Uji Statistika dan Ekonometrika

Heteroskedastisitas, taksiran parameter berdasarkan Ordinary Least Square OLS akan tetap unbiased dan konsisten tetapi tidak efisien, artinya memiliki varians yang lebih besar dari varian yang minimum. Gejala adanya Heteroskedastisitas dapat ditunjukkan oleh probability ObsR-square pada uji White Heteroskedasticity . H : γ = 0 H 1 : γ = 0 Kriteria uji : probability ObsR-square 〈 α , maka tolak H probability ObsR-square 〉 α , maka terima H Jika H ditolak, maka terdapat gejala heteroskedastisitas pada model. Sebaliknya jika H diterima, maka pada model tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. e. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah hasil estimasi model tidak mengandung korelasi serial di antara disturbance term. Autokorelasi adalah tingkat hubungan linier antara pengamatan ke-t dengan pengamatan ke t + k, dimana k adalah selisih waktu lag. Autokorelasi terjadi jika nilai error tidak bersifat bebas antara yang satu dengan yang lainnya. Artinya terjadi korelasi antar error , sehingga model yang baik menghasilkan error yang acak dan tidak berpola. Akibatnya varian keragaman yang diperoleh under estimate. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat digunakan uji Durbin-Watson atau dengan melihat nilai Obs R-squared pada Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test, jika nilai ObsR- squared lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tidak memiliki autokorelasi. Hipotesis : H : ρ = 0 H 1 : ρ = 0 Kriteria uji : probability ObsR-square 〈 α , maka tolak H probability ObsR-square 〉 α , maka terima H Jika H ditolak maka terjadi autokorelasi positif atau negatif dalam model. Sebaliknya jika H diterima maka tidak ada autokorelasi dalam model.

IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI MI INSTAN DI INDONESIA

4.1. Sejarah Perkembangan 4.1.1. Sejarah Perkembangan Mi Instan di Dunia Mi merupakan salah satu jenis makanan yang paling populer di Asia khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Mi pertama kali dibuat dan diproduksi di daratan Cina kira-kira 5000 tahun yang lalu dibawah kekuasaan dinasti Han. Dari Cina, mi berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan, Indocina dan Asia Tenggara, bahkan meluas ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Dataran Eropa. Mi mulai diperkenalkan oleh Marcopolo ke Eropa setelah Marcopolo melanglang buana ke Cina. Di Eropa sendiri, khususnya Italia sekarang dikenal dengan nama spagheti. Semua jenis mi di negara tersebut bervariasi, ada yang tipis hingga melebar. Namun mi umumnya dihidangkan panjang-panjang. Dalam tradisi Cina ini sebagai simbol agar berumur panjang dan umumnya dihidangkan dalam perayaan besar seperti acara ulang tahun. Sebenarnya seni menggiling gandum dan pembuatan roti telah terlebih dahulu berkembang di Timur Tengah yaitu Mesopotamia, Mesir, dan Persia. Logikanya mi juga mula-mula dikembangkan dan diajarkan sebagai lembaran roti yang tidak mengembang, yang di negara Cina tampaknya mendapat perhatian sangat khusus dalam pengembangannya. Perkembangan permintaan mi instan di dunia dapat dilihat pada Lampiran 7.

4.1.2. Sejarah Perkembangan Mi Instan Ramen Instan di Jepang

Nama ramen sendiri berasal dari sebuah merek mi instan pertama yang dikeluarkan di Jepang yaitu” Chicken Ramen”. Pada awalnya mi ramen muncul dalam kemasan mi yang sudah diberi bumbu sehingga konsumen hanya perlu menambahkan air panas, namun dalam perkembangannya pada awal tahun 1960- an mi ramen kemudian dibuat dalam kemasan dengan mi dan bumbu yang belum tercampur sehingga konsumen bisa menambahkan bumbu sesuai selera mereka sendiri, bumbu bisa ditambah dengan sayuran kering dan bahan tambahan lain seperti daging atau bakso dan memberikan efek kuah yang lebih kental. Variasi mi ramen lebih beragam di akhir tahun 1960-an. Produsen mulai berlomba mengeluarkan produk yang berbeda satu sama lain dalam usaha memenuhi selera konsumen. Produsen lain mengeluarkan produk mi ramen dengan rasa dan bumbu rempah-rempah yang berbeda satu sama lain. Cara baru dalam variasi produk mi ramen adalah mi ramen yang dikeringkan dengan udara panas bukan dengan cara digoreng seperti mi ramen konvensional. Cara ini diyakini bisa membuat mi ramen lebih mendekati tekstur mi basah yang segar dan bumbu yang lebih terasa, namun kemudian diketahui jika bumbu yang kurang terasa bukan disebabkan oleh penggorengan mi ramen sehingga inovasi lain yang dilakukan oleh produsen adalah dengan mencampur bumbu dengan bahan cair seperti minyak zaitun maupun minyak tumbuhan lain. Awal tahun 1970, muncul mi ramen dalam kemasan gelas cup. Mi ramen dalam kemasan cup memberikan kemudahan bagi konsumen sehingga bisa dinikmati kapan saja dan dimana saja. Kehadiran mesin penjualan otomatis disertai dengan air panas membuat mi ramen bisa dikonsumsi di ruang terbuka seperti ketika sedang berolah raga atau ketika sedang piknik. Inovasi lain berupa mi ramen setengah porsi sehingga mi bisa dinikmati sebagai makanan ringan. Pada akhir tahun 1970-an kemasan mi ramen semakin inovatif dengan munculnya mi ramen kemasan persegi dan kemasan mangkok. Mi ramen konvensional yang dikemas dalam plastik juga semakin berkembang dengan munculnya mi ramen telur dan mi ramen dengan bumbu sup dalam kemasan terpisah. Pada masa ini juga muncul mi ramen dalam berbagai rasa lokal atau daerah. Pada tahun 1980-an, muncul mi ramen dengan cita rasa tinggi. Satu porsi mi ramen jenis ini harganya dua kali harga mi ramen biasa. Bahkan ada mi ramen yang dijual seharga hampir US 6. Meskipun harga mi ramen cita rasa tinggi ini dijual lebih mahal namun ternyata penjualannya 40 persen dari total penjualan mi ramen di seluruh Jepang. Mi ramen dengan porsi 1,5 kali ukuran mi ramen biasa muncul di akhir tahun 1980-an ketika remaja yang sering mengunjungi kafe menginginkan porsi mi ramen yang lebih besar. Tahun 1990-an mi ramen jenis lain muncul, mi segar dengan cita rasa yang mendekati mi tradisional. Sampai dengan tahun 1995 sebanyak 5,19 milyar porsi ramen telah terjual mi ramen sekarang dikonsumsi sebagai makanan yang biasa dikonsumsi oleh seluruh rakyat Jepang.

4.1.3. Sejarah Perkembangan Mi Instan di Indonesia

Mi instan diciptakan oleh Momufuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia Chikin Rame ramen sejenis mi jepang rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 dimana Nissin memperkenalkan mi gelas, produk mi instan dalam wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mi tersebut. 4.2. Gambaran Umum Industri Mi Instan Mulanya industri mi instan di Indonesia diawali dari industri mi basah dan mi kering sekitar dekade 1950-an hingga 1960-an. Baru pada April 1968, dengan berdirinya PT Lima Satu Sankyu yang menjadi cikal bakal industri mi instan di Indonesia. Perusahaan ini mulanya berstatus Penanaman Modal Asing PMA dan merupakan gabungan antara pengusaha domestik yaitu antara Sjarif Adil Sagala, SH 65 persen, Eka Widjaja Moeis 25 persen dengan Sankyu Shakushin Kabushiki Kaisha 15 persen dari Jepang, negara dimana asal mulanya mi instan berasal. Pada 1997, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Lima Satu Sankyu Indonesia dan kemudian berubah lagi menjadi PT Supermi Indonesia, sesuai dengan merek mi instan andalannya, yaitu Supermi. Bahkan Supermi sempat menjadi brand generik untuk mi instan instan noodle sampai akhir dekade 1980- an. Kemudian pada 1970, pasar mi instan diramaikan lagi dengan berdirinya PT Sanmaru Food Manufacturing sebagai salah satu anak perusahaan baru dari Jangkar Jati Group yang memproduksi mi instan dengan merek Indomie. Disusul kemudian dengan berdirinya PT Sarimi Asli Jaya Salim Group pada 1982 dengan lokasi pabrik di Tangerang, Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi mi instan dengan merek Sarimi.