SDN Perak Utara 1 No.58 Surabaya”.Model pembelajaran Think Pair Share dapat
meningkatkan keterampilan guru. Guru menjadi lebih terampil dalam melaksanakan pembelajaran IPA di kelas.Hal ini dapat membuktikan bahwa
penerapan model model Think Pair Share berbantuan Macromedia Flashdapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Sekaran 02.
Peningkatan keterampilan guru menunjang peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar didapat dari penggunaan model pembelajaran yang variatif dan inovatif
sehingga siswa akan tertarik, antusias dan bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran.
4.2.1.2 Aktivitas Siswa
Peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui model Think Pair Share
berbantuan Macromedia Flash kelas V SDN Sekaran 02 pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 4.30 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I,II,dan III
Aktivitas siswa dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Pada siklus I perolehan rata-rata skor siswa adalah 19,43 dengan kategori cukup, kemudian
meningkat pada siklus II dengan perolehan rata-rata skor 23,66 dengan kategori baik, dan pada siklus III meningkat dengan perolehan rata-rata skor 26,85 dengan
kategori sangat baik. Hal ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.2.1.2.1 Teoritis
Djamarah 2008: 2 berpendapat bahwa aktivitas siswa dalam kelas adalah mendengarkan, memandang, meraba, menulis, membaca, membaca
ringkasan, mengamati tabel atau bagan-bagan, menyusun kertas kerja, berpikir, mengingat dan praktek. Sedangkan Dierich dalam Hamalik, 2011: 172 membagi
Keterangan :
1. Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran.
2. Ketertiban siswa saat melihat tayangan Macromedia Flash
3. Siswa antusias bertanya dan menjawab pertanyaan guru mengenai materi dalam
rangkaian Macromedia Flash yang ditayangkan Think 4.
Memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran 5.
Kontribusi dalam kerja berpasangan Pair 6.
Kemampuan siswa saat mendiskusikan tugas dan lembar kerja dalam kelompok 7.
Keaktifan siswa saat mempresentasikan hasil diskusi Share 8.
Membuat refleksi mengenai materi yang telah dipelajari
aktivitas belajar dalam delapan kelompok, yaitu: aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas
metric, aktivitas mental dan aktivitas emosional. Menurut Sudjana dalam Rusman, 2012: 1 belajar dapat dipandang
sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.
Sedangkan Hamalik 2010:171-172 berpendapat bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri, kegiatan atau aktivitas belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. Artinya sistem
pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Melalui model Think Pair Share
berbantuan Macromedia Flash siswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share
dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu Trianto, 2009: 81.
Berdasarkan pengamatan, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA model Think Pair Share berbantuan Macromedia Flash pada
setiap indikator mengalami peningkatan sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Paparan hasil data aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA model Think
Pair Share berbantuan Macromedia Flashdijelaskan dibawah ini.
Pada indikator mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran memperoleh skor 35 dengan rerata 2,69 dan masuk dalam kategori baik pada
siklus I pertemuan 1. Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh rerata skor 2,69, siswa belum fokus terhadap penjelasan guru. Pada siklus II pertemuan 1
memperoleh rerata skor 3 dan rerata skor 3,46 pada siklus II pertemuan 2. Sedangkan pada siklus III pertemuan 1 memperoleh rerata skor 3,15 dan
meningkat menjadi rerata skor 3,61 pada siklus III pertemuan 2. Kesiapan siswa dalam pembelajaran merupakan aktivitas emosional. Diedrich menyatakan bahwa
kegiatan-kegiatan emosional emotional activities merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran yang berkaitan dengan
emosional anak.Kegiatan-kegiatan emosional menurut Diedrich dalam Hamalik 2011: 172 contohnya minat, membedakan, berani,tenang, dan lain-lain.
Indikator ketertiban siswa saat melihat tayangan Macromedia Flash memperoleh rerata skor 2,30 pada siklus I pertemuan 1 dan meningkat menjadi
rerata skor 2,61 pada siklus I pertemuan 2. Pada siklus II pertemuan 1 memperoleh rerata skor 3,46 dan pada siklus II pertemuan 2 memperoleh rerata
skor 2,84. Siklus III pertemuan 1 memperoleh rerata skor 3,23 dan rerata skor 3,3 pada siklus III pertemuan 2. Ketertiban saat melihat tayangan Macromedia Flash
merupakan kegiatan visual, mendengarkan dan emosional. Menurut Dierich dalam Hamalik, 2011: 172 aktivitas visual meliputimembaca, memperhatikan
gambar demonstrsi, percobaan, pekerjaan orang lain. Antusias siswa bertanya dan menjawab pertanyaan guru mengenai materi
dalam rangkaian Macromedia Flash yang ditayangkan Think memperoleh rerata skor 2,23 pada siklus I pertemun 1 dan rerata skor meningkat menjadi 2,61 pada
siklus I pertemuan 2. Rerata skor 2,53 diperoleh pada siklus II pertemuan 1 dan
meningkat menjadi 2,84 pada siklus II pertemuan 2. Sedangkan pada siklus III pertemuan 1 rerata skor 2,69 meningkat menjadi 3,46 pada siklus III pertemuan2.
Hal ini sesuai dengan pendapat Anitah 2009:4.4 bahwa kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar. Semangat atau antusias siswa
merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Aktivitas memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran, diperoleh skor 27 dengan rerata 2,07 pada siklus I pertemuan1. Pada siklus I
pertemuan 2 diperoleh rerata skor 2,61 dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan 1 mendapatkan rerata skor 2,53. Siswa bersikap tenang saat guru
memberikan penjelasan dan mencatat informasi yang ditulis guru di papan tulis. Beberapa siswa juga mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Pada
siklus II pertemuan 2 rerata skor yang didapatkan adalah 3,38. Pada siklus III pertemuan 1 rerata skor 3,30 dan meningkat menjadi 3,76 dengan kategori sangat
baik pada siklus III pertemuan 2. Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat Slameto, 2010:36.
Belajar sangat memerlukan adanya aktivitas. Aktivitas siswa yang baik akan menimbulkan hasil belajar secara kognitif, afektif dan psikomotorik yang baik
pula. Indikator kontribusi dalam kerja berpasangan Pair mendapatkan rerata
skor 2,15 dengan kategori cukup pada siklus I pertemuan 1. Pada siklus I pertemuan 2 rerata skor meningkat menjadi 2,53 dengan kategori baik. Siklus II
pertemuan 1 rerata skor 2,15 dan meningkat menjadi 2,76 pada pertemuan 2.
Pada siklus III pertemuan 1 rerata skor 3,23 sedangkan pada siklus III pertemuan 2 meningkat menjadi 3,53 dengan kategori baik. Siswa memperhatikan
pertanyaan dengan seksama dan saling urun pendapat, ide atau jawaban dalam kerja berpasangan, menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan
guru dan bersemangat dalam mengerjakan tugas. Menurut Trianto 2009: 81-82 berpasangan Pairing adalah kegiatan guru meminta siswa untuk berpasangan
dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dan mengerjakan lembar kerja. Kemampuan siswa saat mendiskusikan tugas dan lembar kerja dalam
kelompok diperoleh skor 28 dengan rerata 2,15 pada siklus I pertemuan1. Pada siklus I pertemuan 2 diperoleh rerata skor 2,46 dengan kategori cukup. Pada siklus
II pertemuan 1 mendapatkan rerata skor 3 dan skor 2,69 pada siklus II pertemuan 2. Siklus III pertemuan 1 diperoleh rerata skor 3,38 dan meningkat pada siklus III
pertemuan 2 dengan rerata skor 3,53 berkategori sangat baik. Dalam kegiatan ini, beberapa pasangan saling urun pendapat mengenai jawaban dari lembar kerja
yang diberikan guru. Siswa juga sudah menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat waktu. Sebagian besar siswa saling menerima pandapat pasangannya
mengenai soal pada lembar kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik 2011: 172 bahwa dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
dipandang sangat penting, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
Pada indikator keaktifan siswa saat mempresentasikan hasil diskusi Share
diperoleh skor 35 dengan rerata skor 2,69 pada siklus I pertemuan 1. Siklus I pertemuan 2 mendapatkan rerata skor 2,61. Sedangkan pada siklus II
pertemuan 1 diperoleh rerata skor 2,69 meningkat pada siklus II pertemuan 2 menjadi 3,23. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri,
memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan dengan lancar dan jelas beberapa pasangan juga sudah antusias untuk memberikan tanggapan dari
presentasi pasangan lain. Pada siklus III pertemuan 1 diperoleh rerata skor 3,23 dan rerata skor 3,46 pada siklus III pertemuan 2. Menurut Suprijono 2009: 91
yang mengatakan bahwa “Sharing” adalah tahap dimana hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangannya dibicarakan dengan pasangan seluruh
kelas. Indikator membuat refleksi mengenai materi yang telah dipelajari
mendapatkan rerata skor 1,92 pada siklus I pertemuan 1. Pada siklus I pertemuan 2 mendapatkan rerata skor 2,46. Saat melakukan refleksi, beberapa siswa masih
belum berani bertanya kepada guru ketika menemui kesulitan dan menuliskan hasil simpulan materi di buku tulis. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 dan 2
rerata skor meningkat menjadi 3,07. Pada siklus III pertemuan 1 rerata skor yang diperoleh adalah 3,53. Rerata skor 3,38 diperoleh pada siklus III pertemuan 2.
Melakukan refleksi sesuai kegiatan siswa menurut Diedrich dalam Hamalik, 2011: 172 yaitu writing activities kegiatan menulis misalnya menulis cerita,
karangan, laporan, angket, menyalin dan mental activities kegiatan mental yaitu
menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
4.2.1.2.2 Praktis Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Think Pair
Share berbantuan Macromedia Flash meningkat, pada siklus I diperoleh kategori
cukup, kemudian meningkat pada siklus II diperoleh kategori baik, dan pada siklus III meningkat dengan perolehan kategori sangat baik.Selain itu,
peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Think Pair Share
berbantuan Macromedia Flashjuga didukung dengan hasil angket respon siswa yang menyebutkan bahwa 88 siswa atau 22 siswa dari 25 siswa yang
mengikuti pembelajaran menyatakan senang dengan pembelajaran melalui model Think Pair Share
berbantuan Macromedia Flashini. Siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, karena pada saat mengajar guru
menggunakan Macromedia Flashuntuk memahami materi sehigga siswa merasa lebih paham dengan materi yang telah diajarkan guru.
4.2.1.2.3 Empiris Aktivitas siswa pada pembelajaran IPA menggunakan model Think Pair
Share bila dibandingkan dengan penelitian yang relevan menunjukan hasil yang
senada. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2011 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam Tema Lingkungan
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SDN Perak Utara 1 No.58
Surabaya”. Memberikan informasi bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa pada seluruh aspek juga mengalami peningkatan dan mencapai
keberhasilan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share
ini dapat meningkatkan keaktivan, kreativitas, rasa senang, dan kecakapan hidup life skill siswa dalam proses pembelajaran. Jadi dengan
menerapkan model Think Pair Share berbantuan Macromedia Flashaktivitas siswa dapat meningkat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa tiap siklusnya.
4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Sekaran 02 dalam pembelajaran IPA melalui model Think Pair Share berbantuan Macromedia Flash
dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel :
Berdasarkan data di atas terdapat peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar klasikal dari siklus 1, siklus II, sampai siklus III. Menurut
indikator keberhasilan yang ditetapkan, kategori ketuntasan klasikal di SDN Sekaran 02 Semarang adalah 80 telah tercapai, hal ini karena:
4.2.1.3.1 Teoritis
Menurut Suprijono 2009:5 bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensinya kemanusiaan saja.
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pebelajar mempelajari
pengetahuan tentang konsep. Maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Aspek-aspek perubahan perilaku tersebut diperoleh
melalui apa yang dipelajari oleh peserta didik Rifa’i, 2010: 85. Menurut Poerwanti 2008: 6-16 nilai ketuntasan adalah nilai yang
menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah dikontrakan dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal
nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada. Dalam penelitian yang dilakukan terlihat peningkatan nilai ketuntasan
klasikal, bahwa hasil belajar siswa telah mencapai batas ketuntasan minimal yakni 80, maka penelitian ini berhenti sampai di siklus III. Hal ini dapat membuktikan
bahwa penerapan model Think Pair Share berbantuan Macromedia Flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Sekaran 02.
4.2.1.3.2 Praktis Pada data awal presentase ketuntasan belajar siswa 52. Setelah
menerapkan model Think Pair Share berbantuan Macromedia Flash terjadi peningkatan, pada siklus I pertemuan 1 presentase ketuntasan belajar siswa yaitu
56 dan siklus I pertemuan 2 sebesar 68 belum mencapai 80. Maka perlu dilaksanakan penelitian kembali pada siklus II. Sedangkan pada siklus II
pertemuan 1 sebesar 72 dan siklus II pertemuan 2 sebesar 76. Melihat presentase ketuntasan belajar belum mencapai indikator keberhasilan sebanyak
80 maka masih perlu dilaksanakan penelitian di siklus III. Pada siklus III
pertemuan 1 ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Think Pair Share
berbantuan Macromedia Flash meningkat menjadi 80 atau sebanyak 20 dari 25 siswa hasil belajarnya sudah tuntas. Pada siklus III pertemuan
2 ketuntasan 80 atau sebanyak 20 dari 25 siswa hasil belajarnya sudah tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajat telah mencapai indikator keberhasilan
yang sudah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar klasikal sebanyak 80 dan ketuntasan belajar individual
≥ 70, maka penelitian berhenti pada siklus III. 4.2.1.3.2
Empiris Adanya peningkatan hasil belajar di setiap siklusnya sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti 2012 dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran Macromedia Flash dalam Peningkatan Membaca Cepat
Siswa Kelas V SD”. hasil penelitian menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran mengalami peningkatan. Penggunaan Macromedia Flash,
memberikan respon positif yang meliputi rasa emotif seperti rasa senang, semangat, perhatian dan antusias. Selain itu, tingkat kesulitan pelatihan membaca
cepat dapat diatasi dengan menggunakan Macromedia Flash. Respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran Macromedia Flash mulai dari siklus I
dan II dengan kategori “Baik”, dan mengalami peningkatan menjadi kategori “Sangat Baik” pada siklus ke III. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
Macromedia Flash mampu meningkatkan respon siswa dalam pembelajaran.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2011 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam Tema
Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SDN Perak Utara 1
No.58 Surabaya”. Memberikan informasi bahwa hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share
pada siswa kelas I SDN Perak Utara 1 No.58 Surabaya mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 78,8. Pada siklus
IIindikator keberhasilan mengalami kenaikan sebesar 12,1. Hal ini dapat membuktikan bahwa penerapan model model Think Pair
Share berbantuan Macromedia Flashdapat meningkatkan kualitas pembelajaran
IPA pada siswa kelas V SDN Sekaran 02. Peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar juga didapat dari penggunaan model pembelajaran yang variatif dan
inovatif sehingga siswa akan tertarik, antusias dan bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran.
4.2.1 Implikasi Hasil Penelitian