Perilaku Pasar 1. Strategi Harga

daur hidup produk ditandai oleh empat tahap, dimulai dari tahap pengenalan produk di pasar, tahap pertumbuhan yang ditandai dengan meningkatnya laba dan penjualan, dan tahap penurunan yang ditandai dengan menurunnya penjualan dengan cepat. Strategi produk diperlukan untuk meningkatkan volume penjualan dan menarik minat para konsumen, strategi produk dapat dilakukan dengan cara menciptakan cita rasa baru misalnya cita rasa daerah, membuat kemasan dan ukuran produk mi instan yang menarik sesuai dengan momentum penting tertentu misalnya pada saat Idul Fitri, Natal, Imlek, acara ulang tahun dan hari kasih sayang. Membuat produk-produk yang lebih bervariasi dan berkualitas yaitu dengan menjaga mutu produk agar tetap menjadi yang terbaik sehingga konsumen akan loyal terhadap produknya. PT Jakaranatama untuk pertama kalinya berani mengeluarkan produk dengan kemasan yang lebih besar tetapi harga jualnya tidak berbeda jauh dengan mi-mi instan lain. Tidak hanya rasa tapi ukuran dan kemasan juga mampu menarik perhatian konsumen. Dengan tampil beda PT Jakarana Tama sampai saat ini masih bisa bertahan.

5.2.3. Strategi Promosi

Promosi produk dilakukan produsen untuk menginformasikan kepada konsumen tentang adanya suatu produk di pasar dan meyakinkan mereka untuk membeli dan mengingatkan selalu produk tersebut. Tujuan utama promosi ini adalah untuk menarik perhatian agar produknya tetap disukai konsumen bahkan kalau bisa merebut pangsa pasar dari produsen lainnya. Strategi Promosi dapat dilakukan melalui empat komponen cara yaitu periklanan atau iklan di media massa seperti koran, tabloid, majalah, televisi, radio, papan reklame, kalender, katalog, acara-acara khusus, pameran. Dengan melalui iklan diharapkan masyarakat mudah mengingat akan image produk tersebut. Selain itu promosi juga dapat dilakukan dengan kegiatan pemasaran atau penjualan. Promosi penjualan adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa yang diharapkan pembelian yang terjadi sekarang. Promosi dapat juga dilakukan melalui penjualan perorangan yaitu melalui penjual-penjual kecil atau wiraniaga. Promosi juga dapat dilakukan melalui pameran dan expo, demonstrasi memasak serta berbagai kegiatan seperti penawaran potongan harga, undian berhadiah. Cara lain untuk menarik minat konsumen adalah dengan melakukan hubungan masyarakat humas yang bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan publik melalui publisitas, mengembangkan nama baik perusahaan, mengatasi timbulnya berita- berita yang tidak baik. Strategi promosi yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah dengan melihat perilaku dan kultur konsumen. Indofood merealisasikan dengan memproduksi sekitar 50 jenis mi instan yang berbeda berdasarkan rasa khas yang dimiliki berbagai propinsi di seluruh Indonesia. Selain itu Indofood juga memproduksi mi instan untuk banyak golongan.

5.3. Kinerja Pasar

Kinerja pasar mencerminkan bagaimana pengaruh kekuatan pasar terhadap harga dan efisiensi. Tingkat keuntungan suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaannya. Tingkat keuntungan dapat dicerminkan melalui Price- Cost-Margin PCM dan tingkat efisiensi dapat dilihat melalui efisiensi-X. Data mengenai nilai besarnya PCM dan efisiensi-X tahun 1986 sampai 2003 dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Pada Lampiran 3 selama kurun waktu 18 tahun mulai tahun 1986 sampai tahun 2003 didapat nilai rata-rata PCM industri mi instan sebesar 26,67 persen. Nilai PCM yang didapat sangat berfluktuasi yaitu pada tahun 2000 besarnya PCM bernilai negatif yaitu sebesar 7,06 persen hal ini dikarenakan pengeluaran untuk tenaga kerja lebih besar dibandingkan dengan kapasitas barang yang dihasilkan. Pada tahun 1998 PCM mencapai 44.98 persen angka ini merupakan nilai PCM tertinggi dari tahun 1986 sampai tahun 2003 dalam industri mi instan. Kemudian nilai PCM tertinggi kedua didapat di tahun 2001 yaitu sebesar 39,90 persen dan nilai PCM tertinggi ketiga didapat di tahun 1992 yaitu sebesar 38,25 persen. Nilai rata-rata efisiensi-X industri mi instan di Indonesia selama tahun 1986 sampai tahun 2003 dapat ditunjukkan pada Lampiran 4. Diperoleh nilai rata- rata efisiensi-X dari tahun 1986 sampai tahun 2003 adalah sebesar 52,19 persen. Nilai efisiensi tertinggi berada di tahun 1992 sebesar 80,06 persen. Berdasarkan hasil yang didapat ditunjukkan bahwa industri mi instan di Indonesia mempunyai nilai efisiensi-X efisiensi internal yang cukup tinggi. Berdasarkan teori yang ada efisiensi internal yang tinggi menggambarkan perusahaan mempunyai kinerja yang baik, baik dari sisi tenaga kerjanya maupun dari sisi perusahaan itu sendiri.