Verifikasi dan Validasi Model
102 Tabel 26. Skor kawasan terbuka hijau
No Kawasan Terbuka
Hijau Skor
nilai indikator
1 Kawasan Terbuka Hijau 10
0,25 2
Kawasan Terbuka Hijau 10-20 0,50
3 Kawasan Terbuka Hijau 20-30
0,75 4
Kawasan Terbuka Hijau 30 1,00
Sumber : ACCCRN 2010 Miladan 2009 dengan modifikasi RTH perkotaan mempunyai manfaat kehidupan yang tinggi. Berbagai fungsi
yang terkait dengan keberadaannya fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural dan nilai estetika yang dimilikinya obyek dan lingkungan tidak
hanya dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota
Lab Perencanaan Lansekap 2011. Ruang Terbuka Hijau Green Openspaces adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang
dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana
lingkungankota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang
kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau Green Openspaces di tengah- tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap
kota. Pemetaan Ruang terbuka hijau dilakukan dengan melihat penggunaan lahan pada saat ini, sedangkan untuk jangka panjang dengan melihat Rencana Tata
Ruang Wilayah. Setelah diperoleh nilai untuk masing-masing indikator, dan diperoleh nilai
total kerentanan, selanjutnya nilai tersebut dikelaskan menjadi 3 tiga kelas kerentanan. Kriteria penentuan kelas kerentanan didasarkan pada nilai skor
dikalikan dengan bobot setiap kriteria. Penentuan kelas kerentanan dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Kelas kerentanan akibat genangan banjir pasang
No Kelas Kerentanan
Nilai Skor
1 Rendah
0,48 2 Sedang
0,48 –
0,74 3 Tinggi
0,74
103 Berdasarkan prediksi luas genangan pada tahun 2030 yang mendasarkan
pada laju kenaikan muka air laut dan amblesan tanah, maka akan terjadi perubahan pada indikator kerentanan luas jalan, bangunan yang tergenang. Pada
tahun 2010 penduduk pada 9 Kecamatan di Kota Semarang mencapai 872.604 jiwa. Dengan prediksi laju pertumbuhan 1,5 per tahun maka pada tahun 2030
diprediksi penduduk akan berpenduduk 1.175.271 jiwa. Kepadatan penduduk meningkat dari 6.405 jiwakm
2
menjadi 8.627 jiwakm
2
. Maka akan terjadi perubahan kerentanan pada setiap kelurahan. Peningkatan kerentanan dari tahun
2010 dan tahun 2030 dapat dilihat pada Gambar 50.
Gambar 50. Indek Kerentanan per kelurahan pada tahun 2010 dan tahun 2030 Jumlah kelurahan pada kategori kerentanan rendah pada tahun 2030
menurun dari 85 kelurahan menjadi 34 kelurahan. Sebanyak 51 kelurahan mengalami peningkatan kelas kerentanan dari kerentanan rendah menjadi
kerentanan sedang atau tinggi. Kelurahan dengan kerentanan sedang pada tahun 2010 berjumlah 14 kelurahan dan meningkat menjadi 44 kelurahan pada tahun
2030. Sedangkan kerentanan tinggi pada tahun 2010 tidak ada kelurahan yang masuk kategori ini namun pada tahun 2030 diprediksikan akan terdapat 21
0,00 0,10
0,20 0,30
0,40 0,50
0,60 0,70
0,80 0,90
P an
d e
an L
a m
p e
r
S a
w a
h B
e sar
G e
b an
g sar
i
S e
m b
u n
g h
a rj
o
Ban jar
D o
w o
G e
m a
h
P e
d u
ru n
g an
L o
r K
al ic
ar i
K e
m b
an g
A ru
m
Bo jo
n g
S a
la m
an
K a
li b
a n
te n
g K
id u
l
T a
w an
g sar
i Bu
lu sta
la n
P le
b u
ra n
Lam p
e r
Lo r
Ja g
a la
n K
ran g
g an
K e
m b
an g
S a
ri
P in
d ri
k an
L o
r S
a ri
re jo
Ml ati
b ar
u P
lo m
b o
k an
P u
rw o
sa ri
Je ra
k a
h
Ma n
g k
an g
W e
ta n
In d
e k
K e
re n
ta n
a n
Kelurahan
Kerentanan 2010
Kerentanan 2030
104 kelurahan yang masuk kelas kerentanan tinggi seperti dapat dilihat pada Gambar
51. Kerentanan tinggi khususnya terdapat pada kelurahan-kelurahan yang
terletak pada lokasi yang terpengaruh genangan akibat kenaikan muka air laut dan tingginya laju amblesan tanah. Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa kelurahan
seperti kelurahan Tanjung Emas, Bandarharjo dan Kemijen yang meningkat menjadi kelas kerentanan tinggi pada tahun 2030 menjadi kelas kerentanan tinggi.
Peningkatan tingkat kelas kerentanan ini terkait pula dengan peningkatan luas infrastruktur yang diprediksikan akan terkena genangan pada tahun 2030.
Gambar 51. Jumlah kelurahan berdasarkan kelas kerentanan pada tahun 2010 dan tahun 2030
Berdasarkan kelas kerentanan tersebut, dapat disajikan distribusi spasial kelas kerentanan setiap kelurahan yang ada di pesisir Kota Semarang. Persebaran
kelas kerentanan masing-masing kelurahan pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 52, sedangkan kelas kerentanan kelurahan pada tahun 2030 dapat dilihat
pada Gambar 53. Peningkatan kerentanan seiring dengan peningkatan jumlah kelurahan yang
terkena dampak genangan akibat kenaikan muka air laut dan amblesan tanah. Pada tahun 2010 terdapat 31 kelurahan 31 yang terkena dampak
penggenangan dan akan meningkat menjadi 56 kelurahan 57 kelurahan akan terkena dampak penggenangan pada tahun 2030. Daftar nama kelurahan dan luas
genangan yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 28.
Rendah Sedang
Tinggi 2010
85 14
2030 34
44 21
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Ju m
la h
K e
lu ra
h a
n