21
dan kegiatan perorangan. Dalam kelompok, siswa melakukan kegiatan-kegiatan: 1 membaca kasus, 2 menentukan masalah mana yang paling relevan dengan
tujuan pembelajaran, 3 merumuskan masalah, 4 membuat hipotesis, 5 mengidentifikasi sumber informasi, diskusi, dan pembagian tugas, 6
melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok, dan presentasi di kelas
Rusmono, 2014: 75. Menurut Yazdani, sebagaimana dikutip oleh Rusmono 2014: 82, proses
pembelajaran dengan PBL ditandai dengan karakteristik: 1
siswa menentukan isu-isu pembelajaran, 2
pertemuan-pertemuan pembelajaran berlangsung open-ended atau berakhir dengan masih membuka peluang untuk berbagi ide tentang pemecahan
masalah, sehingga memungkinkan pembelajaran tidak berlangsung dalam satu kali pertemuan,
3 tutor adalah seorang fasilitator dan tidak seharusnya bertindak sebagai pakar
yang merupakan satu-satunya sumber informasi, 4
tutorial berlangsung sesuai dengan tutorial PBL yang berpusat pada siswa.
2.1.4.2 Tujuan, Kelebihan, dan Kekurangan Problem Based Learning PBL
Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai, begitu pula model pembelajaran Problem Based Learning PBL.
Problem Based
Learning PBL
dirancang untuk
membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa lainnya
22
melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan, dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonomi.
Tujuan umum pembelajaran dengan metode Problem Based Learning PBL menurut Putra 2011 : 74, sebagai berikut:
1. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah, serta kemampuan intelektual. 2.
Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model Problem Based Learning PBL adalah:
a. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan lantaran ia yang menemukan
konsep tersebut. b. Melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut
keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi. c.
Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
d. Siswa dapat merasakan manfaaat pembelajaran, kaaena masalah-masalah yang diseleseikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini bisa
menigkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahanyang dipelajarinya.
e. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan
menerima pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya.
23
f. Pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajar dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.
g. PBL diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun kelompok karena hampir disetiap
langkah menuntut adanya keaktifan siswa Putra, 2011 : 82. Kekurangan PBL adalah sebagai berikut:
a. Tujuan dari model pembelajaran PBL tidak akan tersampaikan pada siswa yang tidak aktif.
b. Alokasi waktu yang dibutuhkan model pembelajaran ini cukup banyak, sehingga guru harus pintar memanage waktu dengan baik.
c. Tidak semua mata pelajaran dapat menerapkan model PBL Putra, 2011: 84. Berdasarkan uraian di atas, PBL merupakan model yang efektif digunakan
dalam pelajaran Fisika. Pembelajaran dengan PBL membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri. Siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan
menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kelompok dalam pemecahan
masalah sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kritis mereka.
24
2.1.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning PBL