43 2. Pasang surut harian tunggal diurnal tide, dalam satu hari hanya terjadi satu
kali pasang tinggi dan satu kali pasang rendah. 3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda mixed tide prevailing
semidiurnal, dalam satu hari terjadi dua kali pasang tinggi dan dua kali pasang rendah tetapi periodenya berbeda.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal mixed tide prevailing diurnal. dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali pasang rendah
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang tinggi dan dua kali pasang rendah dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.
3.4.2 Model Spasial Dinamis Genangan Banjir Pasang
Sistem Informasi Geografis menjadi alat penting untuk pemodelan keruangan dalam analisis berbagai isu pesisir Wheeler et al. 2008. Namun akses
terhadap hasil ini oleh pemangku kepentingan sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukan sinergi antara data GIS dan bantuan teknologi perangkat lunak
multimedia terkini untuk membantu tampilan yang interaktif dan mudah diakses. Hasil perhitungan model kerentanan genangan pada berbagai skenario
kenaikan muka air laut ditampilkan dengan menggunakan perangkat lunak berbasis raster yang mampu menggambarkan kondisi secara interaktif. Pada
penelitian ini digunakan perangkat lunak Macromedia Flash. Wheeler et al. 2007 mengemukakan bahwa tampilan ini memberikan gambaran dinamis ketika
terjadi suatu perubahan pada parameter yang mempengaruhi genangan. Pada model ini dapat diperoleh distribusi genangan pada berbagai skenario kenaikan
muka air laut yaitu skenario minimum dan skenario maksimum untuk berbagai tahun pemodelan.
3.4.3 Penyusunan Model Kerentanan Genangan Banjir
Penyusunan model genangan banjir menggunakan beberapa software antara lain Software GIS seperti Arc View Versi 3.3, Software pengolah citra ER
Mapper versi 7, Software pengolah data hidrologi dalam GIS menggunakan HEC GeoRAS yang merupakan ekstensi dari Arc View, dan Software The Hidrological
44
Engineering Centre River Analysis System HEC RAS untuk pemodelan hidrologinya.
1. Pemetaan Penggunaan Lahan
Pemetaan penggunaan lahan menggunakan teknik interpretasi visual citra satelit. Teknik yang digunakan adalah screen digitizing citra pada layar komputer.
Klasifikasi penggunaan lahan menggunakan klasifikasi BAKOSURTANAL. Pemetaan Perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan membandingkan
hasil pemetaan penggunaan lahan secara multitemporal dengan menggunakan bantuan penginderaan jauh dan SIG.
2. Pemetaan Distribusi Genangan Banjir
Setelah diketahui besaran limpasan yang terjadi di Kota Semarang dan besarnya kapasitas drainase, maka dapat diketahui jumlah hujan yang mampu
ditampung oleh drainase. Apabila terjadi hujan melebihi kapasitas drainase akan terjadi genangan. Penyebaran pola genangan mengikuti pola titik-titik ketinggian
yang direpresentasikan dalam DEM.
3.4.4 Perhitungan Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Genangan
Perhitungan potensi kerugian dilakukan dengan menumpangsusunkan antara peta penggunaan lahan aktual dengan peta distribusi genangan. Perhitungan
dilakukan dengan cara menghitung luas setiap penggunaan lahan yang memiliki nilai ekonomi tertentu. Nilai ekonomi setiap jenis penggunaan lahan
menggunakan nilai yang dikembangkan oleh Marfai dan King, 2008 serta Ward et al. 2011.
3.4.5 Validasi dan Verifikasi Model
Setiap model, yaitu model genangan dari banjir pasang dan model genangan banjir memberikan gambaran luas dan distribusi genangan secara terpisah.
Masing-masing model dihitung untuk mencari kondisi dimana luas genangan maksimal akan terjadi. Untuk mengetahui sebaran dan luas genangan maksimal