II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAGU
1. Botani Tanaman Sagu
Tanaman sagu merupakan salah satu tanaman yang pertama kali digunakan oleh penduduk asia tenggara dan oseania sebagai bahan pangan.
Tanaman ini tumbuh subur di berbagai daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya, Sulawesi, Kalimantan Barat, Riau dan sebagian kecil Jawa.
Diperkirakan sekitar 2 juta hektar lahan sagu yang tumbuh secara alami dan dapat menghasilkan sekitar 2.5 – 5 ton tepung sagu kering dari setiap
hektarnya Flach, 1983. Sagu termasuk tumbuhan monokotil dari divisio Spermatophyta, klas
Angiospermae, Subklas Monocotyledae, Ordo Spadiciflorae, Famili Palmae, Subfamili Lepidocaryoideae dan Genus Metroxylon. Nama genus Metroxylon
berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata “metra” yang berarti isi batang empulur dan “xylon” yang berarti xylem Flach, 1983.
Habitat sagu umumnya adalah daerah rawa air tawar, di sekitar sumber air, dan di sekitar aliran sungai dataran rendah yang lembab. Daerah
berlumpur basah dan bereaksi agak asam adalah lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman sagu Flach, 1983. Menurut Cecil et al. 1982, potensi
pengembangan sagu cukup besar mengingat sagu dapat tumbuh di tempat dimana tanaman lainnya tidak dapat tumbuh, tidak memerlukan pupuk dan
sedikit sekali memerlukan perawatan. Pohon sagu merupakan tumbuhan yang berkembang biak melalui
tunas akar sehingga tumbuh berkelompok atau dengan bijinya. Pohon ini termasuk jenis pohon yang berbunga sekali dan berdaun banyak dengan
ketinggian bisa mencapai lebih dari 10 meter dan berdiameter 40 cm Sumadiwangsa, 1995. Menurut McClatchey et. al. 2004, pohon sagu dapat
tumbuh dengan cepat, dalam setahun tingginya bertambah lebih dari 1,5 meter pada kondisi yang optimal.
Bagian terpenting dari tanaman sagu adalah batang sagu karena merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan karbohidrat yang dapat
menghasilkan pati sagu. Ukuran batang sagu serta kandungan pati yang terkandung di dalamnya tergantung pada jenis sagu, umur dan habitat
pertumbuhannya. Pada umur panen sagu sekitar 11 tahun ke atas, empulur sagu mengandung pati sekitar 15 - 20 Rumalatu, 1981 yang dikutip oleh
Haryanto dan Pangloli, 1992.
2. Pati Sagu a. Produksi Pati Sagu