44
Engineering Centre River Analysis System HEC RAS untuk pemodelan hidrologinya.
1. Pemetaan Penggunaan Lahan
Pemetaan penggunaan lahan menggunakan teknik interpretasi visual citra satelit. Teknik yang digunakan adalah screen digitizing citra pada layar komputer.
Klasifikasi penggunaan lahan menggunakan klasifikasi BAKOSURTANAL. Pemetaan Perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan membandingkan
hasil pemetaan penggunaan lahan secara multitemporal dengan menggunakan bantuan penginderaan jauh dan SIG.
2. Pemetaan Distribusi Genangan Banjir
Setelah diketahui besaran limpasan yang terjadi di Kota Semarang dan besarnya kapasitas drainase, maka dapat diketahui jumlah hujan yang mampu
ditampung oleh drainase. Apabila terjadi hujan melebihi kapasitas drainase akan terjadi genangan. Penyebaran pola genangan mengikuti pola titik-titik ketinggian
yang direpresentasikan dalam DEM.
3.4.4 Perhitungan Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Genangan
Perhitungan potensi kerugian dilakukan dengan menumpangsusunkan antara peta penggunaan lahan aktual dengan peta distribusi genangan. Perhitungan
dilakukan dengan cara menghitung luas setiap penggunaan lahan yang memiliki nilai ekonomi tertentu. Nilai ekonomi setiap jenis penggunaan lahan
menggunakan nilai yang dikembangkan oleh Marfai dan King, 2008 serta Ward et al. 2011.
3.4.5 Validasi dan Verifikasi Model
Setiap model, yaitu model genangan dari banjir pasang dan model genangan banjir memberikan gambaran luas dan distribusi genangan secara terpisah.
Masing-masing model dihitung untuk mencari kondisi dimana luas genangan maksimal akan terjadi. Untuk mengetahui sebaran dan luas genangan maksimal
45 yang terjadi akibat banjir pasang dan banjir dilakukan metode tumpang susun dari
hasil dua model tersebut.
3.4.6 Analisis Kerentanan Pesisir Terhadap Genangan
Penilaian kerentanan wilayah pesisir dilakukan setelah diperoleh berbagai skenario genangan yang terjadi pada pesisir Kota Semarang. Pendekatan
penentuan kerentanan dengan melihat aspek sosial dan fisik. Pendekatan kerentanan menggunakan metode hasil modifikasi dengan mempertimbangkan
pemetaan kerentanan yang disusun oleh ACCCRN 2010 dan Miladan 2009 yang merupakan modifikasi dari Pedoman Penyusunan Peta Resiko yang disusun
oleh Bappenas. Adapun faktor yang dinilai meliputi kerentanan fisik, ekonomi, sosial kependudukan dan kerentanan lingkungan. Parameter yang digunakan
untuk menyusun peta kerentanan terdiri dari 8 delapan parameter yang digunakan meliputi 1 Jaringan jalan, 2 Persentasi lahan terbangun,
3 Sumber air minum, 4 Kepadatan penduduk, 5 Kemiskinan, 6 Kawasan sempadan pantai, 7 Kawasan sempadan sungai dan 8 Persentase tutupan
mangrovekawasan resapan air. Berdasarkan delapan indikator tersebut kemudian dilakukan penilaian
kerentanan masing-masing kelurahan terhadap bencana genangan banjir pasang. Penilaian dilakukan dengan mengkalikan antara bobot masing-masing indikator
dengan skor indikator untuk masing-masing kelurahan. Formula yang digunakan seperti terlihat pada persamaan 5.
……………………………………………………….5
Dimana: VI adalah indek kerentanan total suatu kelurahan
w
ij
adalah bobot dari suatu indikator kerentanan i pada kelurahan j V
ij
adalah nilai suatu indikator kerentanan i pada kelurahan j Sedangkan parameter untuk menyusun indek kapasitas wilayah
menggunakan 5 lima parameter yang terdiri dari 1 Jaringan telepon 2