Keterampilan Guru Kualitas Pembelajaran

belajar siswa, iklim belajar, materi pembelajaran yang berkualitas, kualitas media dan sistem pembelajaran. Semua indikator saling mempengaruhi kualitas pembelajaran. Sedangkan pandangan teori konstruktivisme terhadap pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam pembelajaran bertujuan untuk mendukung proses belajar aktif yang berguna untuk membentuk pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan Winataputra, 2008: 6.15. Bedasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan tolak ukur dari komponen dalam pembelajaran yang berjalan dengan baik dan dapat menghasilkan proses serta hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran, yakni peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta pengembangan sikap. Dalam pembelajaran IPA melalui model Think Pair Share berbantuan Macromedia Flash ini indikator kualitas pembelajaran adalah keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar.

2.1.2.1 Keterampilan Guru

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan menghubungkan beberapa aspek. Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif diperlukan keterampilan mengajar.Keterampilan guru merupakan karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan Rusman, 2012: 80. Sedangkan menurut Mulyasa 2009: 69 keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Turney mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang berperan dalam menentukan kualitas pembelajaran yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas serta mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Berikut penjelasan mengenai 8 keterampilan mengajar tersebut: 2.1.2.1.1 Keterampilan Bertanya Menurut Mulyasa 2009: 70-77 keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Adapun komponen-komponen keterampilan bertanya dasar mencakup penggunaan pertanyaan secara singkat dan jelas, memberikan acuan, melakukan pemindahan giliran, penyebaran, memberikan waktu berpikir dan memberikan tuntunan. Keterampilan bertanya lanjutan dibentuk atas dasar penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Sedangkan komponen dalam keterampilan bertanya lanjutan adalah mengubah tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, mengatur urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak dan meningkatkan interaksi.Setiap guru pasti akan menggunakan keterampilan bertanya kepada siswanya, baik itu cara bertanya untuk seluruh kelas, untuk kelompok, ataupun untuk individu. Dengan bertanya akan membantu siswa belajar dengan kawannya, membantu siswa lebih sempurna dalam menerima informasi, atau dapat mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berpartisipasi aktif dalam percakapan di kelas. Manfaat keterampilan bertanya menurut Rusman 2012 adalah 1 meningkatkan partisipasi siswa; 2 membangkitkan minat dan rasa ingin tahu; 3 mengembangkan pola pikir dan cara belajar aktif; 4 menuntun proses berpikir siswa; 5 memusatkan perhatian siswa. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya mampu membuat interaksi antara guru dan siswa. Komponen-komponen keterampilan bertanya turut menunjang pemusatan perhatian siswa dan pemngembangan pola pikir siswa. 2.1.2.1.2 Keterampilan Memberi Penguatan Menurut Mulyasa 2009: 77 penguatan adalah respon terhadap perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat berbentuk verbal maupun non verbal yang dapat memberikan informasi atau umpan balik bagi penerima atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan atau koreksi. Tujuan pemberian penguatan menurut Mulyasa 2009: 78 adalah 1 meningkatkan perhatian siswa; 2 merangsang dan meningkatkan motivasi siswa; 3 meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. Menurut Djamarah 2010: 120-122 dalam memberikan penguatan diperlukan penggunaan komponen keterampilan yang tepat. Komponen tersebut adalah sebagai berikut: a. Penguatan Verbal adalah pujian dan dorongan yang diucapkan oleh guru untuk respon atau tingkah laku siswa adalah penguatan verbal. Ucapan tersebut dapat berupa kalimat atau kata-kata, seperti: bagus, baik, betul, benar, tepat, dan lain-lain. b. Penguatan Gestural adalah pemberian penguatan dengan semua gerakan tubuh. Penguatan gestural dapat dilakukan dengan mimik yang cerah, senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, dan lain-lain. c. Penguatan Kegiatan adalah bentuk penguatan yang terjadi bila guru menggunakan suatu kegiatan atau tugas, sehingga siswa dapat memilihnya atau menikmatinya sebagai suatu hadiah atas suatu pekerjaannya. Contoh penguatan kegiatan adalah pulang lebih dulu, menjadi ketua kelas, diberikan waktu istirahat yang lebih lama, dan lain-lain yang menyenangkan. d. Penguatan Mendekati adalah penguatan yang dilakukan guru dengan cara memberikan perhatian kepada siswa dengan menunjukkan bahwa guru tertarik atau secara fisik guru mendekati siswa. Contohnya guru berdiri di samping siswa, berjalan mendekat, duduk dekat kelompok diskusi dan lain-lain. e. Penguatan Sentuhan adalah penguatan yang terjadi bila guru secara fisik menyentuh siswa, misalnya menepuk bahu, berjabat tangan, mengusap kepala, yang semuanya ditujukan untuk penghargaan penampilan, tingkah laku atau kerja siswa. f. Penguatan Tandamerupakan penguatan yang menggunakan berbagai simbol, baik benda atau tulisan yang ditujukan kepada siswa untuk penghargaan terhadap suatu penampilan, tingkah laku atau kerja siswa. Contoh penguatan tanda yang berbentuk tulisan misalnya piagam, sertifikat, ijazah, dan tanda penghargaan. Dapat pula berupa suatu benda seperti piala, bintang, dan medali. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian penguatan baik secara verbal maupun non verbal akan memberikan informasi atau umpan balik yang dapat meningkatkan motivasi dan kegiatan belajar siswa. 2.1.2.1.3 Keterampilan Mengadakan Variasi Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan Mulyasa, 2009: 78.Mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar, ditujukan dengan adanya perubahan gaya mengajar, media yang digunakan dan perubahan pola interaksi. Menurut Rahman 2012: 85 peserta didik adalah individu unit, heterogen dan memiliki interes yang berbeda-beda. Karena itulah guru harus mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan untuk mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Rusman 2012: 86 tujuan dan manfaat keterampilan variasi yaitu: a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa b. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat siswa c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan memberikan variasi yang dilakukan guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik, menghilangkan kejenuhan dan mampu meningkatkan motivasi belajar dan memberikan kesempatan untuk berkembangnya bakat siswa. 2.1.2.1.4 Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan diperlukan dalam pengajaran hampir pada semua topik yang terdapat dalam kurikulum. Keterampilan menjelaskan menurut Djamarah 2010: 131 merupakan pemberian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, antara yang sudah dialami dengan yang belum dialami. Sedangkan menurut Mulyasa 2009: 80 ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan yaitu 1 perencanaan; 2 penyajian. Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lain Rusman, 2012: 86. Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu sama lain. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengna urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Penyajian suatu penjelasan yang diberikan guru harus memperhatikan prinsip kejelasan, penggunaan contoh, penekanan, dan pemberian umpan balik. Jika guru memberikan penjelasan kepada siswa dengan baik maka akan dapat membimbing anak untuk mengetahui dan memahami fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan benar dari pelajaran yang telah diajarkan. Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen-komponen sebagai berikut: a. Merencanakan Dalam kegiatan pembelajaran ada tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam pelaksanaannya, semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan menjelaskan. Penjelasan yang dilakukan perlu direncanakan dengan baik, terutama berkenaan dengan isi materi maupun aktivitas siswa. b. Penyajian suatu penjelasan Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 kejelasan, dalam memberikan penjelasan hendaknya menggunakna bahasa yang mudah dimengerti; 2 penggunaan contoh ilustrasi; 3 pemberian tekanan, dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan perhatian siswa kepada topik utama; 4 penggunaan balikan, hendaknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merespon, menunjukkan perhatian atau ketidakmengertian saat penjelasan diberikan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menjelaskan adalah kemapuan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Agar penjelasan tersebut tersampaikan kepada siswa maka diperlukan perencanaan dan penyajian informasi yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan suatu hubungan sebab akibat. 2.1.2.1.5 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka dan menutup pelajaran harus dilakukan secara profesional untuk memberikan dampak positif dalam kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran adalah usaha guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa untuk memusatkan perhatian dan mental terhadap apa yang akan dipelajari Rusman, 2009: 80. Adapun komponen dalam membuka pelajaran menurut Usman 2009: 92- 93 adalah 1 menarik perhatian siswa; 2 menimbulkan motivasi; 3 memberi acuan dalam berbagai usaha; 4 membuat kaitan atau hubungan antara metri yang dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran Rusman, 2012: 92. Ada beberapa komponen dalam menutup pelajaran yaitu: 1 meninjau kembali penguasaan inti pelajaran; 2 mengevaluasi. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengkondisian perhatian dan mental siswa untuk menjalani pembelajaran dan mencapai tujuan belajar yang akan dicapai pada akhir pembelajaran. 2.1.2.1.6 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah Mulyasa, 2009: 89.Tidak semua pembicaraan dalam kelompok kecil itu selalu dapat dikatakan diskusi, tetapi yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif yang bertujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Diskusi kelompok kecil ini sangat bermanfaat untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi anak didik yang terlibat di dalamnya. Guru sebagai pembimbing sebaiknya menciptakan suasana diskusi yang terbuka, memilih topik yang sesuai dengan kemampuan anak didik, memusatkan perhatian anak, dan membagi partisipasi dalam berpendapat. Komponen-komponen dalam diskusi kelompok kecil menurut Usman 2009: 94 adalah 1 memusatkan perhatian siswa topik diskusi; 2 memperluas masalah atau urunan pendapat; 3 menganalisis pandangan siswa; 4 meningkatkan pendapat siswa; 5 menyebarkan kesempatan berpartisipasi; 6 menutup diskusi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa diskusi kelomok kecil adalah interaksi tatap muka sekelompok orang yang saling berpartisipasi untuk mengambil kesimpulan atau memecahkan masalah. 2.1.2.1.7 Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan ikilm pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran Mulyasa, 2009: 91. Sedangkan menurut Djamarah 2010: 145 pengelolaan kelas merupakan kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Menurut Usman 2009: 98 ada dua komponen dalam pengelolaan kelas yakni: 1 keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal; 2 keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara iklim pembelajaran yang kondusif. 2.1.2.1.8 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Pembelajaran individual adalah pembelajaran paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes siswa Rusman, 2012: 91. Guru berperan sebagai organisator, motivator, narasumber, konselor, sekaligus sebagai peserta kegiatan. Sedangkan menurut Mulyasa 2008: 92 mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian kepada setiap peserta didik. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih banyak akrab antara guru dengan siswa Usman, 2009: 103. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan dapat memenuhi kebutuhan dan inters siswa serta lebih mengakrabkan guru dengan siswanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecakapan atau keterampilan guru memiliki andil yang besar dalam membimbing siswa untuk mengembangkan motivasi, minat dan bakat yang ada dalam diri siswa agar mampu berkembang dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Guru hendaknya memiliki keterampilan inovatif untuk membimbing siswa dalam proses perkembangannya. Dari kajian teori tersebut, peneliti telah merumuskan indikator-indikator yang harus ada dalam keterampilan mengajar guru yaitu: 1 keterampilan membuka pelajaran; 2 keterampilan bertanya; 3 keterampilan penguatan; 4 keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perseorangan; 5 keterampilan mengadakan variasi; 6 keterampilan menjelaskan; 7 keterampilan mengelola kelas; 8 keterampilan menutup pelajaran. Keterampilan guru adalah kompetensi guru dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh dalam pembelajaran IPA melalui Think Pair Share dengan Macromedia Flash yang indikatornya: 1 melaksanakan kegiatan awal pembelajaran; 2 keterampilan membuka pelajaran; 3 penguasaan bahan ajar dan Macromedia Flash; 4 keterampilan bertanya tentang materi dan Macromedia Flash yang ditayangkan; 5 keterampilan membimbing diskusi berpasangan; 6 keterampilan membimbing siswa mengerjakan lembar kerja; 7 keterampilan membimbing presentasi hasil diskusi siswa; 8 keterampilan memberi penghargaan; 9 keterampilan mengelola kelas; 10 keterampilan menutup pelajaran.

2.1.2.2 Aktivitas Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 15 497

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 02 SEMARANG

0 10 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 01 SEMARANG

0 5 181

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Think Pair Share PADA SISWA KELAS VB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

1 8 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF PADA SISWA KELAS II SDN TUGUREJO 03 SEMARANG

0 16 444

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SUKOREJO 02 SEMARANG

0 14 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 23 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 3 269

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

0 3 276