Nilai Warna Nilai Aroma

tidak suka dan skala 7 menyatakan sangat suka. Uji organoleptik dilakukan dua kali yaitu pada formulasi pertama dan formulasi kedua. Pengujian dilakukan pada 30 orang panelis yang merupakan jumlah minimum panelis pada uji hedonik. Formulir isian penilaian panelis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4, 5, 6.

1. Nilai Warna

Warna memegang peranan penting dalam menentukan tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk. Pembentukan warna pada produk sagu instan dipengaruhi oleh pati dan gula melalui reaksi pencoklatan selama pemasakan. Nilai rataan dari kesukaan terhadap warna formula sagu instan disajikan pada Gambar 6. 4.8 4.4 5.2 5,2 5,3 4,0 4,5 4,7 1 2 3 4 5 6 7 A B C D E X Y Z Formula sagu instan Skor ke suka an Keterangan : A = 60 pati sagu: 0 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak B = 55 pati sagu: 5 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak C = 50 pati sagu: 10 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak D = 45 pati sagu: 15 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak E = 40 pati sagu: 20 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak X = 50 pati sagu: 5 tepung kedelai : 25 skim: 15 gula: 5 minyak Y = 45 pati sagu: 10 tepung kedelai : 25 skim: 15 gula: 5 minyak Z = 40 pati sagu: 15 tepung kedelai : 25 skim: 15 gula: 5 minyak Gambar 6. Histogram pengaruh formulasi terhadap skor rata-rata kesukaan warna sagu instan Hasil uji organoleptik terhadap warna formula sagu instan tahap pertama menunjukkan nilai rataan antara 4.0 – 4.8 netral - agak suka, sedangkan uji organoleptik terhadap warna formula sagu instan tahap kedua menunjukkan nilai rataan antara 5.2 – 5.3 agak suka – suka. Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan nilai kesukaan yang cukup tinggi terhadap formula sagu instan tahap kedua. Peningkatan diduga disebabkan oleh penurunan komposisi pati sagu pada formula tahap kedua, sehingga pembentukan warna coklat akibat reaksi Maillard antara gugus amino protein dan gugus karbonil gula pereduksi mengalami penurunan. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 7 dan 12 menunjukkan bahwa nilai kesukaan terhadap warna dari kelima formula sagu instan tahap pertama dipengaruhi secara nyata P0.05, sedangkan nilai kesukaan terhadap warna ketiga formula tahap kedua tidak dipengaruhi secara nyata P0.05.

2. Nilai Aroma

Cita rasa suatu produk makanan juga ditentukan oleh faktor aroma. Menurut Soekarto 1985, industri pangan menganggap sangat penting untuk melakukan uji aroma karena dapat diketahui dengan cepat bahwa produknya disukai atau tidak disukai. Aroma formula sagu instan terutama dihasilkan oleh skim, gula, dan kedelai. Hasil pengujian terhadap aroma formula sagu instan tahap pertama menunjukkan nilai rataan antara 4.2 – 4.6 netral - agak suka, sedangkan pengujian terhadap aroma formula sagu instan tahap kedua menunjukkan nilai rataan antara 4.8 – 4.9 netral – agak suka. Dari data terlihat adanya sedikit peningkatan nilai kesukaan terhadap aroma formula sagu instan tahap kedua. Hai ini kemungkinan terjadi karena peningkatan komposisi gula yang menyebabkan peningkatan karamelisasi produk selama pengolahan. Karamelisasi menimbulkan aroma khas pada produk sehingga produk lebih disukai. Hasil analisis ragam Lampiran 8 dan 13 menunjukkan bahwa nilai kesukaan terhadap aroma formula sagu instan, baik formula pertama maupun formula kedua tidak dipengaruhi secara nyata P0.05. Rataan dari nilai kesukaan terhadap aroma formula sagu instan disajikan pada Gambar 7. 4.5 4.3 4.6 4.8 4,9 4,8 4,2 4,2 1 2 3 4 5 6 7 A B C D E X Y Z Formula sagu instan Skor ke suka an Keterangan : A = 60 pati sagu: 0 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak B = 55 pati sagu: 5 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak C = 50 pati sagu: 10 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak D = 45 pati sagu: 15 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak E = 40 pati sagu: 20 tepung kedelai : 25 skim: 10 gula: 5 minyak X = 50 pati sagu: 5 tepung kedelai : 25 skim: 15 gula: 5 minyak Y = 45 pati sagu: 10 tepung kedelai : 25 skim: 15 gula: 5 minyak Z = 40 pati sagu: 15 tepung kedelai : 25 skim: 15 gula: 5 minyak Gambar 7. Histogram pengaruh formulasi terhadap skor rata-rata kesukaan aroma sagu instan

3. Nilai Tekstur