78, 2 x 10 ml etanol 95, dan 2 x 10 ml aseton. Sampel kemudian dikeringkan pada suhu 105
o
C selama semalam. Setelah didinginkan dalam desikator, sampel ditimbang D2. Selanjutnya sampel diabukan pada suhu
550
o
C selama 5 jam kemudian setelah didinginkan dalam desikator ditimbang kembali I2.
Blanko untuk serat makanan tidak larut dan serat makana larut diperoleh dengan cara seperti prosedur untuk sampel tersebut di atas tetapi
tanpa sampel B1 dan B2. serat makanan tidak larut = D1 – I1 – B1 x 100
W serat makanan larut = D2 – I2 – B2 x 100
W Total serat makanan dapat diendapkan langsung dengan cara
menambahkan 4 volume alkohol 95 ke dalam hasil digesi setelah tahap pengaturan pH menjadi 4.5 menggunakan HCl. Selanjutnya sampel disaring
seperti tahap perlakuan filtrat pada pengukuran serat makanan larut.
7. Penentuan Nilai Kalori Makanan
Perhitungan nilai kalori makanan dapat dilakukan dengan menggunakan faktor Atwater menurut komposisi karbohidrat, lemak,
protein, serta nilai energi faal makanan tersebut. Perhitungan :
Nilai Energi = Faktor Atwater x Kandungan Gizi Bahan Pangan Energi = 4 kkalg x Kand. Karbohidrat + 9 kkalg x Kand. Lemak
+ 4 kkalg x Kand. Protein
8. Daya Serap Air Sathe dan Salunkhe, 1981
Sebanyak 1 gam sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 10 ml aquades. Setelah itu, sampel diaduk dengan
menggunakan vorteks sampai semua bahan terdispersi kemudian didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya tabung disentrifugasi dengan kecepatan 5000
rpm pada suhu ruang selama 15 menit.
Supernatan yang diperoleh dituangkan secara hati-hati kedalam wadah lain dan ditimbang beratnya, kemudian dilakukan perhitungan.
Perhitungan : Daya Serap Air gg = A – B
C A = berat air mula-mula g
B = berat supernatan g C = berat sampel g
9. Rasio Rehidrasi dan waktu rehidrasi Lianawati, 1997
Pengukuran rasio rehidrasi dilakukan dengan melarutkan bahan dalam air dengan perbandingan 1 : 2, 1 : 4, 1 : 6, dan 1: 8, kemudian larutan
tersebut didiamkan selama 30 menit. Lalu diamati terjadinya pemisahan antara air dengan bahan. Pengukuran waktu rehidrasi dilakukan secara
subyektif, yaitu dengan melarutkan bahan dan air dengan perbandingan yang telah ditentukan sesuai pengukuran rasio rehidrasi. Waktu rehidrasi
adalah waktu yang dibutuhkan bahan untuk kembali menyerap air sehingga diperoleh tekstur bubur yang homogen dan stabil.
10. Daya Cerna Protein Muchtadi, 1989
Sampel ditimbang sebanyak 2 gram kemudian disuspensikan dalam 60 ml air destilata. Sebanyak 50 ml suspensi sampel dimasukkan dalam
gelas piala kecil, kemudian diatur pHnya menjadi 8.0 dengan menambahkan HCL atau NaOH 0.1 N. Sampel diinkubasi dalam penangas air bersuhu
37
o
C dan diaduk menggunakan magnetic stirer selama 5 menit. Larutan multi enzim sebanyak 5 ml ditambahkan pada suspensi sampel saat
penambahan enzim dicatat sebagai waktu ke-0 sambil tetap diaduk dalam penangas air 37
o
C. Kemudian pH suspensi dicatat pada menit ke-10. Daya cerna protein dapat dihitung dengan menggunakan persamaan y = 210.464 –
18.103x, dimana y adalah daya cerna protein dalam persen dan x adalah perubahan pH pada menit ke-10.
11. Daya Cerna Pati in vitro Muchtadi, 1989