahan. Andosol merupakan tanah
35 yang baru terbentuk dan masih menampakkan batuan dasarnya. Warna tanah ini
coklat kemerahan dan coklat kekuningan. Pola penggunaan lahan Kota Semarang berubah sangat cepat. Perubahan ini
seiring dengan perubahan lingkungan fisik dan pertumbuhan kota. Pada bagian kota atas, dengan topografi berbukit banyak dibangun perumahan baru.
2.6.5 Iklim dan Curah Hujan
Curah hujan dan iklim di daerah penelitian banyak dipengaruhi oleh angin muson yang bertiup dari daratan Australia dan Asia. Angin Muson Timur
merupakan angin yang kering, sedangkan angin yang bertiup dari arah barat relatif agak basah. Arah angin yang paling dominan sepanjang tahun yakni arah barat
laut. Curah hujan rata-rata tahunan di daerah penelitian didapatkan dari stasiun
pengamat curah hujan sebesar 2000-2500 mmtahun dengan suhu terendah 18 derajat C dan suhu tertinggi 31 derajat C.
Iklim di wilayah pantai Kota Semarang sama dengan iklim Kota Semarang secara keseluruhan, yaitu iklim tropis, dengan suhu rata-rata 28,4
o
C. Suhu minimum 22,1
o
C terjadi pada bulan Juli, dan suhu maksimum 33,7
o
C terjadi pada bulan September dan Oktober. Kelembaban relatif tinggi dengan rata-rata 75.
Curah hujan rata-rata tahunan sekitar 2.100 mm, dengan rata-rata hujan 178 haritahun. Kecepatan angin berkisar antara 6 sampai 8 kmjam, dengan rata-rata
tahunan sebesar 6,9 kmjam. Klasifikasi Mohr mengemukakan batasan-batasan untuk menunjukkan
adanya derajat kebasahan, yaitu bulan basah menunjukkan terjadinya musim hujan, sedangkan pada bulan kering menunjukkan tejadinya musim kemarau. Di
daerah penelitian, musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai September sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai Maret dalam setiap
tahunnya.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian seperti terlihat pada Gambar 10 di sepanjang pesisir Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah dengan batas kajian:
Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah selatan dengan batas terjauh terjadinya banjir pasang
Sebelah barat berbatasan dengan batas administrasi Kabupaten Kendal Sebelah timur berbatasan dengan batas administrasi Kabupaten Demak
Gambar 10. Lokasi Penelitian
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian seperti terlihat pada Tabel 7 ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
diperoleh secara langsung di lapangan secara garis besar data kondisi ekologi, kondisi sosial ekonomi. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
laporan-laporan, penelitian terdahulu dan berbagi bahan literatur lainnya.
Kab. Demak
Kab. Semarang Kab. Kendal
5 5 Km
Kota Semarang
L a u t J a w a
-7 °
5 -7
°
5 -7
° -7
°
116°15 116°15
116°20 116°20
116°25 116°25
116°30 116°30