120 1. Pembuatan peraturan daerah untuk mengontrol secara ketat pengambilan air
tanah 2. Penyusunan rencana tata ruang wilayah pesisir yang memperhatikan aspek
kebencanaan dalam mengatur struktur ruang.
a b
c d
Gambar 60. Berbagai strategi dalam menghadapi banjir pasang seperti membuat rumah panggung a, meninggikan rumah b, membangun polder
banger c dan melakukan reklamasi d.
Melihat strategi adaptasi dalam menghadapi genangan akibat banjir dan banjir pasang yang terjadi, pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan
keteknikan. Pendekatan keteknikan memerlukan modal yang besar namun memiliki efektivitas yang kurang memadai. Untuk memperoleh hasil yang lebih
baik, perlu dilakukan pendekatan keteknikan dipadukan dengan pendekatan ekologis. Sebagai contoh pembuatan tanggul laut diikuti dengan penanaman
mangrove. Hal ini akan mengembalikan kondisi ekologi menjadi bentuk aslinya.
121 Berdasarkan aspek pemanfaatan lahan, pesisir Kota Semarang dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu penggunaan tambak dan mangrove pada sisi barat dan timur kota, sedangkan bagian tengah merupakan area terbangun berupa
permukiman dan pelabuhan. Pendekatan terpadu antara keteknikan dan ekologi dapat diterapkan pada kedua sisi pesisir kota yang berupa tambak. Penanaman
kembali mangrove pada sisi barat dan timur kota akan mengembalikan kondisi ekologi pesisir pada yang kondisi awal. Untuk melihat bagaimana efektivitas
gabungan pendekatan keteknikan dan ekologi perlu dikaji lebih mendalam dalam suatu penelitian lanjutan dari penelitian ini.
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melihat uraian yang berkaitan dengan pemodelan spasial genangan banjir pasang dan penilaian kerentanan banjir pasang serta perhitungan kapasitas
adaptif wilayah pesisir Kota Semarang dalam menghadapi bencana banjir pasang, dapat disimpulkan menjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Penyusunan model spasial dinamik dengan memanfaatkan teknologi flash mampu menggambarkan distribusi genangan secara interaktif dan realtime
setiap kenaikan muka air laut pada berbagai skenario. Agar lebih informatif, pemodelan ini dapat ditambahklan berbagai informasi yang menggambarkan
kenyataan di lapangan dengan menggunakan foto dan video. 2. Terjadi kenaikan kerentanan terhadap genangan pada tahun 2030
dibandingkan dengan kondisi saat ini. Pada tahun 2010 tidak ada kelurahan dengan kelas kerentanan tinggi, pada tahun 2030 sebanyak 23 kelurahan
23,23 masuk kategori kerentanan tinggi. Berdasarkan analisa kapasitas adaptif kelurahan, terjadi peningkatan kapasitas adaptif dari tahun 2010 ke
tahun 2030. Pada tahun 2010 sebagian besar berada pada kelas rendah, dan pada tahun 2030 sebagian besar kelurhahan memiliki kapsitas adaptif sedang
dan tinggi. Hal ini menjadi modal awal yang bagus untuk merespon perubahan iklim dan fenomena alam lainnya yang berpotensi menimbulkan
bencana. 3. Strategi protektif dan akomodatif berupa pengurukan dan peninggian jalan
merupakan strategi yang bersifat kuratif, perlu diupayakan strategi yang bersifat preventif untuk mencegah laju penurunan muka air tanah seperti
kontrol pengambilan air tanah, pengelolaan tata ruang yang mempertimbangkan faktor kebencanaan. Kombinasi antara pendekatan
keteknikan pembangunan polder, waduk, tanggul pantai dan ekologi perlu dilakukan sehingga ketersediaan air permukaan cukup dan dapat mencegah
terjadinya amblesan tanah yang lebih tinggi, sehingga banjir pasang dapat diatasi dengan baik.
124
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang yang dapat disampaikan:
1. Pada penelitian ini belum menampilkan potensi distribusi banjir secara menyeluruh untuk seluruh pesisir KotaSemarang. Pada penelitian ini hanya
Sungai Garang yang dijadikan kajian, untuk memperoleh hasil yang lebih komprehensif perlu dilakukan analisis potensi genangan banjir untuk seluruh
sungai yang bermuara di Pesisir Kota Semarang. 2. Diperlukan kajian yang lebih mendalam lagi mengenai potensi kerugian
ekonomi yang ditimbulkan oleh genangan, perlu dikaji pula aspek daya lenting masyarakat dalama menghadapi banjir pasang. Karena sebagian besar
penduduk tidak berpindah ke tempat lain meskipun menghadapi genangan sepanjang tahun.
3. Kajian mengenai penerapan pendekatan terpadu antara aspek keteknikan dan ekologi perlu dilakukan dalam suatu model untuk mengetahui efektivitas
masing-masing pendekatan dalam menyeleseikan masalah genangan akibat banjir pasang dan banjir sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin HZ. 2006. Studi Penurunan Tanah di Wilayah Semarang Dengan Metode InSAR dan GPS, Riset Unggulan Terpadu XII, Jakarta.
Abidin HZ et al. 2009. Geodetic Monitoring of land Subsidence in Semarang
Indonesia. Institut Teknologi Bandung, Bandung in press.
[ACCCRN] Asians Cities Climate Change Resiliance Network. 2010. Kajian Kerentanan dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kota Semaraang.
Laporan Akhir. Mercy Corps. Jakarta. Arbriyakto D, Kardyanto D. 2006. Identifikasi Pengukuran Kerugian Fisik
Bangunan Rumah dan Kerugian Sosial Penduduk Kawasan Pantai Kota Semarang. Proceeding Seminar Kerugian pada Bangunan dan Kawasan
Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro.
Anderson K.E et al. 2009. Executive summary. In Titus J.G. coodinating lead author, Anderson K.E., Cahoon D.R., Gesch D.B., Gill S.K., Gutierrez
B.T., Thieler E.R. and Williams S.J. lead authors. Coastal Sensitivity to Sea-Level Rise: A Focus on the Mid-Atlantic Region. A report by the U.S.
Climate Change Science Program and the Subcommittee on Global Change Research. Washington: U.S. Environmental Protection Agency,
pp. 1-8. http:www.epa.govclimatechangeeffectscoastalpdfsSAP_4- 1_SynthesisandAssessmentProduct.pdf [10 Oktober 2011]
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kota Semarang. 2002. Laporan Antara: Rencana Pengembangan Potensi Kelautan Kota
Semarang Tahun Anggaran 20012002. Semarang : Bappeda Kota Semarang.
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang. 2009. Profil Kota Semarang.
http:www.semarang.go.idcmsindex.php?option=com_contenttask=vie wid=49Itemid=66 [27 Juni 2009].
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Semarang Tahun
2010-2015. Semarang [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang. 2011. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang 2010-2015. Bappeda Kota Semarang. http:semarangkota.go.idcmsRPJMD 2011 [2
Oktober 2011].
[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2006. Peta Sebaran Penduduk Miskin Per Kelurahan Kota Semarang. Jakarta. Sumber:
http:p3b.bappenas.go.idloknas_rutengdocspetajatengKota_Semarang_ Pddk_Miskin_Desa.pdf [2 Oktober 2011]
Berhbahani SMR, Ghajamia HR, Habib-Abouraihan MEB. 2006. The Effect of Base Map Scale on The Acuracy of Flood Zoning Using GIS. J. App. Sci. Vol 6
1: 20-26.