Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori Pelaksanaan Pembelajaran

74 pembelajaran masing-masing kelompok menempelkan hasil karya mereka pada tempat yang disediakan yaitu mading kelas. Pertemuan keempat, siswa diberi kuis rebutan untuk mengulas materi yang telah diperoleh siswa pada pertemuan pertama sampai ketiga selama 20 menit. Kuis rebutan bertujuan agar siswa tidak jenuh dan semangat selama prosses pembelajaran berlangsung. Siswa dibagi menjadi empat kelompok kemudian guru memberikan pertanyaan, masing-masing kelompok berebut untuk menjawab pertanyaan. Kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar paling banyak adalah pemenangnya. Pada pertemuan keempat ini siswa diberi posttest kemampuan berpikir kritis untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah menerima materi tekanan zat cair dengan alokasi waktu 60 menit.

4.3.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran dengan model ekspositori dilakukan pada kelompok kontrol. Materi yang disampaikan adalah berkaitan dengan tekanan zat cair yang meliputi tekanan hidrostatis, bejana berhubungan, hukum Pascal, hukum Archimedes. Pembelajaran dilaksanakan 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit tiap pertemuan. Pembelajaran ekspositori terdiri atas tiga tahapan yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan. Awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa, dengan tujuan untuk membangitkan keinginan dan semangat belajar siswa, berupa memberi pujian kepada siswa. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang 75 akan dipelajari siswa, sehingga siswa memilki pedoman dalam mengikuti pelajaran. Guru memfasilitasi siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya. Setelah itu guru mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya dengan materi yang dipelajari yaitu tekanan zat cair. Pada tahap ini, siswa mencoba mengingat kembali materi yang sudah diperoleh sebelumnya untuk dapat membangun konsep yang akan dipelajari. Tahap yang kedua yaitu kegiatan inti. Guru menjelaskan isi pelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran agar siswa lebih mudah menangkap isi atau materi pelajaran. Siswa juga diberi contoh-contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan tekanan zat cair agar siswa lebih memahami materi. Siswa diberikan pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui sampai manakah materi pelajaran telah dikuasai dan materi makah yang kurang dipahami siswa. Kemudian siswa diberi latihan soal agar mereka mampu menguasai isi atau materi pelajaran lebih mendalam. Siswa dilatih kemampuan berpikir kritis mereka untuk mengaitkan materi yang mereka peroleh dengan kejadian-kejadian disekitar. Tahap yang ketiga yaitu kegiatan penutup. Pada tahap ini siswa diberi kuis ataupun tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami materi yang disampaikan. Siswa diberikan tugas rumah agar dapat mengasah kemampuan berpikir mereka dengan menyelesaikan soal secara inidvidu. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran, berpedoman pada RPP yang telah disusun. Kenyataannya guru masih menemui beberapa kendala. Pertemuan pertama sebelum kegiatan inti berlangsung, siswa diberi soal pretest untuk 76 mengukur kemampuan berpikir kritis mereka sebelum mendapatkan perlakuan dengan alokasi waktu 60 menit. Pelaksanaannya, waktu yang dibutuhkan untuk mengkondisikan siswa sampai siswa selesai melaksanakan pretest lebih dari 60 menit sehingga sisa waktu untuk pelajaran hanya sedikit. Dengan keterbatasan waktu pada pertemuan pertama guru hanya dapat menyampaikan sedikt materi tentang tekanan hidrostastis dan belum memberikan contoh latihan soal. Siswa diberi pekerjaan rumah untuk mengerjakan soal yang ada di buku paket. Pertemuan kedua, guru mereviev materi tekanan hidrostatis pada pertemuan pertama agar siswa mengingat kembali materi yang disampaikan. Siswa kurang kondusif dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa belum dapat berkonsentrasi penuh dalam selama guru memberikan penjelasan. Saat guru memberikan pertanyaan siswa juga kurang aktif untuk menjawab. Kemudian guru memberikan contoh soal yang dibahas bersama dengan siswa. Beberapa siswa maju untuk menyelesaikan contoh soal yang diberikan oleh guru. Guru mengakhiri pembelajaran dengan melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Pertemuan ketiga, siswa sudah mampu menyesuaikan diri dan dapat fokus saat dibentuk kelompok kecil untu menyelesaikan masalah pada LDS sehingga situasi lebih kondusif dan aktif. Diskusi siswa berlangsung setelah guru menjelaskan dan memberikan contoh-contoh peristiwa dan soal yang berhubungan dengan bejana berhubungan, hukum Pascal, dan hukum Archimedes. Hasil diskusi dibahas secara bersama-sama guru dengan siswa. 77 Akhir pembelajaran siswa diberi tugas mengerjakan latihan soal pada buku paket mereka. Pertemuan keempat, guru meriview kembali materi yang diperoleh siswa dari pertemuan pertama sampai ketiga bertujuan agar siswa mengingat kembali dan lebih memahami materi tekanan zat cair yang telah diperoleh. Kemudian siswa diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis mereka setelah mendapatkan perlakuan dengan alokasi waktu 60 menit.

4.2.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN QUESTION CARD PADA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA SMP

5 36 197

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

1 14 207

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN HANDOUT TERHADAP MATHEMATICS SELF EFFICACY DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP

0 12 242

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PETA KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA.

0 5 28

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif serta Disposisi Matematis Siswa melalui Pembelajaran Problem Based Learning.

1 8 13

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH.

0 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA.

0 0 18