Input Data Hidrologi Sistem pendukung keputusan keruangan untuk analisis kerentanan akibat kenaikan muka air laut dan amblesan tanah di Kota Semarang

100

e. Kemiskinan

Semakin tinggi jumlah penduduk miskin di suatu kelurahan, maka akan semakin tinggi nilai kerentanan kelurahan tersebut terhadap bencana. Pengkelasan jumlah rumah tangga miskin dan skor nilai indikator dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Skor jumlah rumah tangga miskin No Jumlah Rumah tangga miskin Skor nilai indikator 1 Rumah tangga miskin 25 0,25 2 Rumah tangga miskin 25-50 0,50 3 Rumah tangga miskin 50-75 0,75 4 Rumah tangga miskin 75 1,00 Sumber : ACCCRN 2010 Miladan 2009 dengan modifikasi Angka kemiskinan diperoleh dari Bappenas 2006 yang mendasarkan pada data tahun 2005. Berdasarkan jumlah keluarga miskin maka akan diperoleh kelas kerentanan suatu kelurahan terhadap bencana. Semakin tinggi jumlah penduduk miskin di suatu kelurahan, maka akan semakin tinggi nilai kerentanan kelurahan tersebut terhadap bencana.

f. Kawasan Sempadan Pantai

Kawasan sempadan pantai merupakan salah satu jenis kawasan lindung. Untuk memperoleh zonasi kawasan sempadan pantai dilakukan dengan menggunakan metode buffering terhadap garis pantai dengan lebar 100 m ke arah darat. Kawasan ini memiliki kerentanan yang tinggi terhadap genangan, karena kawasan ini berbatasan langsung dengan laut sehingga apabila terjadi kenaikan muka air laut maka lokasi ini yang pertama kali akan terdampak. Nilai skor sempadan pantai dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Skor daerah sempadan pantai No Daerah sempadan pantai Skor nilai indikator 1 Bukan sempadan pantai 0,00 2 Sempadan pantai 1,00 Sumber : ACCCRN 2010 Miladan 2009 dengan modifikasi 101 Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 mengenai Penataan Ruang, salah satu kawasan lindung adalah kawasan lindung setempat. Beberapa hal yang masuk dalam kawasan perlindungan setempat,antara lain sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danauwaduk, dan kawasan sekitar mata air. Oleh karena itu perlu dilakukan pemetaan daerah perlindungan setempat yang berupa sempadan pantai dan sempadan sungai. Untuk sempadan pantai dilakukan buffering terhadap garis pantai dengan lebar 100 m kea rah darat dari garis pantai. .

g. Kawasan Sempadan Sungai

Lebar sempadan sungai di perkotaan yaitu paling sedikit berjarak 15 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai sampai dengan 20 m PP No 38 Tahun 2011. Pada kajian ini digunakan lebar sempadan sungai sebesar 20 m. Nilai skor sempadan sungai dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Skor daerah sempadan sungai No Daerah sempadan sungai Skor nilai indikator 1 Sempadan sungai 10 0,25 2 Sempadan sungai 10-20 0,50 3 Sempadan sungai 20-30 0,75 4 Sempadan sungai 30 1,00 Sumber : ACCCRN 2010 Miladan 2009 dengan modifikasi Dalam PP No 38 tahun 2011 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari UU No 26 tahun 2007 mengatur mengenai lebar sempadan sungai. Lebar sempadan sungai dibagi menjadi 2 dua kriteria yaitu sungai di perkotaan dan sungai di luar perkotaan. Lebar sempadan sungai di perkotaan yaitu paling sedikit berjarak 15 m lima belas meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai sampai dengan 20 m dua puluh meter. Pada kajian ini digunakan lebar sempadan sungai sebesar 20 m.

h. Persentase Ruang Terbuka Hijau

Pemetaan Ruang terbuka hijau dilakukan dengan melihat penggunaan lahan pada saat ini, sedangkan untuk jangka panjang dengan melihat Rencana Tata Ruang Wilayah. Nilai skor ruang terbuka hijau dapat dilihat pada Tabel 26. 102 Tabel 26. Skor kawasan terbuka hijau No Kawasan Terbuka Hijau Skor nilai indikator 1 Kawasan Terbuka Hijau 10 0,25 2 Kawasan Terbuka Hijau 10-20 0,50 3 Kawasan Terbuka Hijau 20-30 0,75 4 Kawasan Terbuka Hijau 30 1,00 Sumber : ACCCRN 2010 Miladan 2009 dengan modifikasi RTH perkotaan mempunyai manfaat kehidupan yang tinggi. Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural dan nilai estetika yang dimilikinya obyek dan lingkungan tidak hanya dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota Lab Perencanaan Lansekap 2011. Ruang Terbuka Hijau Green Openspaces adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungankota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau Green Openspaces di tengah- tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota. Pemetaan Ruang terbuka hijau dilakukan dengan melihat penggunaan lahan pada saat ini, sedangkan untuk jangka panjang dengan melihat Rencana Tata Ruang Wilayah. Setelah diperoleh nilai untuk masing-masing indikator, dan diperoleh nilai total kerentanan, selanjutnya nilai tersebut dikelaskan menjadi 3 tiga kelas kerentanan. Kriteria penentuan kelas kerentanan didasarkan pada nilai skor dikalikan dengan bobot setiap kriteria. Penentuan kelas kerentanan dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Kelas kerentanan akibat genangan banjir pasang No Kelas Kerentanan Nilai Skor 1 Rendah 0,48 2 Sedang 0,48 – 0,74 3 Tinggi 0,74