Metode Analisis METODE PENELITIAN

harga antara para produsen menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat. Adanya respon terhadap otonomi daerah menyebabkan para pelaku industri memunculkan produk-produk mi instan dengan dengan cita rasa daerah sehingga setiap daerah telah memiliki cita rasa yang berbeda-beda dan itu juga merupakan sebagai penghambat bagi pelaku industri mi instan yang lain untuk menjual produknya ke daerah-daerah. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat hambatan masuk adalah dengan mengukur skala ekonomis yang didekati melalui output perusahaan yang menguasai pasar lebih dari 50 persen. Nilai output tersebut kemudian dibagi dengan output total industri. Data ini disebut sebagai Minimum Efficiency Scale MES. 3.4 total Output terbesar perusahaan Output MES =

3.2.2. Perilaku Pasar Market Conduct

Elemen-elemen dalam perilaku pasar adalah: a. Strategi Harga dan Produk Strategi penetapan harga suatu industri tergantung dari beberapa faktor produksi, terutama bahan baku. Semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi mi instan berarti semakin banyak pula impor gandum atau tepung terigu yang didatangkan dari luar negeri serta bahan-bahan pendukung dalam pembuatan mi instan. Strategi harga bagi industri mi instan dapat dilakukan dengan membuat harga yang bersaing dan terjangkau mulai dari kalangan bawah sampai atas. Sedangkan strategi produk dapat dilakukan dengan membuat produk-produk yang High-End artinya adanya spesifikasi produk untuk konsumen menengah ke atas dan ke bawah serta menciptakan produk yang berkaitan dengan peristiwa- peristiwa khusus dan bersifat occasional temporer. Dalam hal ini yang akan dilihat apakah terdapat strategi khusus dalam menentukan produk yang akan dijual, seperti adanya diversifikasi produk ataupun kesepakatan jumlah penawaran produk. b. Strategi promosi Strategi promosi dilakukan melalui advertensi periklanan. Iklan dilakukan oleh perusahaan untuk menarik konsumen memakai produknya dan untuk mendapatkan brand image di masyarakat. Strategi promosi dapat berupa antara lain promosi berhadiah langsung yaitu berupa pemberian diskon atau hadiah. c. Tindakan Vertikal Tindakan vertikal yang dimaksud adalah penguasaan serangkaian proses produksi barang tertentu mulai hulu sampai hilir integrasi vertikal. Penguasaan bahan baku serta pangsa pasar dengan mengeluarkan berbagai jenis merek untuk menghambat pesaing lain untuk masuk pasar. Dengan demikian merek-merek yang sering dijumpai adalah hanya merek-merek yang sama.

3.2.3. Kinerja Pasar Market Performance

Analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan analisis Price-Cost- Margin PCM, efisiensi-X dan utilisasi kapasitas produksi. PCM dinyatakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga di atas biaya produksi. PCM juga didefinisikan sebagai persentase keuntungan dari kelebihan penerimaan atas biaya langsung. 3.5 Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan menghitung rasio nilai tambah dengan nilai input ataupun dengan cara mengukur atau melihat tingkat utilisasi kapasitas produksi perusahaan-perusahaan di industri tersebut. 3.6 3.7 dihasilkan yang Barang Total Upah tambah Nilai P AVC P PCM − = − = industri input Nilai industri tambah Nilai eff X = − produksi Kapasitas produksi kapasistas Utilisasi Utilisasi =

3.2.4. Hubungan Struktur dan Kinerja

Struktur suatu pasar dapat menjelaskan bagaimana kinerja pasar dimana setiap industri memiliki struktur dan kinerja yang berbeda-beda. Struktur pasar yang optimal dapat memberikan atau menciptakan suatu kombinasi yang baik bagi suatu kinerja. Sedangkan struktur yang alami natural structure adalah struktur yang hanya terdapat dalam pasar yang nyata, struktur alami cenderung ke arah oligopoli yang ketat. Untuk melihat hubungan struktur dan kinerja dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda Ordinary Least Square. Variabel endogen adalah proksi dari keuntungan industri yaitu PCM persen. Variabel eksogen yang digunakan adalah rasio konsentrasi persen, nilai efisiensi-X persen, produktivitas persen, jumlah ekspor ton, jumlah impor ton dan pertumbuhan persen. Penggunaan variabel PCM sebagai proksi keuntungan telah dilakukan oleh Collins dan Preston 1968,1969, lalu kemudian digunakan pula oleh Shepherd 1972 dan kini PCM semakin banyak digunakan dalam penelitian- penelitian ilmiah. Rasio konsentrasi juga telah banyak digunakan sebagai variabel struktur yang akan mempengaruhi profitabilitas, antara lain digunakan oleh Shepherd 1992 dan Katrak dalam Alistair 2004 sebagai variabel bebas utama yang menentukan keuntungan pasar. Di Indonesia penelitian menggunakan rasio konsentrasi sebagai variabel struktur juga digunakan Robert 1995 yang dijelaskan pada persamaan 3.11. PCM = α - α 1 K t + α 2 CRm t - α 3 S t + α 4 AI t + α 5 RG t 3.8 Profit Rate = α + α 1 CRm t + α 3 S t + α 4 AI t + α 5 G t 3.9 Penggunaan variabel efisiensi-X didasarkan pada pendapat Shepherd 1979 yang mengatakan bahwa kinerja merupakan fungsi dari pangsa pasar, konsentrasi, hambatan masuk, efisiensi internal, dan kondisi eksternal. Efisiensi-X dan produktivitas juga digunakan oleh Robert 1995 dan Alistair 2004 dalam model PCM persamaan 3.11. Variabel ekspor dan impor digunakan oleh Chou 1986 sebagai faktor yang juga menentukan profitabilitas persamaan 3.10 dengan variabel bebasnya menggunakan indeks Hirschman-Herfindahl Hd, rata-rata tingkat pertumbuhan nilai produksi industri yang mewakili kondisi permintaan pasar GRS, pangsa pasar domestik perusahaan untuk mencapai skala efisiensi minimum MESMS, intensitas impor Tm, intensitas ekspor Tx, variabel dummy yang mewakili perusahaan negara PE, dan rasio jumlah perusahaan asing terhadap total jumlah perusahaan yang ada FDI. Model yang digunakan Chou dalam penelitiannya adalah: PCM = α + α 1 HD + α 2 MESMS + α 3 GRS + α 4 PE - α 5 Tm - α 6 Tx - α 7 FDI 3.10 PCM = α + α 1 CRm t + α 2 X-eff t + α 3 Prod t + α 4 Tx t + α 5 Tm t 3.11 Dimana pada persamaan 3.8 sampai 3.11: K t = Intensitas modal, CR t = Rasio konsentrasi, S t = ukuran perusahaan, AI t = Intensitas iklan, RG t = Pertumbuhan pendapatan, G t = Pertumbuhan, GRS = Pertumbuhan, HD = Indeks Hirschman-Herfindahl, MESMS = Skala efisiensi minimum, PE = Perusahaan negara, FDI = Rasio jumlah perusahaan asing terhadap total jumlah perusahaan, Tm t = Intensitas impor, Tx t = Intensitas ekspor, X-eff t = Efisiensi-X, Prod t = Produktivitas. Dalam penelitian mengenai Struktur-Perilaku-Kinerja Industri Mi Instan di Indonesia, variabel HD diganti dengan variabel CR 4 . Variabel MESMS dan FDI tidak digunakan dalam model karena keterbatasan data. Variabel dummy PE tidak dimasukkan ke dalam penelitian karena didalam industri mi instan di Indonesia tidak ada perusahan negara. Berdasarkan model-model hubungan struktur dan profitabilitas yang telah dijelaskan pada persamaan 3.8 sampai 3.11, maka pada penelitian ini model yang digunakan adalah pada persamaan 3.12. PCM t = α + α 1 CR4 t + α 2 X-eff t + α 3 Prod t + α 4 Prod t-1 + α 5 GRS t + α 6 LX t - α 7 LM t +U t 3.12 Dimana : PCM t = dihasilkan yang Barang Upah tambah Nilai − , rasio keuntungan industri yang mencerminkan kelebihan atas biaya langsung pada tahun ke-t , PCM t-1 = Rasio keuntungan industri yang mencerminkan kelebihan atas biaya langsung pada periode sebelumnya , CRm t = Konsentrasi pasar dari m perusahaan dalam suatu industri pada tahun ke-t , X-eff t = industri input Nilai industri tambah Nilai , rasio efisiensi yang dinyatakan sebagai perbandingan antara nilai tambah dan nilai input industri pada tahun ke-t untuk mengukur efisiensi internal industri , Prod t = ja tenaga input Nilai output Nilai ker , produktivitas yang dinyatakan sebagai perbandingan nilai output dan nilai tenaga kerja pada tahun ke-t, GRS t = Rata-rata tingkat pertumbuhan nilai produksi industri yang mewakili kondisi permintaan pasar pada tahun ke-t , LM t = Logaritma nilai komoditi yang diimpor ton, LX t = Logaritma nilai komoditi yang diekspor ton, α = Intercept, α 1 , α 2 , α 3 , α 4 , α 5 , α 6 = Koefisien kemiringan parsial, u t = Unsur gangguan. 3.3.Analisis Time Series Runtun Waktu Uji stasioneritas dimaksudkan untuk mengetahui sifat dan kecenderungan data yang dianalisis, apakah mempunyai pola yang stabil, stasioner atau tidak Apabila ditemukan data yang tidak memiliki sifat-sifat di atas, maka berbagai indikator yang menyertai hasil analisis empiris atau hasil analisis model regresi tidak menunjukkan sifat-sifat yang valid. Pengujian akar unit unit root dilakukan untuk mengetahui kestasioneran data, apakah data itu stasioner atau tidak stasioner. Untuk mengetahui ada tidaknya unit root yaitu dengan menggunakan uji ADF Augmented Dickey- Fuller pada program E-Views 4.1. data dikatakan stasioner jika nilai ADF test statistik lebih kecil dari nilai Tabel Mackinnon. Hipotesis yang digunakan adalah : H : data tidak stasioner mengandung unit root. H 1 : data stasioner tidak mengandung unit root. Penolakan hipotesis nol menunjukkan data yang dianalisis adalah stasioner. Variabel dikatakan tidak stasioner, jika terdapat hubungan antara variabel tersebut dengan waktu atau trend. Model yang mengandung variabel yang tidak stasioner sering menimbulkan masalah regresi lancung spurious regression , yaitu dimana hasil estimasi yang diperoleh dari model secara stastistik signifikan tetapi pada kenyataannya secara ekonomi tidak memiliki arti apapun, atau tidak sesuai dengan teori ekonomi yang ada. Setelah data diketahui tidak stasioner, langkah selanjutnya yaitu dengan uji derajat integrasi. Perbedaan antara data time series yang stasioner dan yang tidak yaitu, jika stasioner dampak shock atau guncangan yang terjadi pada data time series yang stasioner bersifat sementara. Sejalan dengan waktu, dampak dari shock tersebut akan berkurang dan data time series akan kembali ke long run mean yang berfluktuasi di sekitar mean rata-rata tersebut. Perilaku dari data time series yang stasioner adalah sebagai berikut : 1. Mean dari data menunjukkan perilaku yang konstan. 2. Data stasioner menunjukkan varians ragam yang konstan. 3. Correlogram diagram korelasi yang menyempit seiring dengan penambahan waktu. Data yang tidak stasioner adalah data yang cenderung mengalami perubahan yang mendasar seiring dengan berjalannya waktu time dependent. Perilaku data yang tidak stasioner yaitu sebagai berikut : 1. Data time series yang tidak stasioner tidak memiliki long run mean. 2. Memiliki ketergantungan terhadap waktu, dan varians akan memperbesar tanpa batas seiring dengan perubahan waktu. 3. Correlogram dari data tersebut cenderung melebar.

3.4. Ordinary Least Square OLS

Ekonometrika adalah integrasi dari teori ekonomi, matematika dan statistik, untuk menduga nilai parameter dari hubungan-hubungan ekonomi dan menguji teori ekonomi Koutsoyiannis,1978. Sedangkan menurut Roefiq, 2002 analisis regresi adalah suatu metode yang berguna untuk menentukan pola hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Tujuan analisis regresi adalah untuk memperkirakan nilai rata-rata dari variabel dependen apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Dari persamaan regresi yang telah diperoleh, terlebih dahulu harus diuji apakah memenuhi kriteria yang ditetapkan, dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan dalam model regresi. Beberapa asumsi yang harus diuji terlebih dahulu dalam model regresi adalah: Kenormalan, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi. Jika asumsi yang ada dalam penerapan model regresi dapat terpenuhi, maka dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS akan dapat dihasilkan koefisien regresi yang memenuhi sifat-sifat Best Linear Unbiased Estimator BLUE, yaitu koefisien regresi yang linear, tidak bias, konsisten walaupun sampel diperbesar menuju tak terhingga, taksiran yang didapat akan tetap mendekati nilai parameternya, serta efisien memiliki varians yang minimum. Dalam menggambarkan hubungan yang terjadi antar variabel yang kita duga dapat diwujudkan dengan membuat model. Model sendiri adalah representasi dari keadaan nyata. Suatu model dikatakan baik jika memenuhi kriteria yang ditetapkan, dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlakukan dalam model regresi. Kriteria-kriteria yang dikatakan baik sebagai berikut : 1. Kriteria Ekonomi Kriteria ini ditentukan oleh dasar-dasar ekonometrika dan berhubungan dengan tanda dan besar parameter dari hubungan ekonomi. Model yang diperoleh akan dievaluasi berdasarkan teori-teori ekonomi yang ada Koutsoyiannis,1978. 2. Kriteria Statistik Kriteria ini menyangkut uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel eksogen terhadap variabel endogen pada masing-masing persamaan maupun secara bersamaan, kemampuan variabel eksogen dalam menjelaskan variasi atau keragaman variabel endogen. 3. Kriteria Ekonometrika Kriteria Ekonometrika didasari oleh asumsi-asumsi dari OLS sebagai berikut Gujarati,1978 : a. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E ei = 0 untuk I = 1,2,3,…n. b. Varian e j = EE j = σ 2 sama untuk kesalahan pengganggu asumsi homoskedastisitas. c. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu yang berarti kovarian ei,ej = 0; i ≠ j. d. Variabel eksogen X 1, X 2, X 3, …, X n konstan dalam sampling yang terulang dan bebas terhadap kesalahan pengganggu, EX i ,e i = 0. e. Tidak ada kolinier ganda diantara variabel eksogen X. f. ei ≈ N0, σ 2 , artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol dan varian σ 2. Dengan dipenuhinya asumsi diatas, maka koefisien atau parameter yang diperoleh merupakan penduga linier terbaik yang tidak bias atau Blue Linier Unbiased Estimator BLUE.

3.5. Uji Statistika dan Ekonometrika

Uji statistik dan ekonometrika dilakukan untuk melihat hasil regresi yang didapatkan setelah melakukan pengujian-pengujian, apakah hasil regresi tersebut telah memenuhi asumsi-asumsi dalam uji statistik dan ekonometrika sehingga didapatkan model yang dikatakan baik. Pertama , kriteria statistik yaitu menyangkut uji terhadap koefisien dari variabel penduga atau variabel bebas melalui uji t. Koefisien penduga perlu berbeda dari nol secara signifikan atau P-value sangat kecil. Uji kedua adalah Uji F atau uji model secara keseluruhan. Uji F ini dilakukan untuk melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau model diterima. Pengujian ketiga yaitu melihat koefisien determinasi R 2 atau R 2 adjusted. Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan garis regresi menerangkan variasi variabel terikat proporsi persen variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R 2 atau R 2 adjusted berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin mendekati satu semakin baik. Kedua , kriteria ekonometrika yaitu menyangkut pelanggaran asumsi Ordinary Least Square OLS yaitu meliputi multikolinearitas, heteroskedastisitas