Metode dan Rancangan Penelitian .1 Penyusunan Model Kerentanan Genangan Banjir pasang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerentanan Pesisir Terhadap Genangan 4.1.1 Pengolahan Data Pasang Surut Data pasang surut harian diperoleh dari Stasiun Meteorologi Laut BMKG. Analisa tipe pasang surut dilakukan dengan menggunakan metode admiralty 29 hari, yang digunakan untuk meneliti tipe pasang surut digunakan data bulan Juni 2010. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Admiralty diketahui bahwa tipe pasang surut di perairan Semarang adalah campuran cenderung ke harian tunggal karena nilai F berada pada kisaran antara 1,5 sampai dengan 3,0. Tipe pasang surut ini berkaitan dengan frekuensi pengenangan di wilayah pesisir. Hasil analisa menunjukkan bahwa tipe pasang surut di pesisir Semarang adalah campuran namun condong ke harian tunggal, jadi potensi frekuensi genangan akibat banjir pasang akan terjadi sebanyak satu kali dalam satu hari.

4.1.2 Pengolahan Data Amblesan Tanah

Data laju amblesan tanah di Kota Semarang diperoleh dari hasil penelitian Abidin et al. 2009 yang mengemukakan bahwa laju amblesan tanah di Semarang bervariasi antara 0,8 cmtahun sampai 13,5 cmtahun. Amblesan tanah tertinggi berada di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas. Data hasil monitoring amblesan tanah di Kota Semarang dapat dilihat pada Tabel 9. Data tersebut diolah dengan menggunakan perangkat lunak ER Mapper 6.4 untuk memperoleh distribusi spasial laju amblesan tanah. Distribusi spasial diperoleh dengan melakukan interpolasi titik-titik laju amblesan tanah dengan menggunakan metode Triangulation All Minimum Curvature pada ER Mapper. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 13 . Gambar 14 menunjukkan besaran amblesan tanah di Kota Semarang. Muhrozi et al. 1997 mengemukkan 7 faktor penyebab amblesan tanah yaitu 1 Peristiwa tektonik 2 Runtuhan vulkanik, 3 Runtuhan mekanik, 4 Gerakan tanah, 5 Erosi tanah, 6 konsolidasi akibat perubahan massa tanah sekitar, dan 7 perubahan fluida bawah tanah. Penurunan permukaan air bawah tanah akan berakibat pengurangan gaya angkat tanah sehingga terjadi peningkatan tegangan