Skenario Penggenangan Akibat Kenaikan Muka Air Laut

70 Gambar 27. Distribusi genangan pada tahun 2030 skenario kenaikan muka air laut minimum pada kondisi pasang tertinggi Skala 1:75.000 Km 1 1 2 U 92 3 25 00 9 2 3 2 5 9 2 3 9 2 3 9 2 2 7 5 9 2 2 7 5 442500 442500 440000 440000 437500 437500 435000 435000 432500 432500 430000 430000 427500 427500 425000 425000 Genangan Legenda Keterangan: Sistem Koordinat UTM Zona 49S Datum WGS 1984 Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Kend al 5 5 Km K ota S em arang L a u t J a w a -7 ° 5 -7 ° 5 -7 ° -7 ° 1 16 °15 1 16 °15 11 6°2 0 11 6°2 0 11 6°2 5 11 6°2 5 1 16 °30 1 16 °30 Inset Peta Sumber: 1. Citra IKONOS 2009 2. Analisis Genangan 2010 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pascasarjana IPB Oleh : Ifan Ridlo Suhelmi 70 71

b. Skenario Penggenangan dengan Faktor Amblesan Tanah

Skenario kelompok kedua yaitu model genangan akibat kenaikan muka laut dan amblesan tanah. Model pada skenario ini masukan yang digunakan adalah skenario IPCC 2007 ditambah amblesan tanah. Amblesan tanah ini tidak seragam untuk semua lokasi sehingga dibuat pula peta laju amblesan tanah. Skenario amblesan tanah ini dihitung untuk beberapa tahun ke depan dengan asumsi laju amblesan tanah bersifat linier. Dengan asumsi linier, maka amblesan tanah pada tahun 2030 dihasilkan dari perkalian antara nilai tren amblesan tanah dengan nilai x tahun, yaitu 20 tahun. Berdasarkan rekapitulasi data menunjukkan bahwa kondisi genangan banjir pasang di Semarang akan semakin meluas tiap tahunnya karena wilayah pesisir Semarang bagian bawah sangat landai dengan nilai ketinggian berkisar antara 0 sampai 2,5 m di atas permukaan laut. Sutanta dan Hobma 2002 mengemukakan bahwa pada tahun 2001 terdapat beberapa daerah yang memiliki nilai ketinggian negatif artinya di bawah MSL, bahkan berdasarkan prediksi yang dibuat diperkirakan pada tahun 2019 mencapai MSL –2,1 m. Artinya bila kondisi ini tetap dibiarkan seperti ini bukan tidak mungkin daerah Semarang Bawah akan tenggelam. Gambar 28 menunjukkan jumlah wilayah tergenang meningkat signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2010 apabila mempertimbangkan faktor amblesan tanah. Pada tahun 2030 dengan memasukkan faktor amblesan tanah, luas area yang tergenang sebesar 4.343,5 Ha minimum dan 4.489 Ha maksimum, apabila diperhitungkan pula kondisi pasang maksimum sebagai genangan temporer maka terjadi peningkatan masing-masing sebesar 682,3 Ha minimum dan 692,4 Ha maksimum sehingga luas keseluruhan genangan menjadi 5.035,8 Ha Minimum dan 5171,3 Ha Maksimum seperti terlihat pada pada Tabel 12. Tabel 12. Luas genangan permanen dan temporer pada berbagai skenario Skenario 2010 2030 2030_sub Minimum Maksimum Minimum Maksimum Genangan Tetap 414,9 581,9 735,3 4343,4 4489,0 Genangan Temporer 816,1 876,6 982,8 692,4 682,3 Jumlah Genangan 1231,0 1458,5 1718,2 5035,8 5171,3 72 Keterangan: 2010 Genangan pada tahun 2010 2010_p Genangan pada tahun 2010 pada kondisi pasang tertinggi 2030_sub Genangan pada tahun 2030 dan faktor amblesan tanah 2030_sub_p Genangan pada tahun 2030 2030 dan faktor amblesan tanah kondisi pasang tertinggi Gambar 28. Perbandingan luasan genangan banjir pasang akibat kenaikan muka air laut pada skenario minimum dan maksimum dengan mempertimbangkan faktor amblesan tanah di Kota Semarang sampai pada tahun 2030 Pengaruh amblesan tanah lebih besar jika dibandingkan pengaruh kenaikan muka air laut. Hal ini terjadi karena laju ablesan tanah cukup tinggi yaitu mencapai 13,5 cm per tahun, apabila diperhitungkan selama 20 tahun ke depan secara akumulatif akan terjadi amblesan tanah sebesar 270 cm. Dengan demikian laju amblesan tanah melebihi laju kenaikan muka air laut, sehingga pengaruh yang signifikan dalam hal penggenangan buka pada kenaikan muka air laut, namun pada faktor amblesan tanah. Pada skenario juga memasukkan faktor pasang maksimum yang akan digunakan sebagai bahan untuk mengkaji jenis genangan yang terjadi. Dengan melihat hal tersebut, dapat dilihat pada Tabel 12 bahwa untuk skenario kenaikan muka air laut luas genangan temporer lebih besar dibandingkan luas genangan permanen. Pada tahun 2030 terjadi luas genangan permanen tercatat 581,9 Ha minimum dan 735,3 ha maksimum. Sedangkan luas genangan temporer lebih besar luasnya yaitu 876,6 Ha minimum dan 982,8 Ha maksimum. Pada skenario dengan mempertimbangkan amblesan tanah, luas genangan permanen sangat tinggi sedangkan luas genangan temporer cukup rendah. Hal ini 1000 2000 3000 4000 5000 6000 2010 2010_p 2030_sub 2030_sub_p Lu a s G e n a n g a n H a Skenario Genangan Akibat kenaikan muka air laut dan Amblesan Tanah Maksimum Minimum 73 disebabkan bentuk topografi pesisir Kota Semarang yang memiliki topografi landai dan agak curam pada bagian selatan. Secara administrasi, dengan mempertimbangkan faktor amblesan tanah terdapat 9 sembilan kecamatan yang terkena dampak genangan. Hal ini berarti sebagian besar kecamatan akan terkena dampak genengan akibat kenaikan muka laut dan amblesan tanah. Pada Gambar 29 terlihat bahwa terdapat 5 lima kecamatan yang memiliki luas genangan terbesar yaitu Semarang Utara, Semarang Barat, Semarang Timur, Genuk dan Tugu. a b Keterangan: 2010 Genangan pada tahun 2010 2010_p Genangan pada tahun 2010 kondisi pasang tertinggi 2030_min_sub Genangan pada tahun 2030 skenario SLR minimum dan faktor amblesan tanah 2030_max_sub Genangan pada tahun 2030 skenario SLR maksimu dan faktor amblesan tanah 2030_min_sub_p Genangan pada tahun 2030 skenario SLR minimum, amblesan tanah, pasang tertinggi 2030_max_sub_p Genangan pada tahun 2030 skenario SLR maksimum, amblesan tanah dan kondisi pasang tertinggi Gambar 29. Luas genangan akibat kenaikan muka air laut dan amblesan tanah tiap kecamatan pada berbagai skenario genangan 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 Lu a s G e n a n g a n H a Skenario SLR dan Amblesan Tanah 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 P e rs e n ta se G e n a n g a n Skenario SLR dan Amblesan Tanah 74 Persentase luas wilayah yang terkena dampak genangan tertinggi di Kecamatan Semarang Utara, 89,7 luas wilayahnya akan hilang tergenang oleh air laut. Besarnya jumlah kelurahan yang terkena dampak juga meningkat tajam, apabila pada tahun 2010 terdapat 25 kelurahan yang terkena dampak, maka pada tahun 2030 diprediksikan terjadi peningkatan menjadi 59 kelurahan. Keterangan: 2010 Genangan pada tahun 2010 2010_p Genangan pada tahun 2010 kondisi pasang tertinggi 2030_min_sub Genangan pada tahun 2030 skenario SLR minimum dan faktor amblesan tanah 2030_max_sub Genangan pada tahun 2030 skenario SLR maksimu dan faktor amblesan tanah 2030_min_sub_p Genangan pada tahun 2030 skenario SLR minimum, amblesan tanah, pasang tertinggi 2030_max_sub_p Genangan pada tahun 2030 skenario SLR maksimum, amblesan tanah dan kondisi pasang tertinggi Gambar 30. Luasan genangan pada berbagai jenis penggunaan lahan akibat pengaruh kenaikan muka air laut dan amblesan tanah Faktor lain penyebab banjir pasang di Semarang adalah perubahan tata guna lahan. Di Kota Semarang banyak terjadi perubahan fungsi lahan menjadi pemukiman, sarana perdagangan, industri dll, akibatnya banyak perubahan fungsi lahan dari tambak, rawa, hutan mangrove yang dulunya berfungsi sebagai penampung air. Menurut Widiasmadi 1999 in Wirasatriya 2005 dalam kurun waktu 20 tahun terakhir daerah retensi pantai semarang seperti tambak, rawa bakau dan lain-lain berkurang seluas 1.200 ha. Padahal kondisi rawa dan tambak sangat berperan dalam pengendalian secara alamiah banjir pasang sebagai daerah tampungan. Akibatnya dengan cepat laju kenaikan air laut tanpa diimbangi 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Lu a s g e n a n g a n H a Skenario Genangan SLR dan Amblesan Tanah Tegal Sawah Irigasi Permukiman Lahan Terbuka Kebun Campuran Hutan Rawa Gedung Tambak Belukar Bandara Tubuh Air 75 dengan luas tampungan air yang tidak mampu seluruh debit air laut yang masuk sehingga meluap sampai ke pemukiman, daerah pusat aktivitas dan lain-lain. Secara akumulatif, luas area tergenang pada pada tahun 2030 tidak memiliki perbedaan yang mencolok antara skenario minimum dan skenario maksimum. Hal ini disebabkan oleh kecilnya perubahan skenario kenaikan muka laut antara tahun 2010 denga tahun 2030 seperti terlihat pada Gambar 31. Gambar 31. Akumulasi luasan genangan banjir pasang di Semarang akibat kenaikan muka air laut pada skenario minimum dan maksimum sampai tahun 2030 Genangan banjir pasang merupakan fenomena sehari-hari yang telah dihadapi oleh masyarakat pesisir Semarang. Bahkan pada saat ini telah mencapai berbagai fasilitas vital kota seperti Stasiun Tawang, Pelabuhan Tanjung Emas dan Pasar Johar seperti terlihat pada Gambar 32. Gambar 32. Genangan banjir pasang yang terjadi di Pasar Johar kiri dan Pelabuhan Tanjung Emas kanan. 2010 2010_p 2030 2030_p 2030_su b 2030_su b_p Maksimum 415 1.231 735 1.718 4.489 5.171 Minimum 415 1.231 582 1.459 4.343 5.036 00 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 Lu a s H a 76 Gambar 33 sampai Gambar 36 merupakan skenario distribusi sebaran genangan yang ditimbulkan oleh faktor kenaikan muka air laut dan amblesan tanah. Kawasan permukiman yang berada di wilayah pesisir terancam genangan sebagai akibat kenaikan muka air laut. Kawasan tersebut pada tahun 2030 dihuni oleh 680.000 penduduk. Pada Tabel 13 terlihat distribusi genangan setiap kelurahan pada tahun 2030 dengan memperhatikan faktor amblesan tanah dengan jumlah luas genangan 5.171,3 Ha. Tabel 13. Estimasi wilayah tergenang akibat Kenaikan muka air laut dan amblesan tanah pada tahun 2030 Kecamatan Kelurahan Luas Ha Luas Genangan Luas Kecamatan Gayamsari Gayamsari, Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawah Besar, Siwalan, Tambakrejo 643,4 199,8 31,1 Genuk Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Banjar Dowo, Gebangsari, Genuksari, Karang Roto, Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo 2.729,7 1.008,0 36,9 Pedurungan Muktiharjo Kidul, Tlogosari Kulon 2.198,6 132,3 6,0 Semarang Barat Cabean, Gisikdrono, Karang Ayu, Kalibanteng Kulon, Kembang Arum, Krapyak, Krobokan, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari 2.203,5 948,7 43,1 Semarang Selatan Mugasari 614,6 1,2 0,2 Semarang Tengah Bangunharjo, Kauman, Kembang Sari, Miroto, Pandan Sari, Pekunden, Pindrikan Lor, Purwodinatan, Sekayu 535,3 96,0 17,9 Semarang Timur Bugangan, Kebonagung, Keminjen, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo 561,7 327,2 58,3 Semarang Utara Bandarharjo, Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari, Tanjung Emas 1.140,4 1.022,5 89,7 Tugu Jerakah, Karang Anyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Randugarut, Tugurejo 2.996,9 1.435,7 47,9 JUMLAH 13.624,2 5.171,3 38,0 77 Gambar 33. Distribusi genangan tahun 2030 skenario kenaikan muka air laut maksimum dengan faktor amblesan tanah Skala 1:75.000 Km 1 1 2 U 9 2 3 2 5 9 2 3 2 5 9 2 3 9 2 3 9 2 2 7 5 9 2 2 7 5 442500 442500 440000 440000 437500 437500 435000 435000 432500 432500 430000 430000 427500 427500 425000 425000 Genangan Legenda Keterangan: Sistem Koordinat UTM Zona 49S Datum WGS 1984 Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Kend al 5 5 Km K ota S em arang L a u t J a w a -7 ° 5 -7 ° 5 -7 ° -7 ° 1 16 °15 1 16 °15 11 6°2 0 11 6°2 0 11 6°2 5 11 6°2 5 1 16 °30 1 16 °30 Inset Peta Sumber: 1. Citra IKONOS 2009 2. Analisis Genangan 2010 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pascasarjana IPB Oleh : Ifan Ridlo Suhelmi 77 78 Gambar 34. Distribusi genangan tahun 2030 skenario kenaikan muka air laut minimum dengan faktor amblesan tanah Skala 1:75.000 Km 1 1 2 U 9 2 3 2 5 9 2 3 2 5 9 2 3 9 2 3 9 2 2 7 5 9 2 2 7 5 442500 442500 440000 440000 437500 437500 435000 435000 432500 432500 430000 430000 427500 427500 425000 425000 Genangan Legenda Keterangan: Sistem Koordinat UTM Zona 49S Datum WGS 1984 Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Kend al 5 5 Km K ota S em arang L a u t J a w a -7 ° 5 -7 ° 5 -7 ° -7 ° 1 16 °15 1 16 °15 11 6°2 0 11 6°2 0 11 6°2 5 11 6°2 5 1 16 °30 1 16 °30 Inset Peta Sumber: 1. Citra IKONOS 2009 2. Analisis Genangan 2010 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pascasarjana IPB Oleh : Ifan Ridlo Suhelmi 78 79 Gambar 35. Distribusi genangan tahun 2030 skenario kenaikan muka air laut maksimum dengan faktor amblesan tanah dalam kondisi pasang Skala 1:75.000 Km 1 1 2 U 9 2 3 2 5 9 2 3 2 5 9 2 3 9 2 3 9 2 2 7 5 9 2 2 7 5 442500 442500 440000 440000 437500 437500 435000 435000 432500 432500 430000 430000 427500 427500 425000 425000 Genangan Legenda Keterangan: Sistem Koordinat UTM Zona 49S Datum WGS 1984 Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Kend al 5 5 Km K ota S em arang L a u t J a w a -7 ° 5 -7 ° 5 -7 ° -7 ° 1 16 °15 1 16 °15 11 6°2 0 11 6°2 0 11 6°2 5 11 6°2 5 1 16 °30 1 16 °30 Inset Peta Sumber: 1. Citra IKONOS 2009 2. Analisis Genangan 2010 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pascasarjana IPB Oleh : Ifan Ridlo Suhelmi 79 80 Gambar 36. Distribusi genangan tahun 2030 skenario kenaikan muka air laut minimum dengan faktor amblesan tanah dalam kondisi pasang Skala 1:75.000 Km 1 1 2 U 9 2 3 2 5 9 2 3 2 5 9 2 3 9 2 3 9 2 2 7 5 9 2 2 7 5 442500 442500 440000 440000 437500 437500 435000 435000 432500 432500 430000 430000 427500 427500 425000 425000 Genangan Legenda Keterangan: Sistem Koordinat UTM Zona 49S Datum WGS 1984 Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Kend al 5 5 Km K ota S em arang L a u t J a w a -7 ° 5 -7 ° 5 -7 ° -7 ° 1 16 °15 1 16 °15 11 6°2 0 11 6°2 0 11 6°2 5 11 6°2 5 1 16 °30 1 16 °30 Inset Peta Sumber: 1. Citra IKONOS 2009 2. Analisis Genangan 2010 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pascasarjana IPB Oleh : Ifan Ridlo Suhelmi 80 81

4.1.6 Pemodelan Banjir Sungai Menggunakan HEC GeoRAS

Pemodelan banjir ini menggunakan software modeling hidrologi dan Software GIS. Software modeling hidrologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah HEC RAS Hydrologic Engineering Center River Analysis System yang digunakan untuk menyusun, menghitung dan menganalisa faktor hidrologi. Dalam penyusunan geometric data yang bersifat keruangan spatial data digunakan software HEC GeoRAS yang merupakan ekstensi dalam Software GIS Arc View. Dalam model ini akan disiapkan data yang berkaitan dengan geometri, hidrologi dan penggambaran model banjir yang secara ringkas dapat disusun dalam seperti terlihat pada Gambar 37. Sumber: HEC GeoRAS User Manual US ACE, 2002 Gambar 37. Proses pemodelan banjir menggunakan HEC GeoRAS dan HEC RAS Dalam penelitian ini DEM disusun dari sumber data berupa titik dan garis. Data titik berupa titik ketinggian yang diperoleh dari hasil pengukuran ketinggian oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007. Data garis kontour yang menggambarkan wilayah dengan ketinggian yang sama diperoleh dari Peta Rupa Bumi skala 1:25.000 dengan interval yang telah dimodifikasi menjadi 6 m. Terdapat dua jenis data DEM yaitu yang berformat raster dan berformat vektor. Format raster diperoleh dengan menggunakan software ER Mapper versi 6.4 sedangkan format vektor dalam bentuk TIN diperoleh dengan menggunakan Software ArcView versi 3.2. Hasil kedua memberikan hasil yang berbeda, dalam bentuk raster GRID dan dalam bentuk vektor TIN.

a. Input Data Geometrik

Data geometric diperlukan dalam analisa banjir suatu wilayah. Data geometric ini berisi mengenai satuan-satuan yang diperlukan dalam analisa menggunakan software HEC RAS. Data geometri dapat diperoleh dengan DEM Peta Topografi HEC-GeoRAS Dan Arc View Pre-Processing HEC- RAS HEC-GeoRAS Dan Arc View Post-Processing Lokasi Genangan Banjir