disini adalah peningkatan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa setelah pembelajaran IPA melalui Think Pair Share berbantuan Macromedia
Flash dengan indikator yang mencakup tiga ranah tersebut diantaranya ranah
kognitif diantaranya 1 mempelajari struktur bumi, 2 mempelajari proses pembentukan bumi; 3 menjelaskan lapisan bumi dan strukturnya 4
mengerjakan lembar kerja; 5 menanggapi teman yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Sedangkan ranah afektif meliputi 1 kesiapan dalam menerima
pembelajaran; 2 memperhatikan penjelasan materi; 3 kedisiplinan siswa dalam pembelajaran; 4 partisipasi siswa saat pembelajaran. Dan ranah psikomotorik
adalah 1 membuat hasil karya berupa lembar portofolio yang akan dipajang di kelas; dan 2 membuat ringkasan materi yang telah disajikan.
2.1.3 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Pada hakekatnya IPA merupakan makna alam dan berbagai fenomenanyaperilakukartakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori
maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan manusia Mariana, 2009:13. Sedangkan menurut Sulistyorini 2006 ada tiga dimensi
dalam pembelajaran IPA, yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1
IPA sebagai produk IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA
terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks. Buku teks IPA merupakan body of knowledge dari IPA.
Buku teks memang penting tetapi ada sisi lain IPA yang tidak kalah penting
yaitu dimensi “proses”, maksudnya proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam itu sendiri.
2 IPA sebagai proses
IPA sebagai proses yaitu proses mendapatkan IPA melalui suatu proses model ilmiah. Ada tujuh tahap dalam mengembangkan model ilmiah yaitu:
a Observasipengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan panca indra. b
Klasifikasi yaitu proses pengumpulan hasil pengamatan berdasarkan perbedaan dan persamaan yang dimiliki.
c Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh
dari hasil pengamatan. d
Prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah
diperoleh. e
Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan.
f Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada
perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti.
g Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen.
3 IPA sebagai pemupukan sikap
IPA sebagai pemupukan sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Setidaknya ada sembilan aspek ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia sekoah
dasar, yaitu: a Sikap ingin tahu curiousity maksudnya adalah suatu sikap yang selalu
ingin tahu mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya. b Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru originality
Sikap ini bertitik tolak dari kesadaran bahwa jawaban yang telah mereka peroleh dari rasa ingin tahuitu tidaklah bersifat final atau mutlak, tetapi
masih bersifat sementara. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan berfikir maupun keterbatasan pengamatan panca indra manusia untuk
menetapkan suatu kebenaran. Sikap anak usia SD seperti itu dapat dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-
objek yang terdapat di lingkungan sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan sesuatu yang baru baginya tentang objek yang
diamatinya itu. c Sikap kerja sama cooperation
Yang dimaksud kerja sama disini adalah kerja sama untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Seorang yang bersikap cooperative ini
menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan lebih sempurna dari pada yang ia miliki. Oleh karena itu untuk
meningkatkan pengetahuannya ia merasa membutuhkan kerja sama dengan orang lain. Kerjasama ini dapat pula bersifat berkesinambungan.
d Sikap tidak putus asa persevernce Suatu usaha apapun, biasanya ada saja hambatannya.adalah tugas guru
memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus asa.
e Sikap tidak berprasangka open mindedness Sejak awalnya IPA mengajarkan kepada kita untuk menetapkan kebenaran
berdasarkan dua kategori yaitu rasionalitas dan objektivitas. Sikap tidak berprasangka dapat dikembangkan secara dini kepada anak usia SD
dengan jalan melakukan observasi adn eksperimen dalam mencari kebenaran ilmu.
f Sikap mawas diri self criticism Anak usia SD harus dikembangkan sikapnya untuk jujur pada dirinya
sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani melakukan koreksi pada dirinya sendiri.
g Sikap bertanggung jawab responsibility Berani mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya adalah
suatu sikap yang mulia. Sikap bertanggungjawab harus dikembangkan sejak usia SD, misalnya dengan membuat dan melaporkan hasil
pengamatan, hasil eksperimen ataupun hasilkerjanya yang lain. h Sikap kedisiplinan diri self dicipline
Kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol adapun dapat mengatur dirinya menuju kepada tingkah
laku yang dikehendaki dan yang dapat diterima oleh masyarakat.
Sedangkan Muhtadin 2010 menambahkan hakekat IPA sebagai teknologi. Perkembangan teknologi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari menjadi bagian penting dari belajar sains. Sains bersifat praktis sebagai bekal yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Siswa harus terlibat dalam
pembelajaran sains yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari dan juga dalam memahami dampak sains dan teknologi pada masyarakat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tinjauan utama pembelajaran IPA ialah agar siswa memahami konsep-konsep IPA yang sederhana dan saling
keterkaitannya, serta mampu menggunakan model ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari kebesaran
dan kebiasaan pencipta alam semesta. Siswa tidak hanya dituntut memahami konsep-konsep IPA, tetapi juga dituntut untuk merefleksikan pengetahuan yang
diperoleh kedalam bentuk teknologi yang mampu mensejahterakan kehidupan mereka serta generasi berikutnya tanpa meninggalkan nilai-nilai positif, agama,
budaya serta pendidikan.
2.1.4 Pembelajaran IPA di SD