Banjir Pasang Sistem pendukung keputusan keruangan untuk analisis kerentanan akibat kenaikan muka air laut dan amblesan tanah di Kota Semarang

23 membangun dan menempatkan bangunan di tempat-tempat yang berpotensi terkena bencana alam seperti daerah banjir, daerah rawan longsor atau daerah rawan gempa. 2. Stabilisasi stabilization, beberapa bencana alam dapat diseimbangkan dengan menerapkan rekayasa keteknikan, seperti di daerah-daerah yang berlereng dan berpotensi longsor, yaitu dengan cara membuat kemiringan lereng menjadi landai dan stabil sehingga kemungkinan longsor menjadi kecil. 3. Penetapan Persyaratan Keselamatan Struktur Bangunan provision for safety in structures, dalam banyak kasus bangunan yang akan didirikan di tempat- tempat yang berpotensi terjadi bencana alam seperti gempa bumi, maka struktur bangunan harus dirancang dengan memperhitungkan keselamatan jiwa manusia, yaitu dengan bangunan yang tahan gempa. 4. Pembatasan penggunaan lahan dan penempatan jumlah jiwa limitation of land-use and occupancy, jenis peruntukan lahan, seperti lahan pertanian atau lahan pemukiman dapat dilakukan dengan cara membuat peraturan peraturan yang berkaitan dengan potensi bencana yang mungkin timbul. Penempatan jumlah jiwa per hektar dapat disesuaikan untuk mengurangi tingkat bencana. 5. Membangun Sistem Peringatan Dini establishment of early warning system. Beberapa bencana alam dapat diprediksi, sehingga memungkinkan tindakan darurat dilakukan. Banjir, Angin Puyuh, Gelombang Laut, serta Erupsi Gunung api adalah beberapa jenis bencana alam yang dapat diprediksikan. Sistem Peringatan Dini telah terbukti efektif dalam mencegah dan meminimalkan bencana yang akan terjadi di suatu daerah, seperti banjir dan gelombang laut di daerah-daerah pantai.

2.5.2 Kerentanan Pesisir Akibat Kenaikan Muka Air Laut

Daerah pesisir yang dinamis dan kompleks merupakan suatu sistem yang multifungsi. Berbagai kegiatan sosial-ekonomi yang berhubungan dengan manusia seperti urbanisasi, pariwisata dan kegiatan rekreasi, produksi industri, produksi energi dan pengiriman, kegiatan pelabuhan, pelayaran, pertanian, terjadi di daerah ini. MEA 2005 menyebutkan bahwa sistem pesisir ditandai dengan nilai-nilai ekologis dan alami penting, habitat tinggi dan keanekaragaman hayati 24 merupakan hal yang fundamental untuk mempertahankan proses pantai dan memberikan jasa ekosistem yang penting juga untuk kesejahteraan manusia. Kegiatan manusia sering bertentangan dengan kebutuhan untuk melestarikan sistem alam pesisir dan proses ekologi mereka. Gambar 8. Evolusi praktek adaptasi yang direncanakan pada wilayah pesisir Sumber: Nicholls et al. 2008. Penilaian kerentanan pesisir terhadap perubahan iklim adalah karena itu merupakan isu kunci di tingkat Eropa EEA 2010. Berbagai model telah dikembangkan untuk menilai tingkat kerentanan suatu wilayah pesisir terhadap perubahan iklim Gornitz et al. 1991; Ozyurt dan Ergin, 2009; Gutierrez et al. 2009; Szlafsztein 2005 Kenaikan permukaan laut saat ini salah satu tekanan perubahan iklim yang paling penting di pantai Eropa. Hal ini diperkirakan akan terus meningkat dan mempercepat selama abad ini akibat peningkatan suhu atmosfer permukaan rata-rata global. 25 Garis pantai terus berubah karena beberapa faktor seperti tinggi gelombang dan arah, kecepatan angin, kedalaman air, suplai sedimen, penghapusan dan transportasi di sepanjang pantai, kekuatan gelombang, laju perubahan permukaan laut relatif, serta curah hujan dan frekuensi dan intensitas kejadian meteorologi dan iklim ekstrim, termasuk badai. Selain itu ekosistem pesisir juga sangat sensitif terhadap kenaikan suhu permukaan laut, pengasaman laut, intrusi air asin, tabel air naik dan untuk pola limpasan diubah ETC-ACC 2010. Penilaian kerentanan pesisir terhadap perubahan iklim terutama berpusat pada kajian kenaikan permukaan laut relatif dan absolut dan kurang terfokus pada dimensi perubahan iklim lainnya bahkan kurang pada perubahan lingkungan dan sosial-ekonomi non-iklim Nicholls et al., 2008. Sistem pesisir menderita tekanan besar dari efek langsung dan tidak langsung yang dihasilkan oleh tekanan manusia disebabkan beberapa faktor seperti populasi, pertumbuhan ekonomi dan perubahan pemanfaatan lahan. Dengan demikian, secara umum, penilaian kerentanan pesisir harus mengadopsi pendekatan terpadu dengan mempertimbangkan perkembangan iklim dan non-iklim akibat perubahan lingkungan, sosial-ekonomi dan saling interaksi antara faktor-faktor ini. Analisis dipisahkan berdasarkan setiap tipologi penyebab perubahan iklim yaitu faktor lingkungan dan sosial-ekonomi lainnya. Pendekatan yang digunakan benar-benar atau sebagian terpadu atau penyebab khusus berfokus pada perubahan iklim. Ekosistem pesisir alami seperti pantai, pulau-pulau penghalang, lahan basah, muara dan delta dapat secara total atau sebagian mengatasi dan menyesuaikan diri dengan kenaikan permukaan laut relatif dengan tumbuh vertikal, bermigrasi pedalaman atau memperluas secara lateral. Namun, kapasitas adaptif alami tergantung pada tingkat kenaikan permukaan laut, jika ini akan lebih cepat daripada tingkat proses alami maka ekosistem alam tidak akan mampu melawan efek negatif yang disebabkan oleh kenaikan permukaan laut. Kerentanan akibat kenaikan permukaan air laut dapat diperparah oleh kepadatan penduduk yang tinggi di sepanjang pantai, kehadiran infrastruktur, kerentanan wilayah pesisir terhadap badai dan stres lingkungan seperti curah hujan ekstrim, kekeringan atau spesies invasif dan efek lain umumnya disebabkan oleh perubahan iklim Anderson et al. 2009.