pengering drum dryer. Produk kering yang dihasilkan selanjutnya digiling halus menggunakan Hammer mill.
Pati sagu sangrai Penambahan tepung kedelai, skim, dan gula halus
Penentuan jumlah air untuk perebusan perbandingan pati dan air 1:3, 1:5, 1:7, dan 1:9
Perebusan disertai pengadukan pada suhu 100 C
Penambahan minyak nabati Bubur sagu
Pengeringan dengan drum dryer Sagu instan
Gambar 4. Bagan alir proses pembuatan formula sagu instan
3. Penentuan Takaran Saji dan Angka Kecukupan Gizi
Penentuan takaran saji didasarkan pada zat gizi yang terkandung pada produk yang dihasilkan. Penentuan tersebut berdasarkan pada gizi
yang dibutuhkan pada diet orang dewasa terutama kalorinya. Setelah ditentukan jumlah takaran saji yang dianjurkan, maka dilakukan perhitungan
Angka Kecukupan Gizi AKG per takaran saji. Kecukupan gizi yang akan dipenuhi meliputi kalori, protein, karbohidrat, dan lemak. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui berapa persen produk dapat menyumbang asupan gizi
pada diet orang dewasa. C. PENGAMATAN
1. Kadar Air AOAC, 1995
Cawan alumunium dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang. Sampel
ditimbang kurang lebih sebanyak 2 gram dalam cawan. Cawan beserta isi dikeringkan dalam oven 100
C selama 6 jam. Cawan dipindahkan ke dalam desikator lalu didinginkan dan ditimbang. Cawan beserta isinya dikeringkan
kembali sampai diperoleh berat konstan. Perhitungan :
Kadar Air berat basah = [W
2
- W
3
– W
1
] x 100 W
3
- W
1
Berat cawan gram = W
1
Berat sampel gram = W
2
Berat cawan dan sampel setelah dikeringkan gram = W
3
2. Kadar Abu AOAC, 1995
Cawan disiapkan untuk melakukan pengabuan, kemudian dikeringkan dalam oven selama 15 menit. Lalu cawan didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 3 gram di dalam cawan, kemudian dibakar dalam ruang asap sampai tidak mengeluarkan
asap lagi. Kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400 – 600
o
C selama 4 – 6 jam sampai terbentuk abu berwarna putih atau memiliki berat yang tetap. Sampel beserta cawan didinginkan dalam
desikator kemudian ditimbang. Perhitungan :
Kadar abu = Berat abu g x 100 Berat sampel kering g
3. Kadar Protein Metode Mikro Kjeldahl Apriyantono et al., 1989
Sampel sebanyak 100 mg ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 30 ml. Sebanyak 1,9 + 0,1 g K
2
SO
4
, 40 + 10 mg HgO, dan 3,8 + 0,1 ml H
2
SO
4
ditambahkan ke dalam labu Kjeldahl. Batu didih ditambahkan pada labu lalu sampel dididihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi
jernih. Labu beserta sampel didinginkan dengan air dingin. Isi labu dan air bekas pembilasnya dipindahkan ke dalam alat destilasi. Labu erlenmeyer
125 ml diisi dengan 5 ml larutan H
3
BO
4
dan ditambahkan dengan 4 tetes
indikator, kemudian labu diletakkan di bawah kondensor dengan ujung kondensor terendam baik dalam larutan H
3
BO
4
. Larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
sebanyak 8-10 ml ditambahkan ke dalam alat destilasi dan dilakukan destilasi sampai didapat destilatnya + 15 ml dalam erlenmeyer. Destilat
dalam erlenmeyer tersebut kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,02 N hingga terjadi perubahan warna hijau menjadi biru. Perhitungan jumlah
nitrogen dilakukan setelah jumlah volume ml blanko diperoleh. Perhitungan :
Jumlah N = ml HCl – ml blanko x N
HCl
x 14.007 x 100 mg sampel kering
Kadar Protein = jumlah N x faktor konversi 6.25
4. Kadar Lemak AOAC, 1995