Kinerja Pasar HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.1. Hasil Dugaan Persamaan PCM pada Industri Mi Instan di Indonesia
Keterangan : Menggunakan taraf nyata 10
Dari hasil regresi Tabel 5.1. diperoleh persamaan sebagai berikut : PCM = 4.808103 - 0.150710 CR4
t
+ 0.416685 XEFF
t
+ 0.093031 PROD
t
+ 0.228412 PROD
t-1
- 0.004662 log EKSPOR
t
- 3.549973 log IMPOR
t
+ 0.924177 GRS
t
Pengujian autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji Breusch- Godfrey Correlation LM
. Apabila nilai probability obsR-squared lebih besar dari taraf nyata
α
yang digunakan maka hasil regresi ini tidak mengandung autokorelasi. Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan ditunjukkan pada
Tabel 5.1. bahwa nilai probability obsR-squared sebesar 0,694413 lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 10 persen. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hasil regresi pada penelitian ini tidak mengandung autokorelasi.
Pengujian heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity.
Apabila nilai probability obsR-squared lebih besar dari taraf nyata
α
yang digunakan maka hasil regresi tidak mengandung
Variabel Koefisien Prob
T-statistic
DCR4 -0.150710 0.2130
XEFF 0.416685 0.0088
DPROD,2 0.093031 0.0810
DPROD-1,2 0.228412 0.0018
LEKSPOR -0.004662 0.9328
DLIMPOR -3.549973 0.4656
GRS 0.924177 0.0503
C 4.808103 0.5366
Adjusted R-squared 0.794310
Prob F-Statistic 0.005279
Uji Breusch-Godfrey Correlation LM Prob ObsR-Squared
0.694413
Uji White Heteroskedasticity Prob ObsR-Squared
0.378155
heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan ditunjukkan pada Tabel 5.1. bahwa nilai probability obsR-squared sebesar 0,378155 lebih
besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 10 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil regresi pada penelitian ini tidak mengandung
heteroskedastisitas. Syarat yang terakhir dalam metode Ordinary Least Square OLS adalah
pengujian multikolinearitas. Multikolinearitas muncul apabila di antara masing- masing variabel independen saling berhubungan secara linear. Uji
Multikolinearitas dilakukan dengan melihat koefisien kolerasi antar variabel eksogen yang terdapat pada matriks kolerasi. Suatu model tidak mengandung
gejala multikolinieritas apabila nilai mutlak koefisien korelasi antar variabel eksogen lebih besar dari 0.8.
Tabel 5.2. Matriks Korelasi Antar Variabel Eksogen
Dari hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5.2. dalam model regresi ini tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas hal ini dapat dilihat tidak adanya nilai
antar variabel eksogen yang nilainya lebih besar dari
8 .
artinya tidak terdapat hubungan kausalitas pada variabel-variabel bebasnya.
Setelah dilakukan uji ekonometrika pada model penelitian langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi terhadap hasil dugaan persamaan PCM
pada industri mi instan Tabel 5.1.. Berdasarkan hasil pengolahan model dengan
DCR4 XEFF
DPROD,2 DPROD-1,2 LEKSPOR DLIMPOR GRS
DCR4 1.000000 -0.225702
0.087977 0.108234
-0.145939 0.084288 0.541802
XEFF -0.225702 1.000000
0.246341 -0.073276 -0.053333
-0.357949 -0.380939
DPROD,2 0.087977 0.246341
1.000000 -0.512100
0.068384 -0.099889 0.033702
DPROD-1,2 0.108234 -0.073276 -0.512100 1.000000
-0.098078 -0.310727 0.105764
LEKSPOR -0.145939 -0.053333
0.068384 -0.098078 1.000000
0.180454 -0.192395 DLIMPOR
0.084288 -0.357949 -0.099889
-0.310727 0.180454
1.000000 0.152505 GRS
0.541802 -0.380939 0.033702
0.105764 -0.192395
0.152505 1.000000
menggunakan software E-Views 4 telah didapatkan nilai koefisien determinasi Adjusted R-Square sebesar 0,794310. Ini menunjukkan bahwa variasi endogen
yaitu PCM industri mi instan sebagai variabel terikat mampu dijelaskan sebesar 79.43 persen oleh variabel-variabel bebasnya CR4, Xeff, Prod, Tx, Tm dan GRS
secara bersamaan. Sisanya sebesar 20,57 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Nilai probability F-statistic
adalah sebesar 0,005279. nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan 10 persen menunjukkan bahwa minimal
ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat sehingga model penduga yang diajukan sudah layak untuk menduga parameter yang ada
dalam fungsi. Berdasarkan hasil estimasi, CR
4
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PCM. Dapat disimpulkan bahwa strategi menjual produk dengan harga
yang murah demi menjaga ketersediaan produk pada segmen pasar tertentu akan berdampak pada volume penjualan yaitu walaupun tingkat penjualannya
meningkat tetapi membuat margin keuntungan menurun. Efisiensi-X Xeff signifikan pada taraf 10 persen dan nilai koefisiennya
sebesar 0,416685 menunjukkan bahwa diduga setiap peningkatan efisiensi-X sebesar satu persen, maka PCM sebagai indikator kinerja akan meningkat sebesar
0,416685 persen. Hal ini karenakan semakin efisien suatu perusahaan maka memungkinkan untuk suatu perusahaan untuk memproduksi sebuah produk
dengan sumber daya yang lebih sedikit atau sama karena efisiensi merupakan pengurangan biaya sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam