Kebaruan Novelty Sistem pendukung keputusan keruangan untuk analisis kerentanan akibat kenaikan muka air laut dan amblesan tanah di Kota Semarang

16 laut akan naik ke daratan dengan ketinggian yang lebih rendah dari pasang tertinggi. Selain disebabkan oleh gejala periodik, tren kenaikan muka air laut merupakan penyebab terjadinya genangan Titus et al. 1991 Jenis banjir akibat pasang atau banjir pasang umumnya terjadi pada dataran aluvial pantai yang letaknya cukup rendah atau berupa cekungan dan terdapat banyak muara sungai dengan anak-anak sungai sehingga sehingga jika terjadi pasang dari laut maka air. Arbriyakto dan Kardyanto 2006 menyebutkan bahwa berkaitan dengan genangan pasang air laut menunjukkan bahwa kenaikan muka air laut di Semarang Utara sering terjadi justru pada musim kemarau atau musim panas, yaitu antara bulan Juli sampai dengan Nopember setiap tahun. Dalam setiap bulannya dialami 7 sampai dengan 10 hari terjadi genangan pasang air laut. Lamanya genangan paling singkat 1 jam terjadi pada lokasi yang berbatasan langsung dengan laut. Lamanya genangan waktunya akan semakin panjang pada kawasan yang jarak lokasinya ke laut semakin jauh. Dalam setiap kali genangan air laut pasang dapat terjadi 2 sampai 3 kali.

2.4 Amblesan Tanah

Salah satu penyebab amblesan tanah adalah konsolidasi atau pemampatan tanah dan perubahan air tanah Marsudi, 2001, sedangkan Hirose et al. 2001 mengemukakan bahwa penyebab utama amblesan adalah akibat campur tangan manusia seperti pengambilan airtanah yang berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan confined aquifers. Akibat pengambilan yang berlebihan over pumpage, maka air tanah yang tersimpan dalam pori-pori lapisan penutup akuifer confined layer akan terperas keluar dan mengakibatkan penyusutan lapisan penutup tersebut Hendrayana 2002. Penurunan permukaan air tanah sebagai akibat dari penggunaan air tanah yang berlebihan, dan recharge air tanah pada kawasan konservasi yang buruk. Tabel 4 yang menunjukkan amblesan tanah pada berbagai titik di Kota Semarang. Hendrayana 2002 mengungkapkan bahwa amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, tetapi teramati dalam kurun waktu yang lama dan berakibat pada daerah yang luas. Meskipun penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa 17 kota dunia seperti Bangkok, Venesia, Tokyo maupun Meksiko bahwa penurunan tersebut adalah bukti amblesan tanah yang disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan. Tabel 4. Rekapitulasi nilai penurunan permukaan tanah di Semarang No Lokasi Nama Titik Amble sancm No Lokasi Nama Titik Amble sancm 1 Toko ada Srondol TTG 49 0.0 29 Jembatan Banjir kanal timur SPB -5.4 2 SPBU Kaliwiru TTG 447 0.0 30 Jl. Barito DTK 173 -2.7 3 Depan Akpol DTK 431 -0.9 31 Bnjr kanal timur jl. Katamso DTK 174 -3.6 4 Jl Diponegoro DTK 013 0.0 32 Radio KISS FM Tanah Putih CPTR 10 A -2.1 5 Tmn Elisabeth DTK 340 -2.2 33 Depan Pos Polisi Bangkong BTS KEC -1.8 6 SPBU Candi DTK 014 -1.2 34 Simpang 5 DTK 001 -1.6 7 Jl S. Parman Ngaglik DTK 338 -2.8 35 Depan BRI Pandanaran DTK 002 -0.5 8 Jl. Sultan Agung DTK 08A -0.8 36 Depan Unisula DTK 413 -3.8 9 Depan Toko bunga DTK 009 -1.7 37 Depan Stasiun Poncol SSUDPM P 67 -4.6 10 Tugu Muda DTK 000 -3.7 38 STO tugu samping Atrium TP 17 -3.6 11 Jl. Bojong salaman DTK 018 -0.8 39 Jembtan K. Semarang Arteri Utara TB 3 -7.2 12 Jembatan Banjir Kanal barat DTK 019 -0.9 40 Depan BRI Pelabuhan TB 4 -3.6 13 Perempatan Jl Indraprasta DTK 135 -6.7 41 Pos IV pelabuhan TB 5 -14.8 14 Dpn htl Rahayu Jl. Imam Bonjol DTK 136 -7.7 42 Pintu Masuk P.T HM Sampoerna TP 7 -14.0 15 Jl. Hasanudin DTK 218 -11.1 43 Jl Citarum TP 10 -5.8 16 Jl. Arteri Utara DTK 224 -6.8 44 Jembatan Citarum TP 12 -3.6 17 Jl. Arteri Utara DTK 223 -0.1 45 Lampu Trafic light tentara pelajar TP 13 -3.0 18 Pos 2 Pelabuhan DTK 222 -7.8 46 Gorong-gorong Pasar Kambing TP 14 -2.6 19 Pos 1 Pelabuhan DTK 221 -9.2 48 Kantor Pajak TP 3 -5.0 20 Jl. Madukoro Raya DTK 367 -8.2 49 Pintu masuk Kantor Pajak HP 2 -3.4 21 Jl. Madukoro Raya DTK 368 -12.8 50 Toko ateja MT. Haryono TB 7 -3.1 22 Depan Kantor Kec. Gjh Mugkur KOP A YANI 16 -2.2 51 Codexa MT. Haryono TB 8 -2.7 23 Jl. Ngaglik Lama Distam 22 -1.6 52 depan SPBU Pandanaran TP 21 -1.0 24 Samping Atrium DTK 078 -6.3 53 Kecamatan Tugu BM 22 -0.3 25 Prmptn Jl. Anjasmoro Arteri Utr DTK 370 -3.4 54 Kecamatan Tugu BM 21 -0.1 26 Jembatn Banjir Kanal Barat BM JEMBT -7.2 55 Kecamatan Tugu BM 27 -0.3 27 Dpn msjd Nurul rahayu BM GL 3 -10.3 56 Kecamatan Tugu BM 28 -0.1 28 Prmptn Pengapon SSUDPM P 66 -8.0 57 Kecamatan Tugu BM 29 0.0 Sumber: Dinas Tata Kota DTK dalam Wibowo 2006. 18 Pada Semarang bagian utara penyusupan air asin semakin meningkat sejak beberapa tahun terakhir, terutama pada daerah pemukiman pusat perkotaan, dan di beberpa wilayah industri di bagian utara, miksalnya daerah sekitar muara Kali Garang, Tanah Mas, Pengapon, Simpang Lima. Data penyusupan air asin tersebut berdasarkan hasil pemantauan dari beberapa sumur gali penduduk yang tersebar, maupun dari kualitas sumur bor di beberapa tempat. Akibat dari amblesan tanah tersebut turut menyebabkan besar dan luasan genangan oleh air laut Hussein dan Rabenhorst 2001. 2.5 Kerentanan Pesisir 2.5.1 Konsep Kerentanan Kerentanan adalah konsep yang sangat luas yang dapat diringkas sebagai kualitas atau kondisi menjadi terluka atau kemudahan terkena luka atau cedera fisik seperti yang terdapat dalam Kamus Oxford 2006 “the quality or state of being wounded or susceptible of receiving wounds or physical injury”. Konsep kerentanan telah didefinisikan dalam beberapa cara, dan telah banyak diterapkan pada lokasi, kota, orang dan lingkungan fisik, sehingga teknik untuk mengukurnya juga bervariasi sesuai dengan disiplin untuk menilai kerentanan. Dalam BNPB 2007 mendefinisikan kerentanan sebagai suatu keadaan yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia hasil dari proses proses fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mengakibatkan peningkatan kerawanan masyarakat terhadap bahaya. Istilah Kerentanan merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam disiplin ilmu yang terkait dengan bencana alam, bahaya atau penelitian mengenai fenomena perubahan. Dalam mengkaji kerentanan pesisir telah dihasilkan berbagai indeks, metodologi atau panduan untuk menilai suatu kerentanan dari topik mereka kepentingan. Indek ini sangat tergantung kepentingan dan tujuan kajian. Lacambra et al. 2007 mengemukakan berbagai kerentanan dan beberapa penulis yang pernah melakukan penilaian kerentanan terhadap berbagai faktor seperti terlihat pada Tabel 5. Penilaian kerentanan pesisir terhadap perubahan iklim melibatkan beberapa konsep yang harus didefinisikan secara jelas. Konsep kerentanan didefinisikan