11
menekankan pada kedua-duanya, hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan. Siswa dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan melalui
bimbingan dari teman sebaya atau pakar. Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep scaffolding, yaitu memberikan sejumlah besar bantuan
kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk selanjutnya memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan atau petunjuk,
peringatan, dorongan, ataupun yang lainnya Trianto, 2007: 27. Penerapan teori Vygotsky dalam proses pembelajaran Fisika adalah siswa
melakukan pekerjaan diperkenankan untuk berkelompok kecil. Guru merangsang siswa untuk aktif bertanya dan berdiskusi untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Prinsip scaffolding juga diterapkan pada penelitian ini, dimana siswa dibimbing dalam
membuat pohon masalah untuk menemukan solusi permasalahan. Dengan membuat pohon masalah siswa dituntut menuangkan ide-ide mereka.
2.1.1.2 Teori Brunner
Jerome Bruner merupakan ahli psikologi yang menganjurkan pembelajaran dengan penemuan. Menurut Trianto 2007: 26, belajar penemuan
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik . Pembelajaran penemuan
merupakan suatu pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu. Belajar dengan
12
penemuan mempunyai beberapa keuntungan antara lain: memacu keingintahuan siswa, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya sehingga mereka
menemukan jawaban, dan belajar memecahkan masalah secara mandiri serta melatih ketrampilan berpikir kritis.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan belajar penemuan adalah PBL. Penerapan PBL dalam pembelajaran Fisika sesuai dengan teori
Bruner, menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil
yang paling baik. Siswa belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan
melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan konsep dan prinsip itu sendiri. Pada PBL berbantuan pohon masalah, siswa diajak
menemukan solusi dari permasalahan yang mereka dapatkan. Pohon masalah digunakan sebagai alat bantu siswa dalam proses penemuan. Untuk menyusunnya,
siswa diajak berpikir secara runtut, menghubungkan sebab-akibat permasalahan sampai siswa dapat menemukan solusi permasalahan. Hal tersebut dapat melatih
kemampuan berpikir kritis siswa.
2.1.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut pandangan rekonstrivistik, belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-
masukan yang masuk ke dalam otak Anni Rifa’i, 2012: 114. Inti dari pembelajaran konstruktivis adalah siswa dapat mengkonstruk
sendiri informasi yang diperolehnya. Menurut teori konstruktivis yang penting adalah guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi
13
pengetahuannya melalui pengalaman yang diperolehnya sendiri. Guru dapat memberikan stimulus ataupun rangsangan-rangsangan berupa pertanyaan maupun
tugas untuk membangun pengetahuan siswa. Guru juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide-ide mereka dalam
menyelesaikan masalah mengenai apa yang dipahaminya.
Dari uraian di atas, maka dalam pembelajaran yang mengacu pada pandangan konstruktivisme menekankan pada langkah-langkah berikut. Pertama guru sebaiknya
memilih pengalaman belajar yang mendukung konsep yang akan dipelajari siswa. Kedua, siswa menyusun pengertian pribadinya terhadap pengalaman belajar tersebut,
sehingga pengetahuan yang disusun itu harus bermakna bagi siswa itu sendiri. Ketiga, pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh siswa itu sendiri dievaluasi melalui diskusi,
masing-masing siswa mengemukakan pendapatnya dan guru berperan sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif. Keempat, masing-masing siswa mengkonstruksi
kembali tentang pengertiannya dengan dikaitkan pengalaman aslinya. Konstruksi pengetahuan yang sesuai dengan kriteria, akan diterima secara ilmiah, sedangkan
yang tidak sesuai akan dimodifikasi, adaptasi melalui akomodasi sampai diterima
secara ilmiah.
Penerapan teori konstruktivis dalam penelitian ini adalah siswa dapat membangun pengetahuan sendiri dan menyelesaikan soal dengan
membangun ide-ide yang mereka temukan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui model pembelajaran PBL berbantuan pohon
masalah dengan rangsangan-rangsangan dari guru siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
14
2.1.2 Berpikir Kritis